MAMHTROSO.COM – Pengenalan Lingkungan Sekolah Bagi Siswa Baru di MA-MTs. Matholi’ul Huda Troso dilaksanakan mulai pagi ini, Senin (18/7/2016). Salah satu agenda madrasah yang dulu disebut Masa Orientasi Siswa (MOS) bentuk kegiatannya kini sudah diatur dalam Permendikbud no.18 tahun 2016 oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Anies Baswedan.
Bentuk kegiatan pengenalan di MA-MTs. Matholi’ul Huda Troso ini diisi dengan kegiatan spriritual yang kemarin sudah dilaksanakan yaitu halal bi halal, sholat dhuha berjama’ah, dan sujud syukur bersama. Selain kegiatan bersifat spiritual juga diadakannya ceramah-ceramah motivasi dan penyampaian informasi-informasi berkaitan kemadrasahan oleh unsur pimpinan madrasah. Rencananya kegiatan pengenalan ini akan berlangsung selama 4 hari terhitung mulai pagi tadi sampai hari Kamis (21/7/2016).
Setelah bel dibunyikan pada pukul 06.50 WIB seluruh siswa berkumpul di halaman madrasah. Dipandu oleh pembawa acara salah satu siswi Siska Noviana Dewi (XII IPA-3) kegiatan Pengenalan Lingkungan Sekolah Bagi Siswa Baru sesi pertama tadi pagi disampaikan oleh Noor Ubaidillah, S.Pd.I., Kepala MTs. Matholi’ul Huda Troso.
“Indonesia adalah Negara terlama yang dijajah oleh bangsa asing, setiap penjajah pasti akan mencegah perkembangan ilmu pengetahuan di Negara yang dijajahnya tersebut. Makanya mereka membagi ilmu menjadi 2 macam, ilmu umum dan ilmu agama. Jika kedua ilmu ini digabungkan maka akan menjadi kekuatan yang luar biasa”, ungkap Noor Ubaidillah.
Menurutnya pembagian ilmu antara ilmu umum dan agama di Indonesia ini adalah warisan penjajah dan sebagai penghambat perkembangan bangsa. Maka dari itu adanya Madrasah Aliyah (MA) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs.) ini adalah lembaga pendidikan yang menggunakan nilai-nilai dasar Islam sangat pas untuk mengembangkan ilmu pengetahuan sehingga selaras dengan akhlak dan moral.
Dengan maraknya tren di masyarakat yang lebih antusias dengan sekolah kejuruan, Noor Ubaidillah berpendapat bahwa tujuan dari sekolah bukanlah hanya sekedar melatih peserta didik supaya memiliki keahlian tertentu dan mendapat pekerjaan. Akan tetapi esensi dari sekolah sebenarnya adalah kewajiban mencari ilmu dan menghilangkan kebodohan. Tentang kefahaman siswa setelah belajar, atau pekerjaan apa yang didapatkan nanti itu adalah urusan Allah SWT.
Noor Ubaidillah juga menyampaikan bahwa semua ilmu tidak pasti baik, akan tetapi moral dan akhlak sudah pasti baik. “Semua perilaku pasti didasari dengan ilmu, entah itu baik atau buruk, contoh ilmu yang tidak baik diantaranya ilmu nyolong, ilmu ngambil pen temannya. dll. Akan tetapi moral dan akhlak sudah pasti baik. Dan akhlak itu hanya bisa didapat dari ilmu agama”, imbuhnya.
Berkaitan dengan tata tertib di madrasah, Noor Ubaidillah mengungkapkan bahwa peraturan yang diterapkan di MA-MTs. Matholi’ul Huda Troso adalah peraturan yang diadopsi dari nilai-nilai syariat Islam, bukan hanya semata-mata dari kepala madrasah sendiri atau dari dewan guru. Dicontohkan dengan tata cara berpakaian yang baik tidak memperlihatkan aurat dan lekuk tubuhnya, menghormati orang tua dan guru, potongan rambut yang sesuai dengan syari’at Islam, dll.
“Dengan aturan yang memang diambil dari nilai-nilai syari’at Islam, tujuannya adalah untuk menyelamatkan Anda, bukan untuk mengekang Anda”, pungkasnya dalam ceramah motivasi sesi pertama dalam rangka Pengenalan Lingkungan Sekolah Bagi Siswa Baru.
(Syah)