MAMHTROSO.COM – Ceramah Kemadrasahan dalam rangka kegiatan Pengenalan Lingkungan Sekolah (PLS) bagi peserta didik baru MA-MTs. Matholi’ul Huda Troso Tahun Pelajaran 2016/2017 pagi ini diadakan kembali, Selasa (19/7/2016). Ini adalah kali kedua setelah kemarin diadakan ceramah kemadrasahan sesi pertama oleh Noor Ubaidillah, S.Pd.I. dengan tema yang berbeda yaitu tentang keunggulan lembaga pendidikan madrasah.
Sesi kedua ini dimulai seperti kemarin pada pagi hari setelah bel masuk dibunyikan. Yaitu pukul 06.50 WIB dengan diikuti oleh seluruh siswa MA-MTs. Matholi’ul Huda Troso sedikitnya 1.300-an orang siswa.
Risma Rochayati (XII IPA-2) salah satu siswi MA Matholi’ul Huda Troso bertindak sebagai pembawa acara. Risma bertugas membuka, menyampaikan kesimpulan ceramah dan menutup acara ceramah kemadrasahan sesi kedua yang disampaikan langsung oleh Waka. Kesiswaan, Karwadi, S.Ag. Dalam pidatonya beliau menyampaikan tentang tata krama dan etika sebagai siswa yang baik.
MA-MTs. Matholi’ul Huda Troso sebagai lembaga pendidikan Islam sangat menitik-tekankan akhlak, sesuai dengan visi madrasah yaitu “luhur dalam budi tinggi dalam prestasi”. Di lingkungan madrasah atau di lingkungan masyarakat diharapkan siswa-siswi mampu beretika dengan santun dan baik.
“Tata krama dan etika itu diambil dari bagaimana baiknya menurut semua orang, bukan diambil dari bagaimana enaknya. Ketika kalian beretika maka akan datang sebuah kemuliaan. Dan dari kemuliaan itulah akhirnya kalian akan mendapat keselamatan”, ungkap Karwadi di halaman MA Matholi’ul Huda Troso pagi tadi.
Beliau juga menyampaikan bahwa segala sesuatu yang didasari dengan niat yang ikhlas maka di setiap detak jantungnya akan menjadi ibadah. Fenomena siswa yang sulit untuk diajar, mengganggu temannya, tidak menghormati gurunya, beberapa hal ini diakibatkan karena kurangnya ikhlasan dalam diri siswa tersebut. Maka siswa yang kurang ikhlas ini akan merasakan kesusahan dan kerugian, “wes kesel, rekoso, duso, orak entok ganjaran”, imbuhnya mengutip dari bahasa yang sering digunakan oleh Kepala MA Matholi’ul Huda Troso, Drs. H. Nur Kholis Syam’un.
Setiap guru yang mengingatkan, menegur, memberi sanksi kepada siswa yang tidak ikhlas, tujuan bukan untuk membenci siswa tersebut, akan tetapi untuk membenarkan dan mengarahkan bagaimana supaya beretika yang baik.
Berkaitan dengan tata krama dan etika Karwadi sampai mencontohkan dengan konkrit bagaimana etika masuk kelas yang benar, meminta izin keluar kelas benar, ketemu guru di lingkungan madrasah ataupun di jalan, ketika berbicara dengan guru, dan lain-lain.
“Guru tidak gila hormat, akan tetapi ketika siswa menghormati gurunya alangkah indahnya. Mikul duwur mendem jero”, pungkasnya dalam ceramah kemadrasahan.
“Mikul duwur mendem jero”. Peribahasa tersebut mengajarkan supaya siswa mampu menjunjung tinggi derajat dan harkat martabat orang tua, tidak membuat aib dan cela untuk kedua orang tua . Tidak hanya orang tua biologis namun juga orang tua idiologis, yaitu guru, orang yang lebih tua, pemimpin, tokoh masyarakat dan sebagainya.
(Syah)
Berita Terkait : Pengenalan Lingkungan Sekolah Bagi Siswa Baru di MA-MTs. MH Troso Sesi Pertama