Troso, MAMHTROSO.com – Seluruh civitas akademika MTs. Dan MA Matholi’ul Huda Troso Pecangan Jepara mengikuti apel pagi kemarin, Sabtu (21/9/2019). Yaitu sebanyak 1.100-an siswa dan 50 dewan guru berkumpul tepat pada pukul 07.00 WIB dan siap untuk mendengarkan informasi dan motivasi dari Kepala Madrasah.
Agenda apel pagi ini seperti biasanya dipimpin langsung Kepala Madrasah Aliyah Matholi’ul Huda Troso yaitu Drs. H. Nur Kholis Syam’un. Tujuannya tentu untuk memberikan bekal konsep kehidupan kepada seluruh siswa sebagai pedoman yang fundamental. Dasar-dasar aqidah islam juga sering ditekankan kepada siswa dengan harapan seluruh siswa dapat mempraktikkan dalam kehidupannya sehari-hari. Selain itu juga dalam apel pagi ini biasanya dipergunakan untuk memberikan informasi terkait agenda-agenda madrasah ke depannya.
Pada apel kali ini beliau menyampaikan bahwa siswa-siswi yang sekolah di madrasah harus berbeda dengan siswa-siswi yang ada di sekolah umum. Karena di madrasah siswa-siswi diberikan bekal setiap saat untuk berperilaku sesuai dengan agama Islam. Maka tidak pantas jiwa ada siswa yang sekolah di madrasah tetapi perilakunya jauh dari norma agama, apalagi malah lebih parah dari siswa yang ada di sekolah umum.
Adanya peraturan di madrasah merupakan hasil dari kesepakatan para guru dan sudah disesuaikan dengan aturan muslim/mukmin. “Mau sekolah disini tetapi tidak mau mengikuti aturannya bearti termasuk orang yang keblinger. Aturan itu ada supaya menjadi orang-orang yang baik. Maka bagi anak-anak yang baik sebetulnya sudah tidak butuh lagi tata tertib, Ojo malah sak karepe dewe”, ungkap Drs. H. Nur Kholis Syam’un pagi itu.
Beliau juga mengingatkan agar siswa-siswi MTs. dan MA Matholi’ul Huda Troso agar segera sadar bahwa visi-misi yang dicanangkan oleh madrasah adalah untuk menjadikan siswa-siswinya menjadi manusia-manusia yang mulia nantinya. Jika masih ada siswa yang sering melanggar, maka sejatinya dia tidak paham bahwa untuk menjadi seseorang yang mulia harus memiliki perilaku yang mulia, ucapan yang mulia, dan juga pola pikir yang mulia.
أَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى أَدْوَمُهَا وَإِنْ قَلَّ
Artinya : ”Amalan yang paling dicintai oleh Allah Ta’ala adalah amalan yang kontinu walaupun itu sedikit”.
Kebiasaan itu harus dimulai dari hal-hal kecil, terutama ketika berada di madrasah. Jika amalan-amalan itu dilakukan terus menjadi konsistensi/istiqomah, maka tentu akan dapat masuk ke dalam hati dan juga menjadi sebuah karakter. Seperti contoh ketika siswa jama’ah sholat dzuhur, ketika sudah iqomah maka harus membiasakan segera berdiri dan membentuk barisan saf sholat dengan cepat, ini termasuk kebiasaan-kebiasaan mulia.
Contoh yang lain jika siswa di dalam kelas ketika proses belajar mengajar juga harus memperhatikan guru yang mengajar. Tidak kemudian malah tidur atau ngobrol dengan teman yang lain, karena itu termasuk perilaku yang tidak mulia. Ketika siswa ke kamar kecil juga sebagaimana normalnya saja, jangan setiap pergantian jam selalu ke kamar kecil. Mulai muncul fenomena siswa memakai sepatu yang tidak sesuai aturan madrasah. Dan juga masih saja ada siswa yang tidak membuang sampah pada tempatnya.
Kebiasaan-kebiasaan buruk ini harus diubah. Kepala Madrasah menegaskan agar siswa-siswi semuanya sadar. Betul-betul sadar bahwa kebiasaan itu adalah sesuatu yang menjadi karakter. Maka siswa yang memiliki kebiasaan buruk berarti memiliki karakter buruk, dan tidak mungkin menjadi manusia yang mulia. Sebaliknya, siswa yang memiliki kebiasaan baik, berarti memiliki karakter baik, dan semoga nantinya menjadi manusia-manusia yang mulia. (Syah)