Troso, MAMHTROSO.com – Kembali selenggarakan acara super megah dengan partisipan siswa-siswinya, MA Matholi’ul Huda Troso gelar Emha Variety Show Semester Gasal Tahun 2017, Ahad (1/10/2017) kemarin.
Lihat galeri kegiatannya – klik di sini
Emha Variety Show ini adalah agenda rutin yang dilaksanakan madrasah sekali dalam satu semester. Tujuannya tentu untuk memberikan kesempatan kepada siswa agar dapat menyalurkan bakatnya dalam bidang seni, tari, akting, konseptor, hingga komposer musik (pengatur backsound). Karena semuanya melibatkan siswa sebagai pengisi acaranya. Mereka bertugas masing-masing untuk mewakili kelasnya demi menyuguhkan penampilan yang memukau.
Ada sebanyak 9 kelas sebagai partisipan yang memberikan persembahan pada Emha Variety Show kali ini. Yaitu 6 kelas dari Kelas XII dan 3 kelas dari Kelas XI IPS. Sebagian besar dari 9 kelas tersebut menampilkan seni, drama dan tari (sendratari) ada yang bergenre dramatis, komedi, dan sejarah. Sementara untuk 9 kelas yang lainnya, yaitu Kelas X dan kelas XI IPA ditugaskan mendirikan stand-stand di tenda-tenda yang sudah disediakan. Setiap kelas berjualan berbagai olahan makanan ringan dan minuman yang dijajakan kepada siswa-siswi yang menyaksikan acara ini.
Acara dimulai pada pukul 08.00 WIB di halaman madrasah yang disulap menjadi panggung megah dengan dekorasi yang apik. Akan tetapi setelah penampilan Grup Rebana acara sempat dihentikan sejenak kurang lebih satu jam karena di sekitar lingkungan madrasah ada takziyah meninggalnya Ibu Munifah. Sehingga acara baru dapat dimulai kembali pada pukul 09.15 WIB. Dan selesai pada pukul 14.20 WIB.
Sebelum masuk pada acara inti, yaitu penampilan dari masing-masing kelas Safinatun Nikmah (XI IPA-2), Siti Muzaroah (XI IPA-3), dan Afrizal Malna Isre (XI IPA-1) sebagai pembawa acara membuka Emha Variety Show dengan bacaan Ummul Kitab. Dan langsung dilanjutkan penampilan Grup Rebana yang membawakan 4 lagu dengan judul Leng-Eleng, Rouhi Fida’, Saikhona, dan Ibu. MH Band juga ikut unjuk gigi setelah itu. Mereka membawakan 3 lagu, yaitu Shallu Ala Muhammad oleh Wido Sari, Ya Rasulullah oleh Shinta Amelia, dan Qomarun oleh Ibu Nur Muzaroh, S.Pd.
Kelas XII IPA-1 mendapat giliran pertama menampilkan sendratari bergenre komedi dengan judul Ande-Ande Lumut. Nova Alfaqih berperan sebagai Ande-Ande Lumut yang diasuh oleh Ibu Angkatnya yang bernama Mbok Randa yang diperankan oleh Vera. Ande-Ande Lumut yang mencari jodoh akhirnya bertemu dambaan hatinya yang bernama Klenting Kuning yang diperankan oleh Alief Minan. Cerita ini memang sudah dibumbuhi dengan komedi berbahasa jawa. Dengan alur cerita dan gaya bahasanya Nova Alfaqih berhasil membuat decak tawa para penonton.
Penampilan kedua dari Kelas XI IPS-1, mereka menyuguhkan Kisah Calon Arang. Menceritakan asal mula Leak kisah mistis Jawa Bali yang berasal dari Kediri. A. Sochibul Munir sebagai Calon Arang adalah orang sakti mandra guna pada masa Raja Airlangga Kerajaan Kediri. Calon Arang punya adik yang cantik jelita diperankan oleh Stefani Murya Putri akan tetapi tidak ada yang berani mempersuntingnya karena Ibunya adalah tukang tenung yang diperankan Kholisatus Sa’diyah. Tarian dan adegan peperanganpun tersaji pada pertunjukan ini.
Ketiga, Kelas XII IPS-1 menampilkan Ketoprak Sariden Syeh Jangkung Pati. Diangkat dari kisah sejarah lokal Kota Pati, Eko yang berperan sebagai Sariden dan Feri yang berperan sebagai Branjung. Sariden dengan sifat ikhlasnya dan Branjung dengan liciknya menjelma menjadi macan untuk menakut-nakuti Sariden. Peperangan lucu antara macan dan Sariden ditambah selingan Trio Macan membuat decak tawa para penonton. Karena kesaktian Sariden yang dapat meloloskan diri dari penjara akhirnya dia menjadi buronan dari Adipati dan ditolonglah oleh Sunan Kudus yang diperankan Riko Aditya.
Keempat, Kelas XII IPS-2 menampilkan cerita fiktif bergenre komedi yang berjudul Prahara Kampung Kedawung. Dimainkan oleh Baharudin Aziz sebagai Sarkawi, kesatria Kedawung. Dan Nashoikhul Ibad sebagai Surogento, pembunuh bayaran yang sakti ilmunya. Karena kemakmuran Kampung Kedawung sehingga Belanda ingin menguasainya. Belanda yang kalah dengan Sarkawi akhirnya meminta bantuan kepada Surogento. Terjadilah peperangan antara Sarkawi dan Surogento yang dimenangkan oleh Sarkawi karena mendapat Pusaka Ari-ari Kedawung yang berwujud Barongan.
Kelima, Kelas XII IPA-2, Ramdhan Kholid dkk. Menyuguhkan aksi yang dramatis dengan judul Ada Cinta di Palestina. Mereka mengangkat kisah penindasan yang dialami muslim Paslestina oleh Yahudi Israel. Akan tetapi dibalik penindasan itu ada cerita cinta yang terjadi antara Choiruniam sebagai pemuda muslim palestina dengan Atia Fitriani angkatan bersenjata dari Israel. Dengan totalitas akting dari para pemainnya membuat haru dan merinding para penonton. Cerita ini diakhiri dengan klimaks munculnya Ramdhan dari tengah-tengah temannya yang membentuk lingkaran dengan penjiwaan luar biasa.
Keenam, Kelas XII IPS-3 menampilkan Asal Usul Selat Bali. Diceritakan Sidi Mantra diperankan oleh Sutrisno yang sakti memiliki anak yang bernama Manik Angkeran diperankan oleh M. Abdur Rozaq. Karena sejak kecil ditinggal mati Ibunya, Manik Angkeran tumbuh menjadi pemuda yang sangat nakal, suka mabuk dan judi hingga hutangnya banyak. Naga Besukih ular yang murka dengan Manik ahirnya meminta Sidi Mantra untuk mengasingkan Manik di dekat Gunung Agung. Sidi Mantra membuat pembatas antara jawa timur dengan bali, dan akhirnya menjadi Selat Bali.
Ketujuh, Kelas XI IPS-3 mengangkat cerita masa kini dengan judul Istri Gila Gincu. Diceritakan Saifudin yang beristrikan Nikmatul Khomsa. Untuk menuntut gaya hidupnya Nikmatul Khomsa tertarik untuk menjadi karyawan garmen kemudian bertemulah Dany sebagai Manager Pabrik Garmen. Karena terkena rayuan sang Manager, terjadilah perselingkuhan antara Khomsa dengan Manager. Akan tetapi Khomsa hanya dimanfaatkan sang Manager. Dibalut dengan aksi komedi penampilan kelas XI IPS-3 ini berhasil mengocok perut ratusan penonton.
Kedelapan, Kelas XII IPA-3 menampilkan sendratari yang berjudul Empat Pilar Nusantara. Dari 4 pilar tersebut divisualisasikan dalam 4 bentuk tarian/dance. Mulai dari yang pertama tarian Pancasila, dance UUD, tarian bineka tunggal ika, dan terakhir dance Bali modern Bendera Merah Putih. Dari keragaman suku dan budaya membuat masing-masing merasa paling berkuasa di Indonesia, sampai timbul perpecahan. Klimaksnya adalah kehadiran Garuda Pancasila sebagai pemersatu. Dan Reza nyinden secara live untuk mengiringi persatuan tersebut dengan muncul di tengah-tengah bendera merah putih.
Kesembilan, penampilan terakhir yaitu dari Kelas XI IPS-2 dengan cerita fiktif yang berjudul Memed Sayang Emak. Rohim yang berperan menjadi Memed sangat total dengan aktingnya. Sofa menjadi Emak sebagai penjual janganan. Dalam ceritanya Selamet sebagai anak orang kaya yang suka mabuk-mabukan akhirnya diculik oleh sekelompok geng. Memed berhasil menyelamatkan Selamet. Khusaini dan Syarifah yang berperan menjadi orang tua dari Selamet kemudian mengabulkan permintaan Memed yaitu memberangkatkan Emaknya untuk naik Haji. Balutan komedi juga memunculkan tawa di setiap adegannya. (Syah)