MAMHTROSO.COM – Pada Musim hujan di semester genap tahun pelajaran 2016-2017 MA dan MTs. Matholi’ul Huda Troso tetap adakan upacara pengibaran bendera merah putih pagi ini, Sabtu (14/1/2017).
Hampir setiap pagi diguyur grimis dan hujan, dan pada pagi ini meskipun cuaca yang terlihat mendung namun tidak sampai meneteskan air hujan. Sehingga MA dan MTs. Matholi’ul Huda Troso langsung memanfaat kesempatan ini untuk mengadakan upacara pengibaran bendera.
MA dan MTs. Matholi’ul Huda Troso selalu mengupayakan terlaksananya upacara pengibaran bendera setiap minggunya. Tujuannya adalah supaya siswa terbiasa untuk menghormati simbol-simbol Negara, lebih semangat untuk meneruskan perjuangan pahlawan bangsa, dan semakin cinta terhadap tanah airnya.
Ahmad Azhari Nasir, seorang guru Qur’an Hadits di MA Matholi’ul Huda Troso kali ini berkesempatan menjadi Pembina upacara. Beliau menyampaikan tentang pentingnya mentalitas seseorang untuk menentukan arah kehidupan.
Awal pidatonya Nasir menceritakan sebuah kisah seekor monyet dan sekumpulan angin. Dalam ceritanya dikisahkan ada seekor monyet yang sedang bergelantungan di pohon. Melihat monyet tersebut sekelompok angin yang terdiri dari angin topan, angin lesus, dan angin badai berlomba-lomba menunjukkan kekuatannya untuk menjatuhkan monyet yang sedang bergelantungan di pohon tersebut.
“Giliran pertama angin topan, meniup kencang, tetapi monyet semakin berpegangan kuat dan tidak terjatuh. Tiba giliran kedua angina lesus, dengan seluruh kekuatannya dikerahkan untuk menjatuhkan monyet tersebut, tetap monyet itu tidak terjatuh. Giliran ketiga angina badai, dengan kekuatannya yang begitu dahsyat, ternyata si monyet-pun masih tidak terjatuh. Akhirnya muncul angin sepoi-sepoi yang baru datang dan ingin ikut seyembara tersebut. Angin sepoi-sepoi kemudian menunjukkan aksinya, angin yang sejuk menghembus halus ternyata dapat membuat rasa ngantuk si monyet, karena tertidur tidak pada tempatnya, monyet itu-pun akhirnya terjatuh”, cerita Nasir kepada lebih dari 1.300 peserta upacara di halaman madrasah padi tadi.
Dari cerita tersebut beliau menjelaskan bahwa setiap permasalahan yang dihadapi manusia adalah untuk menambah kekuatan mentalnya. Sebagai siswa atau remaja yang masih sekolah tugasnya tidak hanya belajar, akan tetapi ditambah dengan kegiatan-kegiatan yang sudah dirancang oleh madrasah ditambah dengan ikut organisasi di masyarakat akan menambah, inilah yang nanti akan menambah mentalitas siswa kemudian siap untuk berjuang di kehidupannya ke depan.
Setelah upacara siswa langsung diistirahatkan untuk mendengarkan sesi dakwah. Sesi ini menampilkan siswa-siswi yang ditunjuk madrasah untuk menyampaikan pidatonya sebagai bentuk aktualisasi dari pelajaran mukhadarah yang sudah dilaksanakan setiap hari rabu. Eri Susilowati, salah satu siswa dari Kelas XII IPA-3 ini berbicara selama kurang lebih 10 menit dengan judul “waspadalah”. Eri mengingatkan terjadinya 5 perkara sebelum datang 5 perkara. Pertama, waktu mudamu sebelum datang waktu tuamu. Kedua, waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu. Ketiga, waktu kayamu sebelum datang waktu fakirmu. Keempat, waktu luangmu sebelum datang waktu sibukmu. Kelima, hidupmu sebelum waktu matimu. Dari 5 perkara tersebut Eri mengingat agar selalu waspada dalam menjalani setiap langkah kehidupan. (Syah)