Troso – Melihat semakin memprihatinkannya jumlah pengidap HIV/AIDS dan penyalahgunaan narkoba di Indonesia, sebuah organisasi yang diberi nama Masyarakat Indonesia Peduli HIV/AIDS (MIPHA) tergerak hatinya untuk terus melakukan sosialisasi dengan bekerjasama dengan Disdikpora maupun Kemenag Jepara. LSM pemuda tersebut memiliki beberapa agenda rutin seperti melakukan kunjungan ke sekolah-sekolah untuk melakukan sosialisasi terhadap penyakit HIV/AIDS serta penyegahan penyalahgunaan narkoba, seperti yang telah dilakukan oleh LSM tersebut di MA Matholi’ul Huda Troso pada Senin, (13/06/2011) lalu.
Tampil sebagai pembicara utama adalah Edi Utomo, salah seorang penggagas berdirinya MIPHA yang sehari-hari bekerja sebagai teknisi Unit Donor Darah (UDD) di PMI Cabang Jepara. Selama lebih kurang dua jam, putra asli Jepara tersebut memaparkan di hadapan siswa kelas XI secara terperinci mengenai pengertian, sebab-sebab, dan gejala-gejala seseorang terjangkit HIV/AIDS. Dia menyebutkan, gennerasi muda dewasa ini menghadapi 3 masalah yang dapat menghancurkan masa depannya, yaitu masalah seksualitas, NAPZA, serta HIV/AIDS. Adapun untuk HIV/AIDS, Jepara menduduki peringkat 3 besar dalam jumlah pengidap penyakit HIV/AIDS di Jawa Tengah. Yang lebih mencengangkan lagi, hampir 55% di antaranya adalah kelompok remaja. Metode penularan yang paling banyak, paparnya, adalah melalui hubungan seksual tidak aman, disusul dengan pemakaian jarum suntik.
Meski demikian, tambahnya, terdapat banyak cara sebagai tindakan preventif agar terhindar dari penyakit yang sampai sekarang belum ditemukan obatnya tersebut. Tindakan tersebut di antaranya adalah dengan memberikan pendekatan moral tentang perilaku seks bebas yang dapat mengarah pada penyakit HIV/AIDS, perilaku hidup sehat, serta menanamkan jiwa tanggung jawab sejak dini.
Bagaimana dengan pencegahan agar generasi muda dapat terhindar dari penyalahgunaan narkoba? Edi juga memaparkan beberapa poin penting tentang pencegahan penyalahgunaan obat terlarang tersebut. Satu hal yang paling penting adalah generasi muda hendaknya tidak mencoba-coba obat-obatan terlarang tersebut, karena, menurutnya, sekali mencoba narkoba, seseorang akan merasa ketagihan dan ingin mencobanya terus. Hal itu karena efek dari zat adiktif yang terdapat dalam narkoba itu. Faktor pengawasan orang tua terhadap pergaulan anak-anaknya juga menjadi faktor penentu apakah anak dapat terhindar dari obat-obatan terlarang tersebut.
Salah satu siswa peserta penyuluhan tersebut, Kholisotul Fahmi, mengaku sangat gembira dapat mengikuti acara tersebut, sebab dengan mengikuti acara tersebut, dia mendapatkan tambahan wawasan mengenai HIV/AIDS serta bagaimana langkah-langkah yang harus ditempuh agar dapat terhindar dari penyakit berbahaya tersebut. (aafadloli)