Troso, MAMHTROSO.com – Lima puluhan orang berseragam serba hitam berbaris rapi memenuhi halaman MA Matholi’ul Huda Troso, Jumat (20/01/2012) lalu. Dengan suara cukup lantang, salah seorang pelatih bersabuk putih memberikan aba-aba gerakan tendangan. Seketika itu, mereka mengikuti apa yang diinstruksikan dengan mantap dan kompak. Hal itu mengingatkan pada pemandangan latihan bela diri ala film laga. Namun, ini nyata adanya.
Ya, mereka adalah anggota Persaudaraan Pencak Silat (PPS) Kembang Setaman yang sedang melakukan sparring di ranting MTs./MA Matholi’ul Huda Troso. Mereka berasal dari ranting Welahan, Pecangaan, Karangaji, Ngabul, dan juga ranting Troso. Latihan tersebut merupakan yang pertama kalinya digelar di MA MH Troso dan diikuti oleh ranting-ranting trans-kecamatan.
Sebelum latihan dimulai, mereka dikumpulkan oleh pelatih sekaligus sesepuh PPS Kembang Setaman Cabang Jepara, Ridwan Setiawan dan didampingi sejumlah pelatih dari berbagai ranting. Pria yang akrab disapa Pak Ridwan itu menyatakan bahwa latihan sparring yang diadakan di halaman kampus MTs./MA MH Troso tersebut bertujuan sebagai cara untuk mengetahui seberapa jauh perkembangan ranting-ranting lain dalam berlatih silat yang lahir di kota Magelang tersebut.
Serangkaian gerakan pemanasan mengawali latihan bersama itu, dilanjutkan dengan beberapa gerakan-gerakan dasar seperti pukulan, tendangan, dan tangkisan. Setelah dirasa cukup, para pesilat duduk bersila membentuk lingkaran besar. Latihan duel yang sering disebut dengan sambung tersebut menjadi suguhan yang cukup menyita perhatian.
Para pelatih dari masing-masing ranting menunjuk anak didiknya untuk maju ke medan laga menghadapi lawan sambungnya. Para pesilat yang berduel sebelumnya telah mengenakan pengaman tubuh untuk menghindari cedera. Karena bersifat sparring, mereka tidak diperkenankan oleh wasit untuk mencederai lawan sambungnya, tetapi cukup dengan mempraktikkan teknik sambung yang benar.
Selain latihan sambung, salah seorang pesilat belia dari ranting Welahan menunjukkan kebolehannya mendemonstrasikan Jurus Tunggal. Jurus itu merupakan kombinasi serangan-tangkisan yang berjumlah 100 gerakan. Peragaan dibagi menjadi tiga, yaitu: gerakan tangan kosong, dengan senjata golok, dan toya. Untuk menambah kesan elegan, musik instrumental mengiringi selama peragaan berlangsung.
Animo para pesilat dalam mengikuti latihan sparring tersebut cukup beragam. Namun rata-rata, mereka dapat menikmati kegiatan tersebut. Hal itu dibenarkan oleh Ahmad Kabul, seorang pelatih dari ranting Welahan. “Anak-anak begitu menikmati latihan ini, apalagi saat sambung tadi. Jika waktunya masih agak siang, beberapa anak kami masih ingin menjajal bertanding dengan rekan-rekannya dari Troso,” kata Kabul kepada MAMHTROSO.com. Kabul mengaku sudah sering melakukan latihan gabungan dengan beberapa sekolah di wilayah Welahan. (aaf)