Troso, MAMHTROSO.com – Atlet Taekwondo MA Matholi’ul Huda Troso berhasil meraih sukses pada ajang seleksi Pekan Olahraga Pelajar Daerah (Popda) tingkat Kabupaten Jepara, kemarin (04/03/2013). Arsena Arif Widadi (17) menjadi satu-satunya taekwondoin asal madrasah ini yang berhak melaju ke level Karesidenan Pati.
Sebanyak 7 atlet dari MAMH Troso turut ambil bagian dalam kompetisi yang digelar oleh Persatuan Taekwondo Indonesia (PTI) Cabang Jepara itu. Mereka terjun di dua nomor yang diperebutkan, yakni Pertarungan alias Kyorugi dan Seni Jurus alias Poomsae.
Arsena yang tampil pada nomor Kyorugi kelas Under 55 itu mengaku cukup kerepotan saat menghadapi lawan-lawannya. Hal itu dianggapnya wajar. Pasalnya, selain minim pengalaman, lawan tanding yang dihadapi Arsena lebih senior. “Saya baru sabuk kuning dan baru dikukuhkan kemarin. Sedangkan lawan saya sudah sabuk merah, jauh beberapa tingkat di atas saya,” ungkap Arsena saat dihubungi MAMHTROSO.com pagi ini.
Kendati demikian, upaya keras Arsena berlatih selama berminggu-minggu terbayar lunas saat dinyatakan sebagai pemenang pada laga di partai final. Siswa kelas XI IPA-1 itu menang angka atas lawannya, sehingga ia berhak mewakili Jepara pada ajang serupa di tingkat Karesidenan Pati. “Tidak sia-sia latihan selama ini. Alhamdulillah keyakinan yang ditanamkan oleh sabeum (pelatih-red) bisa membuat saya optimis menghadapi final melawan yang lebih senior dari saya,” ujar Arsena.
Selain Arsena, sejatinya ada Yunita Ayu Purnamasari (16) dan Bayu Krisna (17) yang juga berprestasi di ajang tersebut. Kedua siswi kelas XI IPA-2 itu tampil pada nomor Poomsae dan berhasil menduduki peringkat pertama. Sayangnya, pihak panitia pelaksana (panpel) belum memastikan apakah kedua atlet itu bakal dikirimkan ke seleksi lanjutan atau tidak.
“Yang sudah pasti dikirim ke Blora adalah Arsena. Kalau Yunita dan Bayu masih dibahasa panpel, apa nanti Jepara ngirim atau tidak untuk nomor Poomsae,” jelas pelatih M. Fadlan lewat layanan pesan singkat. “Nanti rencananya Popda tingkat Karesidenan Pati diadakan di Blora pada tanggal 4 April mendatang, jika tidak ada perubahan jadwal,” tambah Fadlan.
Lebih lanjut Fadlan menjelaskan, atlet yang sudah pasti dikirim bakal mengikuti pemusatan latihan di Jepara. “Paling tidak seminggu sekali Arsena latihan ke Jepara setelah pulang sekolah hingga mendekati waktu pertandingan,” papar sabeum yang juga merangkap sebagai panpel itu.
Atlet lain yang turun di nomor Kyorugi antara lain Yunita Ayu Purnamasari (Under 44) yang berhasil merebut peringkat kedua, Bayu Krisna (Under 46) di peringkat kedua, Kusrinzal Ardiyanto (Under 48) di peringkat ketiga, Ambar Ayu Rahmatawi (Under 49) di peringkat kedua, dan Siti Alfiyah (Under 55) di peringkat kedua.
Fadlan menilai, MAMH Troso memiliki banyak potensi melahirkan atlet-atlet bela diri asal negeri ginseng Korea itu. Namun ada sejumlah kendala teknis sehingga mereka tidak dapat ikut berkompetisi untuk mengukur kemampuannya dengan atlet lain. “Kendala utamanya adalah pada usia. Banyak atlet bagus di sini, seperti Ahmad Fais dan Syaiful Hadi, tetapi mereka tidak dapat ikut kompetisi sebab usia mereka tidak memenuhi syarat,” ujar Fadlan. “Kami mengharapkan bantuan dari madrasah untuk mengarahkan siswa mengikuti ekstrakurikuler ini, utamanya bagi mereka yang kelahiran 1997 ke atas. Sebab, kalau lebih tua dari itu, mereka tidak mungkin mengikuti kompetisi tingkat pelajar,” tambah Fadlan.
Seleksi Popda tingkat Jepara tahun ini diikuti oleh sekitar 80 atlet. Mereka berasal dari SMP dan SMA se-Kabupaten Jepara. Kebanyakan dari mereka memilih terjun di nomor Kyorugi. Sementara untuk nomor Poomsae masih terbilang awam untuk level Jepara. “Dalam seleksi ini saja hanya ada 1 tim Poomsae dari dari tingkat SMA, yaitu dari madrasah kita, dan 1 satu tim lagi dari tingkat SMP,” pungkas Fadlan. (aaf)