Troso, MAMHTROSO.com – MTs. dan MA Matholi’ul Huda Troso Pecangaan Jepara perdana laksanakan upacara pengibaran bendera merah putih di tahun pelajaran 2019-2020 pagi tadi, Sabtu (27/7/2019).
Sebagai petugas upacara adalah perwakilan dari Kelas XII. Yaitu Eva Elfiana Novita Sari sebagai pemimpin upacara, sementara Soya Angga Arifin Ilham, Zaha Muhammad Al Haq, dan Henry Hermawan sebagai pemimpin pasukan upacara. Vina Ramandhani sebagai pembawa acara, Fatikha Amalia sebagai pembaca Pembukaan UUD 1945, Dimas Al Habib Efendi sebagai pembaca doa, dan Ahmad Setiawan sebagai ajudan upacara.
Pasukan pengibar bendera menggunakan 8 formasi yang terdiri dari Fikri Aida Fitriyah, Ulufiatur Rahmanita, Indah Wahyu Laili Shofiani, Linda Wahyu Laila Shofiana, Muhammad Wahyudi, Muhammad Syarif Hidayat, Gilang Agil Syafrizal, dan Wahyu Budi Santoso.
Ainun Nadhifah, S.Pd.Si. menyampaikan bahwa memasuki tahun ajaran baru ini, siswa-siswi juga harus memiliki semangat baru. Mempertahankan hal-hal yang sudah baik, meninggalkan hal-hal yang tidak baik. Seperti contoh mungkin di tahun kemarin masih sering telas, maka di tahun pelajaran baru ini harus tidak boleh telat lagi. Jika tahun kemarin masih ada yang malas-malasan belajar atau tidak mau mengerjakan tugas, maka di tahun pelajaran baru ini harus diubah yaitu lebih rajin belajar dan mengerjakan tugas.
Meskipun pada minggu kemarin sudah mulai pembelajaran, tetapi mulai minggu ini akan dilaksanakan pembelajaran yang lebih efektif. Akan tetapi perlu diingat bahwa belajar tidak hanya di dalam kelas, akan tetapi setiap yang siswa lakukan di madrasah adalah pembelajaran. “Jangan bangga ketika hanya sudah menghafal bank soal atau mendapat nilai 100, akan tetapi kalian tidak paham arti sebenarnya dari materi-materi pembelajaran itu”, ungkap Ainun Nadhifah.
Beliau juga agar siswa-siswi dapat menjadi generasi milenial yang dapat dibanggakan. Generasi yang hebat, yang pandai, yang mau berfikir. Tidak malah menjadi generasi yang apatis, tidak mau bergerak, egois, bahkan mengkritik hasil pemikiran orang lain padahal dia sendiri tidak mau berfikir.
Di madrasah memang banyak sekali dengan berbagai macam pelajaran dan kegiatan. Contoh dekat-dekat ini adalah madrasah mengadakan lomba menghias kelas dan 5K. “Jika setiap siswa tidak mau aktif untuk bahu-membahu, gotong royong, kerjasama, saling empati, malah selalu egois memikirkan kepentingan dirinya sendiri, maka selesailah hidupmu. Maka jadilah generasi milenial yang aktif, tanggap, hebat, pandai, yang dapat dibanggakan baik untuk diri sendiri maupun oleh madrasah”, pungkasnya. (syah)