Troso, MAMHTROSO.com – MA dan MTs. Matholi’ul Huda Troso selenggarakan Upacara pengibaran Bendera pagi ini, Sabtu (27/1/2018).
Upacara kali ini ditugaskan kepada perwakilan Kelas X. Vina Ramdahani (X MIA-3) sebagai Pembawa Acara, M. Maftuh Ahnan Labib (X MIA-2) sebagai Ajudan, Eva Elviana Nofita Sari (X MIA-2) sebagai Pembaca Pembukaan UUD 1945, dan Fatikhah Amalia (X MIA-1) sebagai pembaca Doa. Kemudian Pemimpin Upacara ditugaskan kepada Soya Angga Arifin Nuha (X MIA-3) sementara untuk petugas pemimpin pasukan oleh Alex Lubab Muhammad (X MIA-2), Muhammad Syarif Hidayat (X MIA-2) dan Muhammad Wahyudi (X MIA-3).
Pasukan pengibar bendera dengan formasi 8 orang, yaitu Indah Wahyu Laili Shofiani (X MIA-2) sebagai penarik tali tiang bendera, Linda Wahyu Laila Shofiana (X MIA-2) sebagai perentang bendera, dan Ulufiatur Rahmanita (X MIA-1) sebagai pembawa bendera. Sementara untuk 5 yang lainnya adalah Muhammad Mughni Labib (X MIA-3), Gilang Agil Syafrizal (X MIA-2), Wahyu Budi Santoso (X MIA-1), Risma Dhona (X IIS-3), dan Ahmad Setiawan (X IIS-3).
Pada amanat Pembina upacara yang disampaikan oleh Noor Faizin, S.Ag., beliau menyampaikan tentang 3 hal yang harus dilaksanakan dan tidak boleh ditinggalkan oleh pelajar muslim. Ketiga hal tersebut adalah Doa, Sabar, dan Tawakal.
Beliau menyampaikan bahwa doa adalah sesuatu yang mulia di hadapan Allah. Karena doa adalah kekuatan yang dimiliki oleh seorang hamba. Dan setiap doa yang dipanjatkan pasti akan selalu dikabulkan. Hanya saja mungkin sebuah doa ada yang langsung dikabulkan dan ada yang masih ditangguhkan. Untuk itu setelah berdoa seseorang dianjurkan untuk bersabar.
Lanjutan dari doa adalah perilaku sabar. Sesuai dengan konteksnya sabar dibedakan menjadi berbeda 2. Ketika sabar digunakan untuk sesuatu perbuatan yang tidak baik itu bukanlah sebuah kesabaran, seperti contoh ketika seorang siswa yang dengan kegigihannya ingin mendapatkan seseorang tambatan hatinya, ibu bukalah bentuk dari kesabaran. Tetapi sabar adalah manakala siswa diberikan cobaan kemudian tidak putus asa kemudian memasrahkan semua kepada Allah, atau seperti contoh yang lain seorang siswa dengan sabar belajar untuk menyiapkan ulangannya, bukan malah mengerjakan ulangan dengan cara menyontek atau kerja sama dengan teman lainnya.
Terakhir tawakal, hal ini merupakan perilaku lanjutan dari Sabar. Tawakal artinya adalah menyerahkan segala urusan kepada Allah setelah berusaha (berikhtiyar). Artinya dengan tawakal seseorang berarti khusnudzon kepada Allah dan apapun nanti yang didapatkannya adalah terbaik menurut Allah. (Syah)