Musik, bagi sebagian orang menjadi hiburan yang mengasyikkan. Terlebih bila menguasai cara memainkan alat tertentu, hampir bisa dipastikan seluruh waktu luangnya akan digunakan untuk mengasah kemampuannya bermain musik. Setidaknya pernyataan itu terbukti sahih seperti yang dilakukan beberapa siswa MA Matholi’ul Huda Troso yang kerap menghabiskan waktu luangnya bermain musik di studio yang dimiliki almamaternya.
Adalah Noor Hidayat, seorang siswa kelas XI IPA-1 sedang berbincang dengan Muhammad Iqbal, siswa kelas XII IPS-2 di teras kelas seusai PBM, Senin (28/11/2011). Sesaat kemudian datanglah lima orang temannya yang langsung menghampiri Dayat dan Iqbal. Rupanya mereka telah merencanakan sebelumnya untuk berlatih di studio musik pasca-PBM.
Setelah memasuki ruang kedap suara itu, mereka langsung memegang alat-alat musik yang dibidanginya. Dayat memegang gitar melody, Iqbal memegang bass, Nailin Nikmah pada rhytme, Haidar Mahameru menggebuk drum, dan Lutvi Novia sebagai vokalisnya. Sedangkan Abdul Hakim dan Budi Santausa menunggu giliran dengan temannya. Biasanya, durasi waktu tiga jam per hari mereka habiskan untuk berkumpul dan berlatih bersama di studio tersebut.
Sebenarnya, kelompok itu sudah terbentuk sejak lama, bahkan sebelum almamaternya memiliki studio musik sendiri. Pada awalnya grup itu hanya beranggotakan Dayat, Iqbal, Budi, dan Tiar. Mereka sering bermain di beberapa studio musik di bilangan Pecangaan. Tentu saja, mereka harus menguras kocek untuk menyewa studio itu. Paling tidak mereka harus iuran sepuluh ribu rupiah per kepala. Dalam seminggu, mereka dapat berlatih satu hingga dua kali.
Kehadiran studio musik baru di MAMH Troso tentu saja disambut gembira oleh mereka yang pada dasarnya sangat menyenangi musik itu. Mereka jadi sering menghabiskan waktu bermain di studio itu tanpa harus memikirkan beban sewa studio yang harus mereka tanggung. Apalagi pihak madrasah tidak terlalu memberikan batasan waktu penggunaan studio, sehingga mereka dapat sepuasnya berlatih dan mengembangkan kemampuanya di bidang musik.
Saat nge-jam, mereka sering membawakan lagu-lagu pop populer. Mereka memilih jalur musik itu karena lebih mudah bagi mereka untuk mendalami rangkaian not-not dan ketukan drumnya. “Yang gampang-gampang dulu, nanti kalau sudah lancar, baru latihan yang lebih berat sedikit.”, ungkap Budi saat menunggu giliran dengan temannya.
Saat ditanya soal rencana mengarang lagu sendiri, mereka mengiyakan. Obsesi mereka pada dasarnya memang ingin membuat lagu sendiri, tentunya yang beraliran pop indie. “semoga saja bisa mengarang lagu sendiri.”, ucap Dayat di sela-sela latihan. (aaf)