MAMHTROSO.COM – Senin (9/11), Kampus Matholi’ul Huda Troso selalu diramaikan dengan kegiatan-kegiatan Shobah Farhah yang menjadikan madrasah ini lebih nampak hidup. Kegiatan ini digunakan untuk memberikan suasana baru dalam pembelajaran dan juga digunakan untuk menyalurkan bakat serta kegemaran dari masing-masing siswa.
Sebagaimana pernah diungkapkan Drs. H. Nur Kholis Syam’un, Kepala Madrasah Aliyah Matholi’ul Huda Troso. Setiap siswa-siswi di MA MH Troso harus shohihul binyah, qowiyyul idrak, zakiyul qolb wa muhadzabul akhlaq, latiful mu’asyarah, dan adamut tafrith wal ihmal fil ibadah. Begitu juga dengan Kegiatan Shobah Farhah ini sebagai media Madrasah untuk menjadikan siswa-siswinya supaya shohihul binyah dan juga qowiyyul idrak sehat badan dan luas wawasannya.
Sebanyak 27 jenis kegiatan dilaksanakan setiap senin paginya. Dan kali ini MAMHTROSO.com memantau salah satu jenis kegiatan Shobah Farhah dari Kelompok Diskusi Remaja atau lebih sering disebut KDR.
KDR yang beranggotakan sekitar 20-an siswa diampu oleh salah satu Guru MA MH Troso, Anik Rosyidah, S.T. pada awal-awal kegiatan mengaku sedikit kebingungan dengan teknis yang akan dilaksanakan untuk Kelompok Diskusi Remaja ini. Sehingga di awal-awal kegiatan kelompok diskusi ini beliau mengajak para siswa untuk mendiskusikan dari tayangan-tayangan inspiratif.
“Banyak manfaat yang didapatkan jika mengikuti kelompok diskusi remaja ini diantaranya adalah membiasakan sikap saling menghargai, menanamkan sikap demokrasi, mengembangkan daya berfikir, mengembangkan pengetahuan dan pengalaman, mewujudkan proses kreatif dan analitis, mengembangkan kebebasan pribadi, dan yang paling utama adalah melatih kemampuan berbicara”, ungkap Anik.
Pagi tadi KDR mulai mempraktikkan teknis diskusi dengan teknik debat dan mengangkat sebuah tema yang bisa didiskusikan. Siswa yang ikut dalam kelompok ini dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok pro/setuju dan kedua kelompok kontra/tidak setuju. Sebagai permulaan Anik mengangkat sebuah tema yaitu “Shobah Farhah di MA MH Troso banyak manfaatnya”.
Dari perdebatan yang sengit dari kedua kelompok, diakhir acara moderator membacakan kesimpulannya. “Shobah Farhah meskipun masih banyak kekurangannya akan tetapi juga banyak manfaat yang bisa diambil. Diantara kekurangannya adalah siswa tidak bisa memilih secara bebas sesuai dengan keinginannya, berjalan belum begitu efektif karena masih banyak siswa yang mondar-mandir kesana kemari, sampai rasa capek setelah kegiatan tersebut sehingga siswa tidak bisa konsen dalam mengikuti proses belajar mengajar setelahnya. Akan tetapi manfaat Shobah Farhah juga banyak, diantaranya adalah siswa dapat menyalurkan kegemarannya, mengandung kegiatan yang bisa dijadikan sebagai refreshing siswa, dan yang paling penting bisa melatih cara berfikir serta menambah wawasan bagi siswa, sebagaimana dalam kelompok diskusi kita”, tegas Masfufah, salah satu anggota kelompok diskusi remaja dari Kelas XII IPA-1.
(Syah)