MAMHTROSO.COM, TROSO – Cinta dan pengorbanan erat kaitannya dengan momentum peringatan hari raya Idul Adha. Seseorang akan rela melakukan pengorbanan demi menggapai sesuatu yang dicintainya.
Demikian kira-kira topik yang diangkat dalam amanat upacara pengibaran bendera yang berlangsung di halaman MTs-MA Matholi’ul Huda Troso, Sabtu (11/10/2014) pagi tadi. Pembina upacara, Ning Purwanti mengisahkan peristiwa penyembelihan yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim atas putranya, Nabi Ismail sebagai penggambaran kecintaan dan pengorbanan hamba kepada Allah SWT.
“Tidaklah mudah seorang bapak yang diperintahkan Allah untuk membunuh anak yang paling dikasihinya. Tetapi Nabi Ibrahim dan putranya Ismail dengan keteguhan hati akhirnya melaksanakan apa yang diperintahkan kepada mereka,” kata Purwanti di depan ribuan peserta upacara.
Meski peringatan Idul Adha, ungkapnya, identik dengan urusan ritual penyembelihan hewan kurban, namun dalam peringatan itu sejatinya mengandung beberapa pelajaran yang dapat dipetik hikmahnya. “Idul Adha tidak hanya soal sembelih menyembelih, tetapi lebih dari itu peringatan Idul Adha mengajari kita arti keikhlasan, kesabaran, rela berkorban, dan juga ketakwaan,” ujar guru di MTs MH Troso itu.
Menurut Purwanti, pengorbanan sebagai wujud cinta dapat diaplikasikan dalam dalam berbagai aspek kehidupan nyata, baik yang berurusan duniawi maupun akhirat. Dicontohkannya, apabila ada siswa yang mengaku cinta pada suatu mata pelajaran, maka sudah sepantasnya dia akan tekun belajar atau setidaknya memperhatikan setiap materi yang diajarkan oleh gurunya. “Maka tidaklah pas bila ada siswa yang mengaku mencintai suatu pelajaran, tapi dia tiada ada usaha untuk mewujudkannya, seperti malas belajar atau tidak memperhatikan saat diajar,” ungkapnya.
Dalam urusan akhirat, lanjutnya, hamba yang mengaku cinta kepada Allah akan berupaya menjalankan semua perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-Nya. (Agus Ahmad Fadloli)