Troso, MAMHTROSO.com – Di hari terakhir perhelatan Class Meeting Semester Gasal 2012, Osis MA Matholi’ul Huda Troso menggelar acara yang tidak kalah meriahnya dengan hari-hari sebelumnya. Ya, Lomba bertajuk Nada dan Dakwah menjadi acara penutup kegiatan 6 bulanan itu. Lomba digelar di halaman madrasah, Senin (17/12/2012) pagi.
Seperti namanya, acara ini terbagi menjadi dua sesi, yaitu sesi nada alias musik serta sesi dakwah alias ceramah. Meski demikian, hanya sesi dakwah saja yang dilombakan, sementara sesi nada hanya diisi dengan hiburan musik dangdut.
Sedikitnya 14 peserta perwakilan kelas turut ambil bagian dalam lomba dakwah. Layaknya dai sungguhan, para peserta menunjukkan kebolehan mereka dalam bertausiyah untuk memukau dewan juri dan penonton. Seusai berceramah, giliran kelompok musik Apachys tampil menyanyikan lagu sesuai dengan topik yang diangkat oleh masing-masing ‘dai’. Seluruh lagu yang mainkan oleh grup pimpinan Hermansyah itu diambil dari lagu-lagu dangdut yang pernah dipopulerkan Rhoma Irama bersama Soneta-nya.
Gelar juara pertama kontes ceramah ini dimenangkan oleh Elvi Fitriyaningsih. Siswi kelas XII IPS-2 itu mendapatkan total nilai tertinggi dibandingkan 13 kontestan lainnya. Elvi yang membawakan tausiyah berjudul Harga Diri itu tampil meyakinkan. Ia berhasil mengawinkan gaya ceramah serius dan kocak.
Muhammad Andi Saputra tidak kalah hebohnya. Penampilan siswa kelas X D itu berulang kali mengundang kekaguman sejumlah penonton. Gaya orasinya yang berapi-api membuat banyak penonton memberikan tepuk tangan penghargaan kepadanya. Tak pelak jika Andi akhirnya berhasil keluar sebagai juara kedua dalam lomba ini.
Suasana ger-geran terjadi saat penampilan Siuwa Nurdin. Sorakan riuh dari seluruh penonton seolah memberi dukungan kepada siswa kelas X E ini. Bagaimana tidak, siswa yang memang dikenal memiliki rasa percaya diri lebih itu tampil dengan busana layaknya seorang dai sungguhan. Siuwa mengenakan baju kurung khas Arab berwarna gelap, sorban yang tersampir di pundak kiri, dan bertasbih. Selama 7 menit, Siuwa yang berceramah tentang kekeramatan seorang ibu itu berulang kali mengocok perut penontonnya. Meski sempat lupa dengan beberapa bagian materi yang bakal disampaikannya, ia tidak kehilangan akal. Siuwa mencoba mengalihkan pembicaraan dengan melafalkan kalimat Subhanallah. Karena itu pula, ia mendapatkan julukan Kyai Subhanallah dari teman-temannya seusai berceramah. Siuwa berhasil meraih juara ketiga.
{youtube}-uUK-RnQM3s{/youtube}
Ganti Format Lantaran Terlalu Sulit
Perhelatan acara Nada dan Dakwah tahun ini terasa berbeda dari tahun sebelumnya. Jika pada tahun sebelumnya lagu yang mengiringi para pendakwah bergenre pop religi, maka pada tahun ini menjadi milik lagu bergenre dangdut. Tidak hanya itu, iringan musik tidak lagi dimainkan oleh siswa seperti tahun lalu, tetapi diambilkan dari satu kelompok musik spesialis lagu dangdut.
Hal itu dikemukakan oleh Noor Hidayat, ‘mantan’ gitaris yang pernah mengiringi acara nada dan dakwah. Menurut siswa kelas XII IPA-1 itu, pada awalnya ia dan teman satu grupnya sempat menyanggupi menjadi pengiring musik. Namun setelah berlatih berminggu-minggu, tidak satu pun lagu yang berhasil digarap dengan maksimal. Menurutnya, musik dangdut memiliki tingkat kesulitan yang berlapis-lapis. “Selain kuncinya yang dinamis, kita harus bisa memadukan dengan instrumen lain, seperti ketipung, keyboard, ataupun seruling, padahal ada 7 lagu yang harus kita mainkan,” terang Hidayat. Atas alasan itu pula, Hidayat dkk akhirnya menyerah. Sementara itu, tugas mengiringi lomba dakwah diambil alih oleh grup Apachys.
Selama manggung, Apachys memainkan 14 lagu yang pengiringi lomba dakwah, plus dua lagu yang mereka mainkan sendiri. Selain dinyanyikan oleh Hermansyah, salah seorang siswi MAMH Troso juga turut menyumbangkan suara emasnya. Yuni Wahyuningsih, siswi kelas XI IPA-1 berduet dengan Hermansyah dan menyanyikan sejumlah lagu.
Tidak hanya dari siswa saja yang kepincut ingin berdendang di atas panggung. Karwadi, Kepala MTs MH Troso tidak mau menyia-nyiakan kesempatan bernyanyi satu panggung bersama Apachys. Lagu Keramat dipersembahkan khusus untuk Siuwa, peserta kontes dakwah dari kelas X E, yang kebetulan berceramah dengan tema yang sama.
Penonton Terpuaskan
Banyak penonton yang merasa terpuaskan dengan acara penutupan Class Meeting tahun ini. Rata-rata mereka puas menyaksikan penampilan Apachys. “Sejak awal tahun pelajaran, baru kali ini ada hiburan di madrasah yang benar-benar menghibur, enak didengar,” tutur Noel Maulana saat dihubungi MAMHTROSO.com seusai pengumuman pemenang. Meski perwakilan kelasnya tersingkir dari kursi juara, siswa kelas XI IPA-2 itu mengaku tidak mempermasalahkan. “Soal menang-kalah itu nomor sekian. Yang penting teman-teman sudah berjuang dengan keras. Mungkin lain kali bisa menang,” kata Noel.
Noel menganggap, secara umum perhelatan Class Meeting tahun ini terbilang sukses. “Ada banyak lomba baru yang mengisi Class Meeting tahun ini. Saya rasa semuanya berjalan lancar dan sukses,” terang Noel.
Ya, pada perhelatan Class Meeting tahun ini memang banyak inovasi. Beberapa lomba baru ditambahkan untuk menambah meriah acara 6 bulanan ini. Sebut saja lomba stand up comedy, tarik tambang, turnamen futsal putri, dan turnamen voli. (aaf)