MAMHTROSO.COM – Tak diragukan lagi bahwa siswa-siswi di MA Matholi’ul Huda Troso pasti akrab dengan satu kegiatan intrakurikuler ini, Muhadlarah atau bisa disebut Seni Berpidato. Pasalnya kegiatan ini memang sudah diadakan sejak pertama kali MA Matholi’ul Huda Troso didirikan yaitu pada tahun 2003. Bahkan sebelum berdirinya MA MH Troso, kegiatan intrakurikuler Muhadlarah ini sudah diterapkan selama 3 tahun di MTs. Matholi’ul Huda Troso. Jadi total dilaksanakannya Muhadlarah di Matholi’ul Huda Troso kurang lebih sudah 15 tahunan.
Istilah muhadharah sendiri berasal dari bahasa Arab yang artinya hadir, menghadiri, berkumpul. Akan tetapi pada perkembangan selanjutnya kata ini identik dengan pengertian latihan berpidato. Kegiatan muhadharah identik dengan khithabah yaitu merupakan pengetahuan tentang bagaimana cara berkomunikasi dengan menggunakan seni atau kepandaian berbicara (berceramah).
Khithabah sendiri sering dikatakan sebagai suatu teknik atau metode da’wah yang banyak diwarnai oleh ciri karakteristik bicara seorang da’i pada suatu aktivitas da’wah. Dalam muhadharah, siswa diajarkan untuk berceramah dengan penguasaan, teknik, materi, dan gaya bahasa yang baik sehingga mampu menarik pendengar. Melalui kegiatan muhadharah, siswa dilatih berbicara di depan orang banyak (teman-temannya) layaknya seorang da’i yang sedang berdakwah menyampaikan pesan-pesan dakwahnya.
Kegiatan muhadlarah di MA Matholi’ul Huda Troso diikuti oleh seluruh siswa yang dikelompokkan menjadi 10 kelas putri dan 7 kelas putra. Dilaksanakan setiap hari Selasa dua minggu sekali, pada jam pelajaran ke-7 dan ke-8. Pada semester gasal kemarin sempat dilaksanakan seminggu sekali akan tetapi karena pada semester genap ini ada tambahan jam pelajaran untuk kelas 12 menjelang persiapan UAMBN dan UN sehingga kegiatan Muhadlarah ini hanya bisa dilaksanakan dua minggu sekali bergiliran dengan kegiatan intrakurikuler Pramuka.
Di kegiatan ini siswa tidak hanya dilatih cara menyampaikan isi da’wah atau berceramah saja melainkan diajarkan pula bagaimana menjadi pembawa acara atau MC yang baik. Secara bergiliran, para siswa akan tampil berpidato membawakan materi di hadapan para santri yang lain dan disimak oleh guru pembimbing. Dalam pidatonya itu mereka wajib mengutip ayat, hadis dan pandangan para ulama terkait dengan materi yang disampaikan. Di akhir kegiatan, guru pembimbing kemudian memberikan bimbingan dan evaluasi mulai dari MC, penceramah dan pengisi acara lainnya.
Drs. H. Nur Kholis Syam’un, Kepala MA Matholi’ul Huda Troso pada tahun ajaran baru ini memunculkan kebijakan baru tentang kegiatan Muhadlarah ini. Yaitu tidak hanya melatih ketrampilan berpidato dalam bahasa Indonesia namun ditambah dengan ketrampilan bahasa jawa. Ini karena out put dari siswa-siswi MA Matholi’ul Huda Troso diharapkan mempunyai kekuatan mental dan siap berbicara di tengah-tengah masyarakat.
Untuk meningkatkan gairah siswa dalam belajar Muhadlarah pihak Madrasah setiap satu semester sekali mengadakan Lomba Nada dan Dakwah antar kelas. Utusan-utusan da’i dari masing-masing kelas berlomba-lomba untuk menjadi yang terbaik dalam lomba tersebut.
(Syah)