MAMHTROSO.COM – Upacara pengibaran bendera Merah Putih hari ini diadakan di Kampus Matholi’ul Huda Troso, Sabtu (21/11). Selama tidak hujan agenda ini akan terus dilaksanakan secara rutin di Sabtu pagi.
Setelah minggu kemarin dari siswa-siswi Kelas XII yang bertugas dalam upacara pengibaran bendera. Pagi tadi giliran dari siswa-siswi Kelas XI yang mendapat jatah untuk tampil memimpin jalannya agenda rutin tersebut.
Agung Prastiyo (XI IPA-3) sebagai pengatur upacara pada pukul 06.50 WIB langsung menyiapkan anggotanya yang bertugas di posisi masing-masing. Indah Sulistianingsih salah satu siswa Kelas XI IPA-1 ini bertindak sebagai pembawa acara. Dan Siska Noviana Dewi, siswa Kelas XI IPA-2 ini menjadi pemimpin upacara untuk kali kedua. Berbeda dengan sebelumnya yang merasa sangat tegang, pagi tadi Siska mengaku lebih siap untuk memimpin jalannya upacara pengibaran Bendera Merah Putih di Kampus Matholi’ul Huda Troso.
Amanat Pembina Upacara pagi tadi disampaikan oleh salah satu guru Matholi’ul Huda Troso, Ahmad Budi Rifa’, S.Pd.I. Beliau berpesan kepada siswa-siswi Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah untuk tidak bosan-bosan menuntut ilmu. Ini karena setiap siswa memiliki tingkat kecerdasan yang berbeda-beda.
“Ada yang hanya membaca sekali langsung paham, ada yang membaca tiga kali baru paham, ada yang membaca lima kali tapi masih belum paham. Tapi jangan kalian putus asa dalam belajar. Tentu kalian sudah mendengarkan cerita santri yang menuntut ilmu. Batu yang keras bisa berlubang karena ditetesi air secara terus menerus, maka otak manusia pasti bisa berkembang jika terus-menerus ditetesi ilmu pengetahuan”, tangkas beliau dalam amanatnya.
Beliau juga menyampaikan isi kandungan dari surat Al Alaq. Sebagai wahyu yang pertama kali turun kepada Nabi Muhammad SAW. dalam surat tersebut memiliki tiga inti pendidikan, yaitu membaca, berfikir, dan menulis. Menurutnya jika seorang siswa tidak pernah membaca buku maka dia tidak akan berkembang, karena dari membaca siswa mampu mengembangkan pola pikirnya.
Setelah membaca dan berfikir, siswa-siswi dianjurkan menulisnya. Menulis ini juga sangat penting, mengingat kemampuan otak manusia sangat terbatas. “Jika kalian tidak menulis, apakah kalian masih ingat yang diajarkan oleh gurumu pada lima tahun yang akan datang?”, tanya beliau untuk menegaskan pentingnya untuk menulis setiap pelajaran.
(Syah)