MAMHTROSO.com – Mengisi waktu liburan pasca ulangan Semester Gasal, siswa kelas XII IPA dan XII IPS-2 MA Matholi’ul Huda Troso menggelar ziarah ke makam beberapa tokoh penyebar agama Islam di wilayah pantai utara jawa (pantura), Selasa (27/12).
Dua minibus elf yang mengangkut anak-anak kelas XII IPS-2 tiba lebih dulu di kompleks makam Ratu Kalinyamat dan Sultan Hadlirin, Mantingan, Jepara. Sesampainya di tempat itu, mereka bergegas berwudlu dan berjalan beriringan menuju komplek makam mantan bupati Jepara tersebut. Selama setengah jam mereka memanjatkan doa dipimpin oleh guru pembimbing mereka, Ismail al-Qari.
Belum rampung doa yang dipanjatkan oleh siswa XII IPS-2, rombongan dari kelas XII IPA tiba di kompleks makam. Rombongan pertama kemudian membubarkan diri dan digantikan oleh rombongan dari kelas XII IPA.
Perjalanan ziarah dilanjutkan, rombongan kelas XII IPS-2 lalu bertolak menuju makam Sunan Muria yang terletak di perbukitan di desa Colo, Gebog, Kudus. Untuk sampai ke kompleks makam salah satu anggota walisongo tersebut, rute cukup ekstrem berupa jalan tanjakan terjal dan curam harus mereka tempuh. Menjelang siang, kendaraan yang mereka tumpangi sampai di areal parkir kompleks makam.
Tenaga mereka sedikit terkuras. Pasalnya, mereka harus meniti ribuan anak tangga sejauh lebih kurang 500 m untuk bisa sampai di puncak bukit tempat Sunan Muria dimakamkan. Meski begitu, rasa penat terabaikan lantaran selama perjalanan menuju puncak, mata mereka dimanjakan dengan ratusan pedagang yang menjajakan barang dagangannya sepanjang rute. Belum lagi ketika sampai di puncak, pemandangan alam yang jarang mereka saksikan akan terpampang, ditambah sejuknya udara perbukitan.
Sesampainya di lokasi, mereka memasuki lorong yang terhubung ke dalam kompleks makam sang Sunan. Selama hampir 60 menit mereka membaca tahlil dan khotmul quran di dalam makam yang dipadati oleh ratusan peziarah dari berbagai daerah.
Setelah berziarah, mereka tidak lantas pulang. Mereka memanfaatkannya dengan beristirahat di teras Masjid Sunan Muria sambil menikmati makanan ringan yang mereka bawa dari rumah. Namun tidak sedikit dari mereka yang ingin menyaksikan eksotisme air terjun Montel yang terletak lebih kurang 1 km ke timur laut dari makam Sunan Muria. Setengah hari mereka habiskan untuk menikmati gemuruh air terjun. Beberapa di antara mereka mengabadikan momen tersebut dengan berfoto bersama dengan latar belakang air terjun.
Mereka menyudahi wisata ziarah sekitar pukul 15.30 WIB, dilanjutkan perjalanan pulang.
Ziarahi Sunan Kudus dan Syekh Mutamakkin
Rombongan XII IPA memilih tujuan ziarah berbeda dari rombongan XII IPS-2. Seusai berziarah di Mantingan, rombongan yang dipimpin oleh H. Musthofa Kamal tersebut melanjutkan perjalanannya menuju makam Sunan Kudus.
Saat rombongan sampai di kompleks makam yang terkenal dengan monumen menara Kudus itu, ratusan peziarah tampak berjubel. Maklum saja, di musim liburan seperti ini, banyak masyarakat kalangan nahdliyin menyempatkan berziarah ke makam para penyebar Islam abad pertengahan tersebut. Memasuki pintu gerbang makam, rombongan harus antrean lantaran banyaknya peziarah yang ada di dalam lokasi.
Seusai berdoa, rombongan melanjutkan perjalanan ke bumi Minatani, Pati. Tujuannya adalah menziarahi makam Syekh Ahmad Mutamakkin, seorang ulama yang diyakini sebagai pelopor pendidikan pesantren di desa Kajen, Margoyoso, Pati.
Meski tidak seramai seperti di makam Sunan Kudus, namun tetap saja antusias para peziarah tetap tinggi. Hal itu terbukti dari berbagai jenis kendaraan bermotor yang terparkir rapi di dekat lokasi makam.
Sesampainya di makam, para siswa bergegas mengikuti arahan guru pembimbing. Tidak lama kemudian, lantunan bacaan khotmul quran bergema dipandu guru pembimbing.
Tidak lengkap rasanya bila ke Pati tidak membeli oleh-oleh dari sana. Ya, seusai berziarah, mereka melanjutkan perjalanan pulang ke Jepara. Namun mereka tidak langsung pulang ke Jepara, melainkan menyempatkan mampir ke toko Dua Kelinci. Setelah itu, perjalanan dilanjutkan hingga memasuki kota Kudus.
Di Kudus, mereka masih menyempatkan diri mencari beberapa kebutuhannya di toserba di bilangan kota Kudus. Beberapa di antara mereka hanya melakukan penyegaran mata dengan melihat-lihat ramainya hirup-pikuk pengunjung toserba itu. Setelah itu, perjalanan pulang dilanjutkan hingga menjelang Isya. (Laporan dari Ega Fans Dinar, Asro Zuliana, Pramudya Fitriana S, dan Joko Aji Saputro, ditulis oleh aaf)