Troso, MAMHTROSO.com – Madrasah Aliyah dan Madrasah Tsanawiyah Matholi’ul Huda Troso Pecangaan Jepara selenggarakan “kemadrasahan” sebagai bentuk kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (PLS) pagi ini, Sabtu (20/7/2019).
Untuk hari pertama kemadrasahan langsung disampaikan oleh Kepala Madrasah Aliyah Matholi’ul Huda Troso, Drs. H. Nur Kholis Syam’un. Beliau memberikan penjabaran salah satu pancajiwa sebagai nilai-nilai yang ada di madrasah, yaitu “Keikhlasan”.
Sebelumnya beliau mengajak berdoa bersama untuk madrasah supaya pembangunan selalu dilancarkan oleh Allah dan semoga madrasah semakin memberkahi umat. Kemudian untuk para orang tua dan guru, semoga selalu dimudahkan urusannya dan dilimpahkan rizkinya yang barokah.
Nilai “Keikhlasan” memang tidak lepas dari sebuah niat. Beliau mengingatkan bahwa niat yang benar ketika seorang siswa pergi sekolah adalah untuk mencari keridlaan dari Allah SWT. atau atas dasar lillahi ta’ala. Jika ada seorang siswa yang sekolah tujuannya supaya nanti mendapatkan perkerjaan yang diinginkannya, maka itu adalah sebuah kesia-siaan. Dan pasti akan merasakan kekecewaan.
Bentuk-bentuk kongkrit dari kata “keikhlasan” ini tentu seorang siswa harus tulus ikhlas ketika diajar atau dididik oleh gurunya. Siswa juga harus tulus dan ikhlas mengikuti agenda-agenda madrasah sebagai salah satu bentuk pendidikan. Karena dari keikhlasan itulah sebagai salah satu syarat utama untuk mendapatkan ilmu yang manfaat.
Seperti contoh gerakan infaq madrasah seribu-seribu, pembayaran SPP, make up ketika acara pentas, dll. Ketika siswa kurang ikhlas untuk berinfaq untuk madrasah walaupun hanya seribu-seribu, maka yang timbul nanti adalah fitnah. Ketika siswa tidak mau sederhana mengenakan make-up pada saat pentas, maka nanti yang muncul hanya fitnah. Maka syarat utama dalam pendidikan di Madrasah Aliyah maupun di Madrasah Tsanawiyah Matholi’ul Huda Troso adalah nilai keikhlasan.
“wong sing ikhlas iku : padang pikire, jembar dadane, dowo umure, akeh ganjarane, suargo panggonane”, ungkap kepala madrasah.
Maksudnya adalah dengan jiwa keikhlasan yang berarti semuanya diniatkan karena Allah. Maka seseorang pasti akan merasakan tenang pikirannya, lapang dadanya, panjang umurnya, banyak pahalanya, dan surga tempatnya. Akan tetapi sebaliknya jika seseorang dalam melakukan segala sesuatu tidak diniatkan karena Allah, tetapi malah justru diniatkan untuk mendapatkan sesuatu (materi, jabatan, meninggikan namanya) maka itu hanyalah kesia-siaan.
مَنْ عَمِلَ عَمَلًا لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ
Artinya : “Barang siapa yang mengerjakan suatu amalan yang tidak ada tuntunannya dari kami maka dia adalah orang yang tertolak”. Itu berarti segala perbuatan dan segala amalan kalau tidak diniatkan karena Allah maka perbuatan tersebut ditolak oleh Allah atau dengan kata lain perbuatan itu sia-sia. (Syah)