Troso, MAMHTROSO.com – Deringan bel madrasah terdengar sayup-sayup dari kejauhan. Bunyi itu seolah ‘memaksa’ sejumlah siswa yang masih berada di luar kampus mempercepat langkah kakinya. Sesampainya di ruang kelas, mereka bergabung dengan rekan-rekannya yang telah menunggu dilantunkannya Asmaul Husna melalui pengeras suara. Sejenak kemudian, lantunan syair nama-nama Allah mulai terdengar dan ditirukan oleh seluruh pesdik. Selama sepuluh menit, para siswa MA MH Troso memanjatkan serangkaian doa di awal proses belajar mengajar (PBM).
Setelah merampungkan bacaan asmaul husna, para siswa melanjutkan ritualnya dengan membaca shalawat nariyah sebanyak sebelas kali. Ketika membaca shalawat, mereka tidak menyuarakan dengan lantang seperti ketika melantunkan asmaul husna. Sebagai penutup rangkaian, mereka berdoa bersama dipimpin oleh seorang guru di depan kelas.
Ketiga rangkaian doa tersebut sudah menjadi rutinitas sehari-hari bagi siswa di MA MH Troso ketika akan mengawali belajar. Pada mulanya, kegiatan itu digelar di halaman madrasah. Namun seiring berjalannya waktu, ada kebijakan baru yang mengganti tempat berdoa cukup dilaksanakan di dalam ruang kelas masing-masing. Hal itu dirasa cukup efektif sehingga tetap dipertahankan hingga sekarang.
Doa selepas belajar
Selain doa di awal belajar, para siswa juga memiliki amalan-amalan khas setiap mengkhiri PBM, dan bahkan lebih bervariasi ketimbang doa sebelum belajar.
Di hari Sabtu hingga Selasa, misalnya. Setelah tanda bel panjang penanda berakhirnya pelajaran di jam ke-8, para siswa berdoa dengan membaca istigasah berjamaah. Selama lebih kurang 15 menit mereka menirukan rekaman bacaan yang dilantunkan oleh salah satu guru MA MH Troso.
Lantunan istigasah tak akan terdengar lagi di hari Rabu, pasalnya siswa mempunyai ritual yang berbeda dari hari sebelumnya. Pada hari itu mereka merampungkan bacaan alquran penuh (30 juz). Setiap siswa diberi tugas membaca paling tidak satu juz. Beberapa siswa yang selesai awal dapat membantu temannya yang belum rampung.
Pada akhir pekan, para siswa ‘cukup’ membaca surat Yasin dan diakhiri doa bersama.
Berbagai rangkaian doa yang dipanjatkan para siswa di awal dan penghujung belajar tentu saja bukan tanpa maksud. Usaha batiniyah itu ditujukan agar selama mereka belajar mendapatkan ilmu yang bermanfaat bagi sesama. (aaf)