MA Matholi'ul Huda Troso

Visi Madrasah :
“Luhur dalam Budi, Tinggi dalam Prestasi”

(0291)7510202

ma_mhtroso@yahoo.co.id

Siswa Kelas XII Angkatan Tahun 2019 “Legendary Generation”, Menampilkan Lebih dari 20 Mata Acara pada Panggung Gembira

Troso, MAMHTROSO.com – Pagelaran Seni Budaya diselenggarakan dengan megah oleh siswa-siswi Kelas XII Madrasah Aliyah Matholi’ul Huda Troso dalam tajuk Panggung Gembira Tahun 2019, Ahad (23/6/2019).

Lihat galeri fotonya – klik disini

Panggung Gembira ini sebagai bentuk persembahan terakhir siswa-siswi Kelas XII sebelum mengikuti Perpisahan dan Pelepasan dengan madrasah. Sudah menjadi tradisi sejak dulu bahwa setelah pelaksanaan serangkain ujian akhir siswa kelas XII langsung membentuk kepanitiaan panggung gembira. Selain untuk mengisi kekosongan kegiatan sampai akhir tahun pelajaran, juga untuk memberikan media pertunjukan seni budaya dan juga kenang-kenangan untuk madrasah.

Pada Panggung Gembira Tahun 2019 “Legendary Generation” ini diketuai oleh Safinatun Nikmah (XII IPA-1) dan juga Moh. Khoiri (XII IPA-1). Butuh persiapan yang panjang untuk menyuguhkan sekitar 23 mata acara. Mulai dari konsep acara keseluruhan, konsep setiap acara, rekruitmen anggota, dan latihan yang berat mereka persiapkan. “Untuk mewujudkan persembahan terakhir kita ini tidak mudah, butuh kebersamaan dan kerjasama yang baik dari teman-teman. Meskipun sekolah kita di ngisor preng tetapi dengan dengan kemajuan demi kemajuan tiap tahunnya, kita tunjukkan bahwa kita bisa”, ungkap Safinatun Nikmah dalam sambutannya.

Sebagaimana menyambung dari sambutan ketua panitia, Drs. H. Nur Kholis Syam’un sebagai Kepala Madrasah Aliyah Matholi’ul Huda Troso juga mengingatkan bahwa madzhab madrasah kita ini adalah madzhabnya kegiatan dan pergerakan. Jadi memang madrasah sengaja mengagendakan banyak kegiatan untuk media pendidikan karakter siswa. Supaya siswa-siswi MA MH Troso memiliki mental-mental yang baik. Meskipun sekolah di kampung tapi tidak kampungan.

Beliau juga mengungkapkan bahwa meskipun di madrasah, tidak kemudian mengharamkan kesenian. Menikmati musik, tari, drama, dll. itu hukumnya mubah asal dengan etika. Justru ini adalah termasuk salah satu upaya untuk melestarikan budaya nusantara. Ada tari jawa, tari melayu, tari madura, tari bambang cakil, tari bali, tari sunda, pencak silat, ludruk, dagelan, dll.

Grand Opening dimulai tampilan perkusi dan dilanjutkan dengan tarian saman 101 orang yang memenuhi panggung ala Pembukaan Asian Games di Jakarta tahun 2018 kemarin. Mike Elayanti dan Aza Nur Fadhila membacakan ayat suci Al Qur’an surat Al Mujadalah 11 – 16. Kemudian MH Band juga berunjuk gigi pada panggung gembira 2019 ini. Wahyu Aji Wijanarko dkk. memainkan 3 lagu yang berjudul kembali bersama, terlalu manis, dan bintang kehidupan.

Grup Rebana juga melantukan 3 judul qosidah yang berjudul busyrolana, ya hannan ya mannan, dan gundul-gundul pacul. Langsung disambung dengan Fashion show busana-busana dari kain tenun troso juga ikut memeriahkan pagelaran ini, setidaknya ada 36 siswa perwakilan dari kelas XI yang menampikan busana-busananya dari pelajaran tata busana yang diampu oleh Siti Saudah, S.Pd.I.

Tampilan drama pertama dengan tema horror, dengan judul “liburan terakhir di pulau cemara”, M. Abdul Wahid dkk. memerankan sebuah cerita mayat hidup (zombi) yang menguasai pulau cemara. Sementara 3 pemuda yang sedang berlibur ke sana terjebak dengan para zombi tersebut.

Tari jawa juga sangat anggun dengan kostumnya yang mentereng dengan warna kemben merah, dipadukan selendang kuning. Disambung modern dance oleh Afrizal Malna Isre, dkk. dengan gaya ala korea-korea juga turut ditampilkan.

Drama Cinta degan judul “Garis Takdir”. Moh Khoiri sebagai pemeran utamanya adalah seorang pemuda miskin. Ia mencintai Khusna Lutfiah anak dari seorang yang kaya. Karena perbedaan status sosial hubungan mereka tidak disetujui Orang tua Khusna. Namun setelah terjadi konflik yang haru akhirnya hubungan mereka disetujui.

Pencak Silat, oleh Nova Liana Putri, dkk. mempertunjukkan gerakan-gerakan seni pencak silat dan juga beberapa duel khas perguruan kembang setaman.

Drama Politik dengan judul “Siapa di atas Presiden?”. Menceritakan proses pemilihan presiden, yang penuh konflik dan permainan politik. Diperankan oleh Ahmad Aris, Saif Aliansyah, dan M. Samsul Ma’arif. Cara-cara politik yang kotor seperti penjebakan pembunuhan diangkat dalam cerita ini.

Tari Madura, Tari Gelang Ro’om. Ahmad Mujahidin,dkk. dengan mengenakan kostum lorek-lorek khas madura. Ada 10 penari laki-laki, dan 9 penari perempuan bersanggul. Tari India, dengan lagu Gar More Paradesa dan Gerua. Moh. Khoiri dan Aghna Boy Mumtaz sebagai penari laki-lakinya. Sementara banyak penari perempuan Erica Anastasya, dkk. dengan kostum yang anggun khas model india.

Ludruk, dengan lakon Adi Setiawan duet dengan Muhammad Nor Rokhim. Mengadopsi dari dagelan Percil duet Yudho mereka bisa mengimprovisasi dengan baik. Berbeda dengan drama-drama yang lainnya yang menggunakan lipsing, ludruk ini bisa menampilkan secara langsung lewat mic sehingga membuat suasana lebih hidup.

Tari Melayu, Zapin Kasmaran. Syida Auliyauzzaroh duet dengan Lukman Faiz diiringi dengan lebih dari 13 penari yang lainnya. Kostum memakai peci hitam dan sarung setengah di pinggang khas melayu. Seni bela diri dari Korea Tae Kwondo juga turut ditampilkan. Kembali Moh. Khoiri, dkk. menampilkan gerakan-gerakan energik. Dengan kompak mereka memeragakan gerakan-gerakan khas tae kwondo sampai diakhiri dengan pertunjukkan atraktif, yaitu menendang genteng tebal di 5 posisi yang berbeda dengan serempak. Tari bambangan cakil, kali ini Afrizal Malna Isre sebagai buto cakil. Sementara Siti Muzaroah sebagai Arjuna. Tari ini mempertunjukkan saktinya Arjuna ketika melawan buto cakil. Meskipun Cakil dengan bala tentaranya Arjuna seorang diri dapat menumpasnya.

Drama Komedi dengan judul “Bojo Nakal”. Menceritakan para suami yang diperankan oleh Ahmad Shochibul Munir, Darul Ihsan, Samsul Ma’arif, dan Bandu Rahman. Mereka semua tergila-gila dengan biduan yang bernama Saritem. Akan tetapi ternyata Saritem adalah seorang banci.

Tari Renjang Sari, Tari bali. Ada sebanyak 16 penari yang berkostum putih dan kuning emas. Udeng hiasan kembang kamboja, riasan wajah yang khas bali. Meskipun dengan gerakan sederhana tetapi sangat terlihat anggun dan elegan. Tari Sunda, Rampak Jaipong Kalang Sunda Tidas. Ita Nurul Laili, dkk. juga cukup berhasil memperagakan tari asal jawa barat ini. Dengan anggun mereka berkostum kemben merah dengan memakai padakain dalam lengan panjang serta berjilbab krem. Tariannya cukup kompak dan kental instrumen suasana sundanya.

Drama Tragedi, dengan judul Cinta Dua Dunia. Antara bangsa manusia dan bangsa peri. Muslihatul Aini sebagai ratu peri dibunuh oleh Rofiqul A’la sebagai peran antagonisnya dari bangsa manusia. Dengan mencabut bulu peri sebagai kekuatannya sehingga ratu peri mati. Malna sebagai tambatan hatinyapun merasa sangat sedih atas kejadian tersebut.

Lebih 20 mata acara dilaksanakan dalam panggung gembira tahun 2019 ini. Dan ditutup dengan satu lagu yang dibawakan oleh MH band pada pukul 13.30 WIB. (Syah)

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Translate »