MAMHTROSO.COM, TROSO – Pada pertengahan bulan November 2014 lalu, kampus MTs-MA Matholi’ul Huda Troso kedatangan Subheksha Rai Koirala, seorang volunteer alias sukarelawan asal Kathmandu, Nepal. Kehadirannya sontak menjadi buah bibir para siswa maupun civitas akademika di lembaga tersebut.
Selain berparas cantik, Subu – sapaan akrabnya – juga sangat fasih berbahasa Inggris serta mengerti cukup banyak kosakata Bahasa Indonesia. Hal inilah yang membuat gadis kelahiran 22 Agustus 20 tahun lalu itu didapuk menjadi asisten guru mata pelajaran Bahasa Inggris di kedua lembaga tersebut. Setidaknya sebanyak dua kali dalam seminggu, Subu diberi jam khusus bertatap muka dengan para siswa.
Namun siapa sangka, gadis penyandang gelar bachelor of sociology alias sarjana sosiologi dari Universitas Tribhuvan Nepal itu ternyata juga memiliki seabrek bakat yang mengundang decak kagum, salah satunya adalah di bidang tarik suara. Kemampuannya tersebut baru diketahui oleh khayalayak madrasah untuk pertama kalinya setelah ia bernyanyi di panggung konser bertajuk “Emha Variety Show 2014” yang digelar di halaman kampus madrasah beberapa waktu lalu. Setelah itu, Subu menjadi tenar di kalangan civitias akademika madrasah dan beberapa kali tampil menyumbangkan suara merdunya di acara-acara yang diadakan madrasah.
Kepada MAMHTROSO.com via pesan Facebook, Rabu (4/3/2014), Subu mengungkapkan bahwa dirinya bersyukur dianugerahi suara merdu sehingga dia bisa menghibur banyak orang. Subu bercerita, bakat tarik suaranya mulai terlihat ketika dia memasuki usia 4 tahun. Di usianya yang masih belia tersebut, Subu untuk pertama kalinya diajak bernyanyi di gereja atas inisiatif kedua orang tuanya. Di usia itu pula, Subu juga sudah sering bernyanyi di atas pentas dan juga di sekolahnya. Subu mengaku saat itu ia bernyanyi hanya untuk menyalurkan hobi saja.
Bakat bernyanyi Subu setiap hari semakin terasah saja. Saat duduk di bangku kelas 5 sekolah dasar, Subu sudah mulai mencicipi pengalaman bernyanyi studio rekaman berlabel independen. Dan saat memasuki jenjang pendidikan sekolah menengah pertama, Subu akhirnya mulai menerima tawaran bernyanyi secara profesional.
Mengetahui sang buah hatinya punya bakat hebat di bidang tarik suara, orang tua Subu berinisiatif memasukkannya ke sebuah sekolah musik barat di Jazz Conservatory di Kathmandu. Selama sebulan mengikuti kursus, Subu malah mendapatkan banyak pengalaman dari para tutornya. Dia juga punya pengalaman yang tidak terlupakan selama belajar di konservatorium. Dirinya diminta oleh gurunya untuk menjadi tutor bagi para juniornya.
Setelah sebulan berada di konservatorium, Subu kemudian memutuskan keluar dan belajar musik secara otodidik di rumah. Dari proses belajarnya tersebut, anak pertama dari dua bersaudara itu mampu menyanyikan beberapa genre musik seperti pop, rock, jazz, blues, dan gospel. Dia juga mengaku cukup mahir bernyanyi lagu-lagu klasik India dan Nepal.
Selain mahir dalam bernyanyi, Subu ternyata juga mampu memainkan sejumlah alat musik seperti gitar dan keyboard. Dia mengaku kedua instrumen musik tersebut dia pelajari secara otodidak.
Beberapa lagu cover yang pernah ia nyanyikan dan rekam, bisa didengar di tautan Media di bawah.
Suka Musik Dangdut
Selama bertugas menjadi sukarelawan di Indonesia, Subu mengaku mendapatkan banyak pengalaman, termasuk dalam hal musik. Menurutnya, Indonesia memiliki segudang talenta di bidang musik yang tak kalah bila dibandingkan dengan negara lain.
Ada satu genre musik asli Indonesia yang menurutnya cukup menyedot rasa ingin tahunya. Dia baru pertama kalinya mendengarkan musik dangdut ketika ia mendapatkan tugas di wilayah Jepara. Meski baru tahu istilah ‘dangdut’ sebagai salah satu genre musik di Indonesia, namun Subu tidak terlalu asing dengan gaya musiknya. Menurut dia, dangdut memiliki beberapa kemiripan gaya dengan musik klasik India, Pakistan, maupun Nepal, terutama pada penggunaan instrumen kendang dan mandolin. Subu menilai, dangdut merupakan versi simpel dari musik tradisional India dan serumpunnya.
Subu mengaku cukup suka dengan musik dangdut dan berkeinginan untuk menyanyikan sejumlah lagu sebelum dia kembali ke negara asalnya. Beberapa lagu yang pernah dia dengarkan adalah “Sakitnya Tuh di Sini”, “Goyang Dumang”, dan “Aku Ra Popo”. (Agus Ahmad Fadloli)