MAMHTROSO.COM – Setelah dua pekan tidak ada upacara pengibaran bendera karena faktor cuaca, pagi ini Sabtu (25/2/2017) MA dan MTs. Matholi’ul Huda Troso adakan upacara pengibaran bendera Merah Putih.
Sebanyak 1300-an siswa berbaris di halaman madrasah dengan keadaan langit yang masih gelap karena tertutup awan mendung. Akan tetapi dengan berlangsungnya upacara ini cuaca terasa teduh, sejuk, dan tidak sampai hujan.
Tujuannya diadakannya upacara ini tentu untuk melatih siswa-siswi agar disiplin. Mereka harus berbaris rapi dan tertib mengikuti upacara dengan berdiri yang berlangsung selama hampir 1 jam. Selain itu juga dengan upacara pengibaran bendera ini bertujuan supaya siswa-siswi MA Matholi’ul Huda Troso dapat memperkuat rasa cinta tanah air, menghormati simbol-simbol negara, dan melanjutkan perjuangan untuk memajukan bangsa. Siswa juga dapat motivasi dan tambahan wawasan dari guru ketika menyampaikan amanat dalam upacara ini.
Pemimpin Upacara, Adi Setiawan (X F) dkk. berhasil menjalankan perannya sebagai petugas upacara dengan cukup baik. Fima Kurnia Robbi (X D), Nita Susanti (X E), dan Wahyu Aji Wijanarko (X B) mengibarkan bendera merah putih ke ujung tiang berukuran 12 meter dengan baik sesuai dengan lagu pengiring Indonesia Raya.
Andika Wisnu Saputra, S.Pd., Guru Fisika MA Matholi’ul Huda Troso pada kesempatan ini bertindak sebagai Pembina upacara. Beliau menyampaikan betapa pentingnya seseorang memiliki cita-cita dan imajinasi. Menurutnya otak adalah sebuah organ yang dimiliki manusia sebagai pembeda dengan makhluk yang lainnya. Otak manusia bisa menyimpan memori yang sangat besar. Makanya ketika orang semakin menggunakan otaknya untuk belajar dan bekerja keras, maka orang tersebut akan memiliki pola pikir yang baik.
“Para ilmuan-ilmuan masa lalu semua berawal dari imajinasi. Seperti ilmuan muslim Al Jazari, seorang ahli dalam bidang mekanika. Kemudian ilmuan muslim lainnya, Abbas Ibnu Firnas penemu konsep pertama pesawat terbang. Mereka dulu sebelum berhasil bermodal imajinasi, yang menurut orang biasa mereka gila. Tetapi dari imajinasi inilah mereka menjadi para ilmuan-ilmuan besar”, terangnya.
Sebagai guru fisika Andika juga memberikan quote kepada siswa-siswi peserta upacara pagi tadi. “tekanan itu terjadi karena adanya gaya dan luas, dan untuk mengurangi tekanan ini harus memperkecil gaya dan memperbesar luas. Jadi ketika kalian banyak tekanan untuk mencapai cita-citamu langkah yang paling tepat kurangi gaya, tidak usah kebanyakan gaya dan luaskanlah pengetahuan kalian”, pungkasnya.
Setelah upacara pengibaran bendera selesai, dilanjutkan dengan penampilan penampilan pidato dari salah satu siswa. Arini Najikhatal Ulya (XI IPA-2) menyampaikan tentang Menjadi Diri Sendiri. “Untuk menjadi pribadi yang baik kita tidak harus menjadi orang lain, jadilah diri sendiri dengan kemampuan yang kita punya dan maksimalkan. Karena setiap manusia tidak ada yang sempurna, semuanya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing”, ungkapnya dalam pidato yang singkat. (Syah)