Batukali, MAMHTROSO.com – Sangga MA Matholi’ul Huda Troso akhirnya tampil sebagai juara tergiat putra pada event Survival XXVI tahun 2013 di desa Batukali, Kalinyamatan, Jepara, Jumat (28/6/2013). Sangga ini mempertahankan gelar juara yang pernah diraihnya pada Survival XXV, tahun 2011 silam.
Ajang pramuka tingkat Kwartir Cabang (Kwarcab) Jepara ini digelar selama 5 hari dan dimulai sejak Senin (24/6/2013) lalu. Kegiatan ini diikuti oleh 860 peserta dari anggota pramuka penegak perutusan dari 45 pangkalan SMA sederajat se-Jepara, serta 105 orang Pembina pendamping.
Sangga putra yang dipimpin oleh Noor Arif itu berhasil mengumpulkan nilai tertinggi dengan total 1.100,3 dari 17 jenis giat prestasi yang dilombakan, mengungguli SMKN 3 Jepara yang menempati peringkat kedua dengan total nilai 1.064,7, serta SMAN 1 Pecangaan yang menjadi tergiat ketiga dengan total nilai 1.052,3.
Sementara itu, sangga putri yang juga dikirimkan dalam ajang tersebut belum bisa meraih nilai maksimal seperti rekan setimnya. Sangga yang dimotori oleh Siti Khotijah dan kawan-kawan itu harus puas menempati posisi ketiga setelah mengemas nilai 999,7. Gelar tergiat pertama masih dipegang oleh juara bertahan SMKN 3 Jepara dengan raihan nilai 1.057,3 disusul MA Matholibul Huda Mlonggo dengan total nilai 1.034,7.
Hasil kejuaraan itu dibacakan oleh anggota Andalan Kwarcab Jepara, Dedi Irawan, seusai seremoni upacara penutupan. Selain membacakan daftar sangga tergiat, Dedi juga berkesempatan mengumumkan daftar sangga yang menjadi juara untuk setiap mata lomba.
Dalam event ini, sangga putra MAMH Troso berhasil meraih juara 1 Menembak, juara 1 Pertolongan Pertama, juara 1 K-5 Perkemahan, juara 2 Pioneering, juara 3 Menaksir Lebar, juara 3 Poster, dan juara 3 Morse. Sementara itu, sangga putri tercatat berhasil menjadi juara 2 pada lomba Peta Perjalanan, juara 3 Geguritan, dan juara 3 Menaksir Lebar. Untuk lomba per-pangkalan, MAMH Troso berhasil meraih juara 2 pada lomba Senam Pramuka.
Dibuka Bupati Jepara
Kegiatan Survival XXVI dibuka secara resmi oleh Kamabicab yang juga menjabat Bupati Jepara, Ahmad Marzuki, Senin pagi. Acara ini dilangsungkan di halaman SMKN 1 Kalinyamatan, Jepara.
Dalam sambutannya, Bupati menyatakan bahwa pramuka sebagai wadah pendidikan di luar sekolah dan keluarga yang mampu memberi kegiatan yang positif, menanamkan sikap kedisiplinan dan semangat kejuangan yang gigih. Watak dasar positif ini, menurut Bupati, sangat diperlukan bagi pengembangan generasi muda harapan bangsa. “Siapa yang sungguh-sungguh pasti akan berhasil”, ujar Bupati.
Bupati menambahkan, kegiatan pramuka juga digadang-gadang mampu menepis generasi muda dari berbagai kegiatan negatif, seperti bahaya narkoba. Sebab menurutnya, peningkatan kasus narkoba di Jepara dari tahun ke tahun cenderung mengalami peningkatan. “(Kasus narkoba di Jepara, red) ibarat fenomena gunung es, masih banyak kasus-kasus narkoba yang belum terlihat,” papar Bupati.
Selain membuka secara resmi, Bupati juga menyerahkan secara simbolis peralatan bakti kepada perwakilan peserta.
Sementara itu, Ketua Penyelenggara M. Khoirul Anwar, dalam laporannya mengungkapkan, terdapat berbagai kegiatan dalam event Survival kali ini, mulai dari kegiatan umum, kegiatan rutin, kegiatan pilihan, kegiatan prestasi atau lomba, dan kegiatan favorit.
Jalannya Kegiatan
Survival XXVI di hari pertama, Senin (24/6/2013) belum diwarnai dengan kegiatan lomba. Peserta hanya mengikuti acara Welcome Night bersama warga desa Batukali.
Kegiatan prestasi mulai terlihat saat memasuki hari kedua, Selasa (25/6/2013). Sebanyak tiga kegiatan prestasi pangkalan digelar sejak pagi hingga malam hari, mulai dari Lomba Baris-Berbaris (LBB), Senam Pramuka, dan Penyisihan Cerdas Tangkas (Cerkas) Pramuka.
Di hari ketiga, Rabu (26/6/2013), kegiatan lomba dilanjutkan dengan Survival Race. Lomba yang disebut-sebut paling berat ini dimulai sejak pagi. 5 perwakilan peserta yang dikirimkan setiap sangga itu diharuskan menempuh perjalanan selama 2 hari 1 malam. Selama perjalanan berlangsung, sejumlah teknik kepramukaan dan teknik survival dilombakan, semisal perpetaan, menaksir, morse, semaphore, pertolongan pertama, serta Pengetahuan Perlengkapan, Pakaian, dan Makanan (PPPM).
Selain Survival Race, dilangsungkan pula lomba menggambar poster untuk sangga putra, lomba geguritan untuk sangga putri, lomba Pioneering, dan final lomba Cerkas.
Lomba memasak dan menembak dilaksanakan di hari keempat, Kamis (27/6/2013). Selain itu, kegiatan Api Unggun dan Malam Cakra dilangsungkan di malam harinya. Dalam acara ini, setiap Bina Wilayah (Binwil) menampilkan pentas seni di hadapan peserta Survival. Penampilan terbaik dianugerahi gelar sebagai Binwil Terfavorit.
Kegiatan terakhir diisi dengan upacara penutupan oleh Wakil Bupati Jepara Subroto, Jumat (28/6/2013). Penutupan ini ditandai dengan pelepasan tanda peserta oleh Wakil Bupati.
Berprestasi Tapi Masih Perlu Pembenahan
Keberhasilan sangga putra MAMH Troso memboyong kembali trofi Tergiat Survival tahun ini disambut apresiatif oleh sejumlah pihak.
“Selamat bisa membawa kembali trofi bergilir putra. Fokus berikutnya pada Gladi Widya Cakra Adi Birawa, September nanti,” kata anggota DKC Jepara Fiki Akmalul Romadhon seusai kegiatan.
“Walaupun kata pelatihnya ’latihan anak2 baru 40%’, tapi yo tetep juara…selamat adek2 MAMH Troso… you are the best,” ujar mantan instruktur kontingen MAMH Troso Miftahul Anam via Facebook.
Kendati demikian, kemenangan yang ditorehkan anak-anak MAMH Troso masih menyisakan sejumlah catatan.
Menurut Anam, skuad tahun ini terlihat mengalami penurunan kualitas jika dibanding dengan skuad-skuad sebelumnya. “Yang paling terlihat adalah tim putri. Tahun lalu bisa menampati posisi kedua, sedangkan tahun ini turun menjadi tergiat ketiga,” tutur Anam.
Lebih lanjut Anam mengungkapkan, pembenahan mental berlomba dalam diri anak perlu ditingkatkan untuk bisa mendapatkan keberhasilan seperti tahun-tahun sebelumnya. “Kalau soal teknik saya rasa pelatih sudah sangat mumpuni. Yang terpenting adalah bagaimana agar mentalitas anak-anak dalam berlomba dapat digembleng sedemikian rupa, sehingga bisa benar-benar on fire saat lomba berlangsung,” jelas Anam.
Anam menambahkan, pembentukan pasukan khusus juga dapat dilakukan untuk menghasikan performa ‘mesin tempur’ kontingen MAMH Troso yang lebih trengginas. “Passus (pasukan khusus) yang siap pakai kapan pun, saya rasa perlu dibentuk dan dimatangkan jauh-jauh hari sebelum lomba,” pungkas Anam. (Agus Ahmad Fadloli)