Troso, MAMHTROSO.com – Dua perutusan Dewan Kerja Cabang (DKC) Jepara menyambangi kampus MA Matholi’ul Huda Troso, kemarin (30/03/2013). Mereka bermaksud menanyakan kesanggupan MAMH Troso mengikuti ajang Gladi Widya Cakra Adhi Birawa (GWCAB).
“Kami datang kemari untuk memastikan apakah MA Troso siap ikut Gladi Widya atau tidak,” ungkap Ketua DKC Muhammad Mustaqim.
GWCAB sendiri merupakan ajang lomba kepramukaan golongan Penegak dan Pandega tingkat Kwartir Daerah Jawa Tengah. GWCAB merupakan ajang bertemunya para jawara Gladi Widya tingkat Kwartir Cabang se-Jawa Tengah.
Selain menanyakan soal keikutsertaan MAMH Troso dalam ajang GWCAB, kedatangannya ke madrasah ini juga dimaksudkan untuk menyampaikan informasi seputar lomba tersebut. “Beberapa hal penting tadi saya utarakan ke kepala madrasah, seperti persyaratan mengikuti Gladi Widya, juga teknis pelaksanaanya,” tutur Mustaqim.
Menurut Mustaqim, teknis pelaksanaan Gladi Widya tahun ini sedikit berbeda dari yang pernah digelar sebelumnya. “Meski masih mengatasnamakan Kwartir Cabang Jepara, namun pada tahun ini, nama gugus depan yang mewakili Kwarcab akan disebutkan pula. Dengan kata lain, prestasi yang mungkin diraih nanti tidak hanya atas nama Kwarcab, tetapi juga atas nama pangkalan atau gugus depan,” paparnya.
Lebih lanjut diungkapkan Mustaqim, GWCAB kali ini rencananya diikuti oleh sekitar 350 anggota pramuka penegak dari sejumlah Kwarcab di Jawa Tengah. Setiap Kwarcab, lanjutnya, mengirimkan 2 sangga, yang masing-masing beranggotakan 10 pramuka putra dan 10 pramuka putri. “Selain peserta, ada juga Pinkoncab (Pimpinan Kontingen Cabang-red) sebanyak 2 orang, dan Bindamping (Pembina Pendamping-red) sebanyak 2 orang,” tambahnya.
Mustaqim berharap, MAMH Troso yang didapuk mewakili Kwarcab Jepara pada ajang GWCAB tahun ini dapat semakin meningkat prestasinya. “Belajar dari pengalaman Gladi Widya tahun 2008 lalu, kami harapkan MA Troso dapat lebih berprestasi lagi. Kami yakin Troso pasti bisa,” ungkapnya.
MAMH Troso akhirnya didaulat sebagai wakil Kwarcab Jepara pada GWCAB yang rencananya digelar pada September tahun ini. Hasil itu dipastikan setelah MAMH Troso sukses meraih peringkat pertama pada ajang Gladi Widya Cakra Baswara tingkat Kwarcab Jepara, yang digelar pada Juni tahun lalu. Atas torehan prestasi itu, gugus depan ini bakal maju ke tingkat Kwarda Jateng dan bakal bertemu dengan 34 kontingen lain dari sejumlah Kwarcab se-Jateng.
Berdasarkan Petunjuk Pelaksanaan yang diedarkan oleh Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega Kwartir Daerah 11 Jawa Tengah, GWCAB rencananya akan dilangsungkan di Pusat Kegiatan Peramukaan (Puskepram) Candra Birawa, Karanggeneng, Semarang.
GWCAB direncanakan akan digelar dalam empat bentuk kegiatan, yakni kegiatan umum, kegiatan rutin, kegiatan prestasi, serta kegiatan Pinkoncab dan Bindamping.
Berbagi Pengalaman Soal Pembinaan Pramuka
Setali tiga uang, kunjungan DKC Jepara ke kampus MAMH Troso dimanfaatkan pula sebagai ajang tukar pengalaman dalam pembinaan pramuka. Maklum saja, mulai tahun akademik 2013/2014, kegiatan kepramukaan direncanakan oleh pemerintah, bakal menjadi kegiatan ekstrakurikuler yang wajib diajarkan kepada siswa, mulai jenjang SD hingga SMP.
Alih-alih kurikulum teranyar itu baru akan diberlakukan secara nasional pada pembukaan tahun ajaran 2013/2014, MAMH Troso justru sudah memasukkan pramuka sebagai pelajaran intrakurikuler, beberapa tahun sebelumnya. “Jadi ini yang menarik dari MA Troso, sudah lebih dulu meng-intra-kan pramuka, sebelum pemerintah mewacanakan, makanya kami bermaksud tukar pengalaman bagaimana model pendidikan kepramukaan di sini,” ungkap Mustaqim.
Ungkapan Mustaqim tidak berlebihan. Menurutnya, gagasan pemerintah yang mewajibkan ekstrakurikuler Pramuka di sekolah baru akan dilaksanakan tahun ini. Padahal, tambahnya, kegiatan pramuka di MAMH Troso sudah tidak lagi berupa kegiatan ekstrakurikuler yang wajib, melainkan sudah menjadi bagian dari intrakurikuler madrasah yang rutin diajarkan setiap hari Selasa, dan pramuka sebagai intrakurikuler itu sudah dijalankan di MAMH Troso sejak empat tahun lalu.
Dari obrolannya dengan Kepala MAMH Troso, ia mengaku mendapat sejumlah fakta unik tentang pramuka di madrasah itu. “Menurut Kepala Madrasah, kegiatan kepramukaan di Troso sudah direncanakan dalam bentuk kurikulum sederhana. Kebanyakan berisi materi terapan dan outbond, dan terus bergilir di minggu-minggu berikutnya,” jelas Mustaqim menyimpulkan pembicaraannya dengan Kamad.
Fakta unik lainnya, tambah Mustaqim, keterampilan berorasi juga diajarkan dalam kegiatan kepramukaan di MAMH Troso. “Tadi dijelaskan, bahwa setiap hari Selasa diadakan latihan kepramukaan, minggu pertama diisi latihan berpidato, minggu berikutnya diisi dengan kegiatan outbond,” ungkapnya.
Selain itu, metode pembinaan juga menjadi catatan tersendiri bagi Mustaqim. Ia berhasil mengorek informasi bagaimana kegiatan latihan pramuka dapat berjalan dengan lancar meski pesertanya berjumlah ratusan. “Dewan Ambalan diturunkan sebagai tutor selama latihan, sementara para guru berperan sebagai pembimbingnya,” ujarnya.
“Metode pendidikan kepramukaan yang telah diterapkan di MA Troso bisa kami jadikan sebagai salah satu bahan masukan untuk pengembangan kepramukaan di Kwarcab Jepara, sehingga kami harapkan, pramuka dapat benar-benar memberi dampak positif pada diri siswa,” pungkasnya. (aaf)