Troso, MAMHTROSO.com – Sebelum libur menyambut Bulan Ramadhan 1445 H, seluruh sivitas akademika MTs., MA dan Ponpes Matholi’ul Huda Troso Pecangaan Jepara mengikuti acara Doa Bersama, Ahad (7/3/2024).
Doa bersama ini digelar karena sebagai tradisi menjelang bulan Ramadhan (akhir Sya’ban) adalah ziarah kubur untuk mengirim doa kepada sesepuh dan keluarga yang sudah meninggal. Sebagian mengistilahkan tradisi ini sebagai arwahan, nyekar (sekitar Jawa Tengah). Bagi sebagian orang, hal ini menjadi semacam kewajiban yang bila ditinggalkan serasa ada yang kurang dalam melangkahkan kaki menyongsong puasa Ramadhan.
Serangkaian acara ini dimulai dengan ceramah dari Pengasuh Pondok Pesantren Matholi’ul Huda Troso Pecangaan, Ustad Drs. H. Nur Kholis Syam’un. Beliau menyampaikan banyak hal berkaitan dengan kebiasaan-kebiasaan para siswa dan satri baik di lingkungan madrasah maupun di luar madrasah/pondok.
Pertama, beliau menyinggung tentang pergaulan siswa. Dengan adanya smartphone memudahkan komunikasi pada zaman sekarang ini bisa menimbulkan dampak buruk jika tidak dipergunakan sebagaimana mestinya. Adanya pergaulan bebas dan perzinaan bahkan sampai hamil di luar nikah, hal ini disebabkan dari lemahnya iman seseorang. Kurangnya memperhatikan nasihat dari guru, dan terlenanya pengawasan dari orang tua.
“Jangan beranggapan wong wedok didolani cah lanang esok, sore, bengi, terus bangga, dan laris. Justru itu adalah sampah”, tegasnya.
Maka untuk mencegah hal-hal tersebut, beliau berpesan agar seluruh siswa putri agar mempraktikkan jiwa kesederhanaan. Tidak berlebihan dalam bertata rias wajah, dan menjaga tata cara berpakaian yang sopan.
Kedua, beliau mengingatkan bahwa di MTs., MA dan PONPES Matholi’ul Huda Troso memiliki madzhab “Pergerakan”. Yang memiliki arti bahwa setiap kegiatan yang diagendakan dan dilaksanakan di madrasah adalah dalam rangka Pendidikan yang masiv untuk seluruh siswa-siswinya. Tidak hanya untuk satu atau dua siswa saja. Jika sekolah lain bangga dengan satu siswanya yang menjadi juara olimpiade tingkat nasional, tetapi di Troso lebih bangga jika seluruh siswanya ikut terlibat dalam berbagai kegiatanya yang diselenggarakan madrasah dalam rangka pendidikan karakter dan memperkuat mentalitas siswa. Menghilangkan keegoisan, membiasakan kepedulian dan lebih tanggap terhadap keadaan.
Ketiga, beliau juga menyinggung visi madrasah “Luhur dalam Budi, Tinggi dalam Prestasi” yang harus selalu menjadi pegangan siswa dalam berperilaku. Madrasah telah memberikan dukungan penuh dengan segala fasilitas dan sarana pra sarananya kepada siswa yang mau berprestasi, baik di bidang akademik maupun non akademik. Hal tersebut sudah terbukti dengan banyaknya prestasi-prestasi yang diraih oleh para siswa dalam berbagai bidang. Maka jangan sampai menyia-nyiakan kesempatan tersebut. Dan tentu semua itu harus didasari terlebih dahulu dengan adab yang mulia.
الشَّرَفُ بِالأَدَبِ لاَ بِالنَّسَبِ
Artinya : “Kemuliaan itu dengan adab kesopanan, bukan dengan keturunan.”
Usai ceramah, acara dilanjutkan dengan yasinan bersama dipimpin oleh Ustad Ilham Luthfi, S.Pd., tahlilan dipimpin oleh Ustad Abdul Rouf, M.Pd., dan barokah doa dipimpin oleh Ustad H. Ismail, S.Pd.I. (Syah)