Jepara, MAMHTROSO.com – Sebanyak 16 siswa MA Matholi’ul Huda pagi ini, (22/12) bergabung dengan ratusan massa lain berunjuk rasa di depan kantor KPUD Jepara. Dari poster-poster yang dibawa para pendemo, mereka nampaknya tidak puas atas kinerja KPUD dalam mengurusi Pemilihan Bupati Jepara.
Awalnya aksi mereka berjalan damai. Mereka menyampaikan aspirasinya di depan gedung KPUD. Suasana mulai semrawut ketika perwakilan pengunjuk rasa yang melakukan mediasi tidak menemukan titik temu dengan pihak KPUD. Para pendemo, termasuk siswa MAMH Troso berbuat anarkis dengan melakukan aksi pelemparan bungkusan air mineral ke arah petugas yang mengamankan unjuk rasa tersebut. Beruntung, barikade polisi Dalmas dan Perintis tidak mudah dibobol begitu saja oleh para pendemo.
Emosi yang semakin tersulut membuat para pendemo semakin beringas saja. Mereka berusaha mendobrak formasi barikade dari Dalmas dengan mendorong barikade tersebut. Tidak cukup sampai di situ, mereka juga melakukan “perusakan” mobil salah satu anggota KPU dan juga membakar kardus di jalan raya. Situasi yang tidak kondusif seperti ini memaksa petugas keamanan menembakkan water cannon ke arah para pendemo. Beberapa sniper dan anjing jenis shepherd juga dikerahkan dalam pengamanan demo tersebut. Karena mendapatkan gempuran dari petugas, para pendemo akhirnya tunggang langgang menghindari serangan polisi.
Setelah kerumunan massa terpecah, dengan cepat para petugas menangkap beberapa oknum yang dicurigai sebagai provokator kerusuhan. Para petugas medis yang siaga juga melakukan evakuasi terhadap korban yang tergeletak di jalan raya.
Namun jangan salah duga dulu. Aksi demo kali ini bukan merupakan aksi sesungguhnya. Mereka hanya melakukan simulasi yang digelar oleh jajaran Polres Jepara. Sebanyak 675 petugas dari kepolisian diterjunkan mengikuti simulasi pengamanan demonstrasi Pemilu Bupati Jepara.
“Simulasi ini bertujuan agar Polres tidak kaget ketika menghadapi situasi seperti ini dan melatih (para petugas keamanan) untuk menghadapi massa yang melakukan kriminalitas, supaya dalam Pilkada mendatang bisa berjalan lancar, aman, dan tertib,” kata Budi Wiyono, Kasubag Humas Polres Jepara, seusai simulasi.
Lebih lanjut dikatakan, simulasi ini menjadi bagian dari penggemblengan petugas keamanan yang akan diterjunkan apabila sewaktu-waktu terjadi huru-hara terkait hasil pemilu bupati jepara yang akan digelar 29 Januari 2012 mendatang.
Selain dari jajaran kepolisian, sejumlah prajurit TNI, sukarelawan PMI, dinas kesehatan, dinas perawatan, dan dinas pemadam kebakaran juga berpartisipasi dalam simulasi ini.
Untuk melancarkan simulasi ini, penyelenggara menggandeng ratusan warga masyarakat untuk menjadi “pendemo”. Sedangkan dari Polsek Pecangaan mengirimkan 16 “pendemo” yang berasal dari MA Matholi’ul Huda Troso.
Para “pendemo” mengaku senang menjadi bagian dalam simulasi tersebut. “ Seru. Pokoknya pengalaman baru lah,” kata Yuni Wahyuningsih, salah satu peserta simulasi ketika ditanyai MAMHTROSO.com via sms. Bagaimana kesiapan petugas pengamanan tadi? “Ya, begitulah. Tentunya ya sudah siap banget. Wong kemarin juga ada latihannya. Paling seru pas dorong-dorong mobil (anggota KPU) tadi,” jawab Yuni.
Sehari sebelumnya, gladi resik digelar di tempat yang sama oleh Polres Jepara. (sr-aaf)
Dan berikut ini, video simulasi pengamanan demonstrasi tersebut
{youtube}BubbG3zxC50{/youtube}