Troso, MAMHTROSO.com – Perhelatan akbar bertajuk Class Meeting Semester Gasal 2013 memasuki hari terakhir, Senin (16/12) pagi. Puncak acara ditandai dengan digelarnya lomba perkusi dari barang-barang bekas. Lomba itu sekaligus menutup pekan olahraga dan seni antarkelas tahun ini.
Lomba ini diikuti oleh 15 kelompok musik perkusi yang rata-rata beranggota belasan hingga puluhan personel. Selain memainkan perkusi dari barang-barang bekas seperti potongan drum, kentongan bambu, baskom bocor, botol kecap dan barang-barang tak berguna lainnya, mereka juga menampilkan koreografi tarian yang menawan.
Tidak hanya itu, atraksi barongan hingga dadak merak juga menjadi magnet tersendiri bagi penonton yang memadati halaman MA Matholi’ul Huda Troso. Bahkan, beberapa tim berani menampilkan atraksi yang mendebarkan seperti adu gelut ala pencak silat, hingga fire breathing alias menyemburkan api dari mulut.
Dari sekian banyak kelompok yang berunjuk gigi, penampilan tim dari kelas XII IPA-1-lah yang paling banyak menyita perhatian penonton. Perpaduan teknik gebuk perkusi yang mantap serta koreografi tarian yang lincah menjadikan kelompok ini memperoleh penilaian tertinggi dari para juri. Tak heran bila tim ini berhasil meraih gelar juara pertama.
Atraksi yang tidak kalah seru juga disajikan anak-anak kelas XII IPS-3. Tampil dengan konsep reog ponorogo, kelompok yang digawangi Mohammad As’ad dan kawan-kawan itu menyuguhkan atraksi elegan sekaligus menegangkan. Selain menampilkan tarian jathilan, ada juga atraksi memakan “beling” hingga mengupas kulit kelapa dengan gigi. Replika dadak merak buatan sendiri juga tampak dimainkan oleh salah seorang personel. Pertunjukan semakin lengkap dengan atraksi bela diri. Atas penampilan luar biasa tersebut, kelompok ini akhirnya berhasil menempati peringkat kedua.
Sementara itu, posisi ketiga ditempati kelompok perkusi dari kelas XII IPA-2. Konsep yang disajikan tidak jauh beda dari tim lain, yakni menyajikan kolaborasi cantik antara ansambel perkusi dan komposisi tarian berkonsep jathilan. Hebohnya, kelompok ini tampil dengan tambahan replika liong naga yang juga hasil karya mereka sendiri.
Persiapan Panjang
Kemeriahan lomba perkusi kali ini tidak terlepas dari persiapan panjang dan melelahkan yang dilakukan oleh masing-masing kelompok. Selain menyiapkan konsep tampilan, mereka juga harus menyiapkan segala properti pendukung yang dibutuhkan. Untuk membentuk satu tim lengkap dengan atribut dan perlengkapannya, mereka menghabiskan waktu hampir 2 minggu dan juga harus merogok kocek yang cukup besar.
“Kita ingin menampilkan sesuatu yang bisa memberi kesan ‘wow’,” kata Muhammad Mujab Juhaini, salah seorang pentolan dari kelas XII IPA-1. Menurutnya, banyak kelompok perkusi yang mempersiapkan penampilan dengan matang, tanpa memikirkan gelar juara. “Ini kegiatan terakhir dalam class meeting, jadi kita harus tampil maksimal. Semangat ini sama seperti kawan-kawan dari kelompok lain. Kita tidak memikirkan dapat juara berapa, yang penting tampil total,” kata Mujab. (Agus Ahmad Fadloli)