Troso, MAMHTROSO.com – Meskipun Hari Jum’at seluruh Civitas Akademika MA dan MTs. Matholi’ul Huda Troso berangkat ke madrasah hari ini, Jum’at (3/1/2020). Masuk perdana setelah libur Semester Gasal ini digunakan untuk memperingati Hari Amal Bakti (HAB) ke-74 Kementerian Agama Tahun 2020.
lihat galerinya – klik
Lebih dari 1.200-an siswa dan guru sejak pagi tadi mengikuti serangkaian acara peringatan HAB ke-74 kali ini. Mulai dari apel pagi di halaman madrasah yang dipimpin langsung oleh Drs. H. Nur Kholis Syam’un, Kepala MA Matholi’ul Huda Troso. Kemudian dilanjutkan dengan pembacaan asma’ul khusna, khotmul qur’an, dan istighatsah di dalam kelas masing-masing.
Pada apel pagi kali ini berbeda, karena Drs. H. Nur Kholis Syam’un menceritakan sejarah tentang berdirinya Departemen Agama hingga menjadi Kementrian Agama dan juga sejarah berdirinya lembaga-lembaga pendidikan di bawah naungan Yayasan Pendidikan Islam Matholi’ul Huda Troso.
Kementerian Agama adalah kementerian yang bertugas menyelenggarakan pemerintahan dalam bidang agama. Usulan pembentukan Kementerian Agama pertama kali disampaikan oleh Mr. Muhammad Yamin dalam Rapat Besar (Sidang) Badan Penyelidik Usaha – Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), tanggal 11 Juli 1945. Namun dengan berbagai berdebatan di banyak sidang, akhirnya Kementerian Agama berhasil dibentuk pada tanggal 3 Januari 1946. Dengan sejarah yang panjang itu semestinya lembaga-lembaga pendidikan yang ada dibawah naungan Kementerian agama wajib memperingati Hari Amal Bakti (HAB). Termasuk yang dilaksanakan di MA dan MTs. Matholi’ul Huda Troso pada pagi ini.
Sejak Tahun 1947 sudah ada madrasah di Desa Troso, menempati tanah wakaf dari H. Abdul Ghoni. Pada tahun 1989 madrasah di Troso baru dinotariskan dan resmi menjadi Madrasah Ibtidaiyah (MI) Matholi’ul Huda Troso. Berlanjut mendirikan Raudlatul Atfal (RA) atas inisiatif dari para anggota Muslimat NU, RA ini didirikan di atas tanah wakaf milik Bpk. Karmisan dan Ibu Darmi kemudian pengelolaannya dilimpah kepada YPI Matholi’ul Huda Troso. Pada tahun 1965 juga mendirikan Muallimin di gudang kain milik Bpk. Sudar. Kemudian dipindahkan ke kampung Krajan. Namun karena situasi politik yang tidak kondusif, akhirnya Muallimin dipindahkan ke Pecangaan pada tahun 1971 dan menjadi cikal bakal lembaga pendidikan Yayasan Walisongo Pecangaan. Dan nama Walisongo itu sendiri adalah atas usulan KH. Abdul Jalil Al Khafid. Hampir seluruh pendirinya adalah orang Troso kecuali KH. Mahfudz Asymawi Pecangaan Kulon. Akhirnya pada tahun 1996 mendirikan Madrasah Tsanawiyah (MTs.) Matholi’ul Huda Troso pertama kali ditempatkan di Gedung Muslimat NU disekat menjadi 3 kelas. Dan pada tahun 2003 mendirikan Madrasah Aliyah (MA) Matholi’ul Huda Troso.
Dalam sebuah perjalanan pasti ada duri, tidak mungkin jalan itu selalu lurus. Begitupun perjalanan madrasah kita sudah biasa mendapat banyak fitnahan. Namun semuanya harus dihadapi dengan kominten yang kuat. Semuanya harus satu visi dan satu tujuan, maka fitnah-fitnah itu akan terkikis dengan perjalan madrasah yang luar biasa.
المَدْرَسَةُ بِأَبْنَائِهَا وَبَنَاتِهَا لَابِبِنَائِهَا
“Madrasah yang baik dan bermutu tergantung pada baik dan mutunya para murid, guru, dan pengelolanya. Bukan berdasarkan gedung dan bangunannya yang megah”, ungkap beliau di akhir-akhir pidatonya.
Usai apel pagi, seluruh siswa masuk ke kelas masing-masing dan langsung mengadakan asma’ul husna, khotmul qur’an, dan istighatsah bersama. (syah)