MAMHTROSO.COM – MTs. Dan MA Matholi’ul Huda Troso kembali adakan upacara pengibaran bendera Merah Putih, Sabtu (2/4/2016) pagi ini. Pasalnya ini adalah upacara pengibaran bendera yang terakhir pada semester genap tahun pelajaran 2015-2016. Karena pada minggu-minggu berikutnya akan dilaksanakan agenda-agenda madrasah yang tidak memungkinkan jika tetap diadakannya upacara pengibaran bendera ini.
Agenda madrasah kedepannya adalah Ujian Nasional (UN) untuk siswa-siswi Kelas 12 pada tanggal 4 April 2016. Disambung dengan Ujian Madrasah (UM) dan Ujian Akhir Madrasah Berstandar Nasional (UAMBN) untuk siswa kelas 9 MTs. Matholi’ul Huda Troso mulai tanggal 7 April 2016. Dan terakhir adalah Ujian Nasional (UN) untuk Kelas 9 pada tanggal 9 Mei 2016.
Upacara pengibaran bendera sebenarnya diadakan untuk menanamkan jiwa cinta tanah air kepada siswa-siswi sebagai generasi penerus bangsa. Akan tetapi sayangnya banyak siswa yang kurang khidmat ketika mengikuti upacara pengibaran bendera. Banyak siswa yang belum memahami arti dari upacara pengibaran bendera merah putih yang pada tujuh puluh tahun silam diperjuangkan mati-matian oleh para pahlawan hanya untuk mengibarkan bendera merah putih.
Disamping itu banyak siswa yang barisnya kurang rapi karena keterbatasan luas lapangan. Sebanyak 1.300an siswa berbaris bersaf dari lapangan bagian timur sampai barat. Idealnya barisan dalam upacara berjarak setengah lengan atau satu lengan, akan tetapi kenyataannya siswa selalu berdempetan dan ini menimbulkan kecenderungan siswa selalu ngobrol dengan temannya sendiri ketika upacara dilaksanakan. Bahkan parahnya siswa tidak dengan semangat menyanyikan lagu Mars MH Troso. Hanya beberapa siswa yang secara khidmat mengikuti upacara pengibaran bendera ini.
Muhammad Anshori, S.Pd. selaku Pembina upacara pagi ini menyampaikan amanatnya tentang pentingnya menanamkan nilai-nilai pancasila ke dalam pribadi setiap siswa untuk menjadi bangsa yang beradab.
Indonesia adalah Negara yang besar. Negara multikultural yang memiliki banyak perbedaan suku, bahasa, dan adat istiadat. Akan tetapi keberagaman itu bisa menjadi satu karena memiliki pedoman yang sama yaitu Pancasila. Pancasila sebagai landasan ideologi dan landasan falsafah bangsa Indonesia.
“Banyak warisan-warisan budaya luhur yang masyarakat Indonesia dapatkan. Semisal; sebagai seorang yang muda harus hormat kepada yang lebih tua, untuk memberikan sesuatu harus menggunakan tangan kanan. Ini adalah warisan budaya yang merupakan nilai ciri khas dari bangsa Indonesia. Jangan sampai budaya-budaya yang luhur ini terkikis oleh budaya-budaya sekuler orang barat”, ungkapnya
Sebaimana pada nilai-nilai yang terkadung dalam pancasila. Sila yang pertama nilai ketuhanan, sila kedua mengandung nilai kemanusiaan, sila ketiga mengadung nilai persatuan, sila keempat mengandung nilai musyawarah dan sila terakhir mengandung nilai keadilan.
Anshori berharap nilai-nilai pancasila itu terus diamalkan oleh siswa-siswi supaya terus menjadi manusia-manusia yang beradab. Tidak malah meniru budaya-budaya barat yang dominan bertentangan dengan nilai-nilai asli kebudayaan bangsa Indonesia.
(Syah)