Troso, MAMHTROSO.COM – Sejak lama, banyak siswa yang masih menganggap matematika sebagai momok yang menakutkan saat Ujian Nasional (UN).Tidak terkecuali siswa kelas XII MA Matholi’ul Huda Troso yang mengikuti UN mapel Matematika di hari ketiga, pagi ini (18/04). Dari sebanyak 104 siswa yang mengikuti UN, sebagian besar mengaku masih mengkhawatirkan kalau-kalau soal yang akan mereka hadapi terlalu sulit bagi mereka, yang ujung-ujungnya dapat menghambat kelulusannya.
Waktu menunjukkan pukul 07.10 WIB. Asro Zuliana, siswa kelas XII IPS-2 baru memasuki kampus MAMH Troso. Bersama ketiga temannya, ia berjalan menaiki tangga menuju tempat transit yang biasa ia dan teman-temannya gunakan untuk menunggu waktu ujian dimulai. Dari air mukanya, ia nampak kurang tidur. Dan benar saja, saat diwawancarai MAMHTROSO.COM, ia mengaku was-was menjelang tes. “Was-was campur kurang pede. Semalam saja belajar (matematika) sampai dua kali,” kata Asro. Ia mengungkapkan, selepas Isya, ia menyempatkan latihan soal-soal separuh materi hingga larut malam. Setelah istirahat sekitar 2 jam, ia melanjutkan belajarnya pada pukul 03.00 WIB hingga pukul 06.00 WIB. Salah seorang temannya, Shofiatun, juga mengungkapkan bahwa dia juga mengorbankan waktu istirahat malamnya untuk membolak-balik materi matematika yang belum dipahaminya. “Sama, Kak. Saya juga belajar sampai larut malam.” Jelas Shofi’atun.
Momok tinggal momok. Sealergi apapun mereka terhadap matematika, namun tetap saja mereka akan menghadapi mapel yang paling banyak menjegal keberhasilan siswa pada UN tersebut. Pukul 07.40 WIB, bel dibunyikan sebanyak tiga kali, pertanda waktu bagi mereka untuk memasuki ruang ujian. Sejumlah pengawas yang telah menenteng stopmap berisi soal dan lembar jawab UN tersebut memasuki ruangan, diikuti oleh para peserta. Dua puluh menit berselang, UN pun dimulai.
Seusai memeras otak selama sekitar dua jam, peserta meninggalkan ruang ujian dengan raut muka lebih ceria. Setelah ditelisik oleh MAMHTROSO.COM, ternyata soal matematika lah yang menjadikan mereka terlihat senang. Notabene soal matematika pada UN tahun ini relatif lebih mudah dari yang mereka takutkan sebelumnya. Bahkan, beberapa siswa dengan optimis mengungkapkan berhasil mengatasi lebih dari 75 persen soal yang ada. “75 persenan yakin (bisa-red),” ujar Ega Fans Dinar, salah seorang siswa kelas akhir program IPS.
Tidak hanya Ega, Sejumlah peserta UN program IPA pun menyatakan hal yang serupa. Menurut mereka, soal-soal yang disajikan pada UN nyaris seperti dengan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) yang ada. “Alhamdulillah, soal-soal yang ada persis seperti SKL yang telah diberikan pada kami sebelumnya,” ucap Joko Aji Saputro, siswa program IPA saat berkerumun dengan teman-temannya di ruang transit seusai ujian. Selain soal yang nyaris sama dengan SKL, tahapan pengerjaan soal rata-rata tidak sepanjang biasanya. “uraian (pengerjaan-red) cukup singkat sehingga waktu untuk mengerjakan soal yang lain lebih banyak,” ungkap M. Abdul Wahid, siswa yang juga seruang dengan Joko.
Meski demikian, sebagian kecil peserta UN masih mengeluh kesulitan mengerjakan soal UN. Selain tentang materi, durasi waktu juga dirasa masih kurang untuk menyelesaikan sebanyak 40 butir soal.
Di hari ketiga ini, siswa level akhir MAMH Troso menghadapi mapel tunggal matematika. Besoknya (09/04), dua mapel spesifikasi akan mereka hadapi secara berurutan. Mapel-mapel tersebut meliputi Kimia dan Biologi untuk peserta program IPA, serta Sosiologi dan Geografi untuk program IPS. (aaf)