MAMHTROSO.COM, TROSO – Pementasan acara perpisahan siswa kelas XII MA Matholi’ul Huda Troso yang bertajuk Panggung Gembira Tahun 2014, Rabu (18/6), berlangsung meriah. Acara perpisahan ini menampilkan berbagai macam atraksi seni ala siswa tingkat akhir yang dikemas secara apik dan atraktif.
Pentas yang melibatkan sedikitnya 160 siswa kelas XII ini terlihat megah dengan perpaduan kostum yang penuh warna dan tata panggung elegan yang mengusung tema modern minimalis. Tidak heran, acara berdurasi hampir 5 jam ini mampu menyedot perhatian ribuan penonton yang memadati halaman MTs-MA Matholi’ul Huda Troso tersebut.
Kelompok rebana tampil sebagai pembuka pentas Panggung Gembira kali ini. Sederetan lagu salawat dibawakan dengan apik oleh trio penyanyi Agus Budiyanto, Ana Lutfiana Pratama, dan Nor Lathifah. Mereka bernyanyi dalam iringan musik kolaborasi rebana dan keyboard piano. Selain bersalawat, kelompok ini juga menampilkan deklamasi puisi.
Panggung Gembira 2014 dibuka secara resmi oleh Kepala MA MH Troso Drs. H. Nur Kholis Syam’un, yang ditandai dengan pemotongan pita.
Dalam sambutannya, Kepala Madrasah memberi apresiasi kepada seluruh pihak yang telah bersusah payah menyukseskan acara tahunan ini. “Hari ini, anak-anak kelas XII Aliyah akan menampilkan sekian macam mata acara. Ini adalah prestasi yang luar biasa untuk level anak Aliyah,” ucapnya.
Apalagi, lanjutnya, persiapan dilakukan oleh mereka relatif singkat, yaitu hanya satu setengah bulan. “Sulit kita membayangkan, (siswa) di madrasah lain (bisa berbuat) seperti yang ada di Troso. Ini bukan untuk gagah-gagahan, tetapi tahadduts bin ni’mah,” ungkapnya disambut tepuk tangan riuh para penonton.
Beliau mengaku yakin seluruh siswanya dapat menjadi generasi yang hebat apabila mereka mendapat pembinaan dan bimbingan yang berkelanjutan. “Pasti akan memunculkan sebuah potensi yang luar biasa,” imbuhnya.
Kepala Madrasah mengungkapkan, Panggung Gembira 2014 ini diharapkan menjadi ajang latihan bagi siswa agar tidak mudah menyerah, tahu arti pengorbanan dan perjuangan.
Seperti pada seremonial pembukaan Panggung Gembira tahun lalu, sebuah sajian tari penyambutan dipentaskan sebelum Kepala Madrasah membuka acara. Kali ini, Tari Pasambahan asal Kepulauan Riau menjadi pilihan kelompok tari pimpinan Lailatul Fitriyah tersebut. Setelah itu, para penari yang terbalut kostum etnik berwarna merah ini kembali unjuk gigi dengan menampilkan Tari Tortor asal Batak Toba.
Selanjutnya, kelompok paduan suara giliran muncul. Dengan balutan kostum batik biru dan ungu, mereka membawakan 4 buah lagu, termasuk salah satu di antaranya lagu Mars Matholi’ul Huda. Lagu ini baru di-launching dan bakal menjadi lagu mars resmi Yayasan Matholi’ul Huda Troso.
Seusai penampilan kelompok paduan suara, seluruh penonton dihibur dengan penampilan kelompok musik band. Digawangi Abdul Khakim pada gitar melodi, Bayu Yuliyanto pada gitar ritem, Latif Asrofi pembetot gitar bass, Atroful Ain pada drum, Ronal Tholhah Khasbollah pada djembe, Muidatul Aflah pada keyboard piano, serta Agus Budiyanto dan Yuni Wahyuningsih pada vokal, grup ini memainkan lagu “Welcome to My Paradise”, “Panggung Sandiwara”, dan “Azza” secara berurutan.
Berikutnya, kelompok atraksi beladiri taekwondo tampil menghebohkan. Dengan cukup kompak, mereka mendemonstrasikan gerakan poomsae alias jurus yang dikolaborasikan dengan koreografi unik. Setelah itu, atraksi dilanjutkan dengan peragaan kyorugi atau teknik bertarung. kemudian, kelompok yang digawangi Mohammad As’ad dan kawan-kawan ini unjuk kebolehan menghancurkan benda keras atau Kyukpa.
Tarian kontemporer bernuansa modern dance kembali dipertunjukkan pada Panggung Gembira kali ini. Kelompok putra yang digawangi Muhammad Iqbal Firmansyah dan kawan-kawan tampil dengan pakaian serba hitam, serta topeng yang menutupi wajah. Sementara kelompok putri yang beranggotakan Imro’atul Latifah dkk nge-dance dalam balutan kaos dan celana hareem. Kedua kelompok ini menari dalam irama musik khas dubstep.
Setelah disuguhi penampilan modern dance yang energik, penonton kembali dihibur dengan tarian daerah nan gemulai. Sebanyak 10 penari berkostum merah jambu ini mementaskan medley tarian nusantara dari sejumlah daerah di Indonesia.
Selanjutnya, Kusrinzal Ardiyanto dkk giliran tampil dalam pentas drama kabaret berjudul “Kabayan Jadi Boyband”. Berlatar di tanah sunda, komedi ini mengisahkan obsesi si Kabayan yang ingin menjadi boyband setelah cintanya ditolak oleh kekasihnya yang tergila-gila pada grup vokal harmoni tersebut.
Kelompok musik band tampil untuk kali kedua seusai pementasan drama kabaret. Kali ini, Duo vokalis Agus Budiyanto dan Ronal Tholhah Khasbollah membawakan tembang “Waktu” dari Bondan & Fade 2 Black, “Bongkar” dari Iwan Fals, dan “Tunggulah Tunggu” milik Monkey Boots. Sebelum lagu dimainkan, mereka mencoba menghibur penonton dengan banyolan segar.
Tarian bernuansa etnik kembali muncul pada pementasan berikutnya. Didahului dengan penampilan tari kreasi “Yamko Rambe Yamko” oleh 5 orang penari putra berpakaian ala suku pedalaman Papua, disusul penampilan 7 penari putri yang memainkan tarian khas Jaipong asal Jawa Barat.
Setelah itu, Misbahul Anam tampil menyanyikan lagu “Gadis atau Janda”. Meski bernyanyi secara lipsync, penampilan Anam cukup menghibur lantaran dandanannya yang nyeleneh. Dia mengenakan kostum separuh laki-laki dan separuh perempuan layaknya karakter Hudson yang sempat populer di layar kaca.
Kesenian Jathilan dan Reog yang tampil setelah tarian kolosal berhasil mencuri perhatian penonton. Atraksi ini diawali penampilan sejumlah penari putri mengendarai kuda kepang. Setelah itu, giliran trio ganongan, barongan dan dadak merak menari dan melakukan atraksi dengan cukup lincah.
Kehebohan masih berlanjut. Kali ini giliran penampilan sejumlah pendekar melakukan atraksi pencak silat. Beragam teknik martial art khas nusantara tersebut didemonstrasikan, mulai dari teknik jurus hingga teknik melumpuhkan lawan.
Pada penampilan berikutnya, Muhammad Mujab Juhaini dan Yuni Wahyuningsih tampil menyanyikan sejumlah tembang campursari. Keduanya bernyanyi dengan iringan puluhan penari latar. Mereka membawakan lagu “Slenco”, “Mister Mendem”, dan “Jambu Alas”.
Pentas drama parodi tampil menjelang akhir acara. Kelompok yang digawangi Muhammad Rofiq dkk ini membawakan lakon “Perseteruan Ahmad Wani Versus Mamad Abas”. Lakon tersebut merupakan plesetan dari kisah perselisihan sejumlah selebritis di tanah air.
Selanjutnya, 3 buah lagu pop melengkapi penampilan kelompok band pada pentas Panggung Gembira 2014. Lagu “Zombie” dibawakan Yuni, “And I Hope” dinyanyikan duo Agus dan Muidatul Aflah, serta tembang “Ya Sudahlah” oleh Ronal dan Khakim.
Panggung Gembira 2014 dipungkasi dengan penampilan Goyang Morena dan diikuti oleh seluruh siswa kelas XII.
Secara keseluruhan, pentas perpisahan yang menampilkan 17 macam acara ini terbilang sukses. Hal itu dilihat dari manajemen waktu pementasan yang tertata rapi.
Selain itu, kualitas atraksi yang disajikan juga mampu mencuri perhatian para penonton. Bahkan tak sedikit penonton yang memuji kehebatan tampilan para siswa tingkat akhir ini. “Good Job~ Good job~ *goyangjari* Keren parah!! Selamat ya kakak kelas, Kalian hebat ^^) Tahun depan telah menanti,” tulis Alya Sarah Nabiela di jejaring sosial Facebook.
“Yang tingkat MA, I like it. Jadi pengen nonton lagi, terutama yang campur sari,” tulis Arfiatul Millah di media yang sama.
Meski begitu, sempat muncul kekhawatiran kalau Panggung Gembira kali ini akan berjalan kurang mulus. Maklum, sehari sebelumnya, Selasa (17/6), pementasan Panggung Gembira untuk siswa MTs mengalami banyak gangguan teknis seperti ngadatnya sistem pengeras suara. Namun, pihak panitia pelaksana akhirnya memastikan kesalahan-kesalan tersebut tidak bakal terulang lagi pada saat pentas siswa MA berlangsung. (Agus Ahmad Fadloli)
Galeri foto kegiatan Panggung Gembira 2014 dapat dilihat di sini
Video dokumentasi kegiatan Panggung Gembira 2014 dapat dilihat di sini