Troso, MAMHTROSO.com – Semangat jiwa muda menjadi topik yang diangkat Lia Listiana dalam acara ceramah bertajuk Morning Briefing di halaman madrasah, Ahad (03/02/2013) pagi. Siswi kelas XII IPA-1 itu mengatakan bahwa pemuda sebagai penentu nasib masa depan bangsa.
Dalam orasinya yang berjudul “Peran Pemuda Dalam Pembangunan Bangsa” itu, Lia tampil tidak hanya berapi-api, tapi juga sesekali menyelingi dengan rangkaian kalimat ritmis.
“Kita adalah pemuda bangsa calon pemimpin negeri ini, dan calon penentu maju atau mundurnya suatu bangsa ini,” ungkap Lia. Gadis kelahiran Jepara, 8 November 1995 itu menambahkan, maju atau mundurnya suatu bangsa dapat diukur dari baik atau buruknya pemudanya. “Jika pemudanya baik, maka akan baik pula negeri itu. Akan tetapi sebaliknya, jika pemudanya berakhlak buruk, maka wallahu a’lam,” paparnya.
Untuk mencapai kemajuan suatu bangsa, tambah Lia, perlu ada usaha dan kesungguhan yang ekstra. “Jika kita mau berusaha untuk menjadi lebih baik, kita mau berusaha untuk belajar, mau berusaha untuk berakhlak mulia, belajar untuk bekerja, maka yang kita hadapi adalah jalan yang lurus menuju masa depan yang cerah. Tetapi, jika kita malas, maka yang kita hadapi adalah masa depan suram alias madesu,” ungkap Lia. Tidak hanya soal semangat, Lia menjelaskan pula bahwa pemuda harus memiliki jiwa bertanggung jawab penuh terhadap bangsa.
{youtube}9_O6xxPDFyg{/youtube}
Lebih lanjut, Lia mengutip perkataan mantan presiden RI B.J. Habibie tentang 5 kelemahan yang perlu ditaklukkan untuk menjadi generasi yang tahan banting. “Setidaknya ada 5 kelemahan yang ada dalam diri kita. Lemah fisik, lemah harta, lemah ilmu, lemah semangat hidup, dan yang paling kita takutkan adalah lemah akhlak,” jelasnya. Dikatakannya, jika kelima kelemahan itu tidak dapat ditaklukkan, maka seorang pemuda hanya akan menjadi penghambat proses pembangunan suatu bangsa. “Apabila itu ada dalam diri kita, maka kita tidak akan menjadi penentu majunya bangsa ini, justru menjadi virus pembangunan, perusak pembangunan, dan penghancur pembangunan, nau’dzubillah min dzalik,” paparnya.
Lalu, apa yang harus dilakukan pemuda untuk mewujudkan dalam pembangunan? “Setidaknya ada 5 olah yang perlu kita lakukan. Olah rasa agar iman melekat, olah rasio agar ilmu meningkat, olah raga agar badan sehat, olah usaha agar ekonomi kuat, dan oleh kinerja agar produktivitas meningkat,” jelas Lia. Hal itu sesuai dengan anjuran Islam agar pemuda menjadi agresif, produktif, inovatif, dan kreatif.
Untuk menjadi generasi penerus yang dapat diandalkan, Lia mewanti-wanti seluruh temannya agar mereka tidak terjebak dalam kemalasan. Anak terakhir dari 3 bersaudara itu mencontohkan, pemuda layak meniru etos kerja seorang loper koran ketimbang pegawai kantoran. “Banyak orang besar yang sukses dimulai dari menjual koran. Bukan masalah menjual korannya yang harus kita teladani, tetapi etos kerja mereka yang harus kita teladani,” jelasnya. Ia membandingkan dengan kinerja amburadul yang kerap ditunjukkan oleh oknum pegawai kantoran. “Jangan meniru mental kerja pegawai kantor, yang pekerjaannya seperti kolor, sedikit-sedikit bisa kendor, sukanya molor, ke sana ke mari sukanya naik motor, dan kalau bekerja, hanya mau pas dikasih honor,” papar Lia dengan gaya bahasa ritmis.
Kamad MTs MH Troso Soal Sampah
Sebelum Lia berorasi, Kepala MTs MH Troso Karwadi berkesempatan menyampaikan pidato singkat. Dalam pidatonya, Karwadi menyoal tentang rendahnya kesadaran warga madrasah dalam menjaga kebersihan. Menurutnya, banyak di antara mereka yang suka membuang sampah sembarangan.
“Apa sih susahnya membuang sampah pada tempatnya?” ujar Karwadi mengawali ceramahnya. Pertanyaan itu cukup beralasan. Pasalnya, meski sudah disediakan tempat sampah di banyak titik, namun tetap saja sebagian siswa yang membiarkan sampah berserakan. Bahkan, sejumlah siswa sampai menimbun sampah di dalam laci meja. “Padahal sudah ada tempat sampah di dalam maupun di luar kelas, tapi kenapa masih saja malas untuk membuang sampah di sana (tempat sampah-red), justru malah menimbunnya di dalam laci,” kata Karwadi.
Karwadi mengharapkan, kepedulian warga madrasah dalam menjaga kebersihan dapat terus ditingkatkan.
Penyerahan Trofi
Selain ceramah, dalam acara Morning Briefing kali ini juga digelar penyerahan trofi simbolis dari siswa ke madrasah. Sejumlah trofi tersebut merupakan penghargaan yang diperoleh kontingen MAMH Troso pada kompetisi pramuka bertajuk Temu Karya Penegak (TKP) VIII yang digelar di Universitas Muria Kudus, awal Februari lalu. Trofi diserahkan dari siswa yang telah berhasil merebutnya, dan diberikan kepada guru mereka.
Sederet prestasi yang berhasil diukir dari kompetisi se-Eks-Karesidenan Pati itu meliputi juara ketiga lomba poster putra, juara ketiga lomba Wide Game putri, juara kedua Wide Game putra, juara kedua lomba K3 putri, juara pertama lomba baris-berbaris putra dan putri, juara pertama lomba karaoke putri, dan juara pertama lomba Orienteering Game putri. Atas prestasi itu, MAMH Troso didapuk sebagai peraih gelar paling prestisius pada ajang tersebut, yakni menjadi juara umum, dan berhak memboyong trofi bergilir Rektor UMK. (aaf)