Troso, MAMHTROSO.com – Siswa Kelas XII Madrasah Aliyah Matholi’ul Huda Troso Pecangaan Jepara Tahun 2019-2020 menerima berkas kelulusan pagi ini, Jum’at (10/7/2019). Berkas kelulusan tersebut terdiri dari Ijazah sementara, Sertifikat UAMBN, Syahadah, Certivicate, Piagam Tata Boga, Piagam Tata Busana, Piagam Komputer, Piagam Pengurus OSIS dan Pramuka, Sertifikat Kelompok Kajian Kitab Kuning, Raport, dan CD Foto.
Sangat berbeda dengan pada tahun-tahun sebelumnya, di masa pandemi Covid 19 ini tidak bisa menyelenggarakan Perpisahan atau Muwadda’ah dengan mengundang orang tua wali dan siswa. Kali ini acara perpisahan hanya membagikan dokumen kelulusan dengan singkat dan cepat. Dan sesuai protokol kesehatan, siswa Kelas XII yang hadir untuk mengambil dokumen kelulusan ini diwajibkan untuk memakai masker dan mencuci tangan.
Dengan singkat Drs. H. Nur Kholis Syam’un, Kepala Madrasah Aliyah Matholi’ul Huda Troso menyampaikan pesan kepada siswa-siswinya. Pertama, beliau mengajak berdoa bersama siswa-siswi untuk keluarga. Sekaligus mendoakan Bapak H. Abdullah Handiq semoga diberikan kesembuhan dan dapat beraktivitas sebagaimana biasanya. Beliau adalah ayahanda dari salah satu guru Fetty Amalia, S.E. dan juga salah satu pengurus Yayasan Pendidikan Islam Matholi’ul Huda Troso. Kedua, berdoa untuk situasi sekarang ini yang semakin menakutkan. Semoga covid-19 ini segera hilang dari Desa Troso, Jepara, Indonesia dan secara umum di dunia. Ketiga, semoga perekonomian yang terdampak karena virus ini segera dipulihkan oleh Allah. Dengan membaca Surat Yasin ayat 58, “Salamun Qoulam Mirrobbirrohim” 11 kali dan “Allahumma antassalam”.
Pesan pertama dari Kepala Madrasah untuk siswa yang pertama adalah selalu pegang pancajiwa. Yaitu keikhlasan, kesederhanaan, kemandirian, penolong, dan ukhuwah islamiyah. Karena dalam hidup tidak semua dikalkulasi dengan uang. Semuanya harus dikembalikan kepada Allah. Uang hanya implikasi, penting tetapi tidak segalanya. Selalu hidup dengan kesederhanaan, dandanan dan make-up jangan terlalu berlebihan. Kemandirian itu penting, bekerja untuk membiayai diri sendiri itu manusia hebat, jangan hanya selalu membebani dan menuntut orang tua. Berusah selalu menjadi penolong, jangan hanya selalu berterima kasih, tetapi harus selalu berusaha mendapatkan ucapan terima kasih dari orang lain. Dan jadilah manusia yang tidak mudah tersinggung atau tempramental untuk menjaga Ukhuwah Islamiyah antar saudara dan teman. Dari pancajiwa inilah yang akan menjadikan pribadi-pribadi mutiara. Bergerak karena Allah, dan motivasi semuanya adalah ibadah.
Kedua, beliau juga berpesan agar seluruh lulusan Madrasah Aliyah Matholi’ul Huda Troso menjadi corong-corong, baliho, banner, spanduk, brosur madrasah. Dengan mentalitas dan sikap yang baik hidup di tengah-tengah masyarakat. Tidak malah jadi provokator dengan menabur dosa pada diri sendiri, guru dan madrasah. Menjadi manusia yang fanatis dalam arti positif dengan agama dan madrasah.
“Jika ada siswa tamat Aliyah, tetapi pacaran dan bahkan sampai berzina, berarti dia adalah SAMPAH. Termasuk foto-foto prewedding padahal belum sah menjadi suami istri tetapi sudah berpegang-pegangan, dll. itu HARAM”, tegasnya. Beliau ingin suatu saat nanti mendengar suara-suara keindahan, peran dan sikap yang baik, prestasi dan menjadi manusia yang berguna dari para alumni. Tidak malah mendengar suara-suara yang buruk dengan pergaulan bebas yang sudah menjalar di kalangan remaja saat ini.
Berkaitan dengan piknik, madrasah seperti tersandra oleh siswa dan biro perjalanan. Karena madrasah sudah membayar DP 30 juta ke biro untuk dibelikan voucher Ancol. Piknik pasti akan diberangkatkan tetapi belum tahun kapan dan mudah-mudahan secepatnya. Agar siswa semuanya paham dan tidak muncul fitnah nantinya.
Terakhir, siswa dengan guru bermushofahah dan pembagian berkas kelulusan. Siswa yang belum lunas administasi dan yang tertunda kelulusannya karena sikap, maka harus menyelesaikan tugasnya terlebih dahulu. Yang belum lunas tentunya harus membayar, dan yang bermasalah dengan sikap harus membaca alqur’an sampai khatam. Karena ketika meninggalkan madrasah semuanya harus dalam keadaan bersih. Tidak ada tanggungan apapun yang masih menjadi hambatan dalam keberkahan. (Syah)