Troso, MAMHTROSO.com – Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah Matholi’ul Huda Troso Pecangaan Jepara adakan Upacara Pengibaran Bendera Merah Putih, Sabtu (23/9/2017) pagi ini.
Upacara pengibaran bendera Merah Putih ini dilaksanakan rutin setiap Sabtu pagi. Selain untuk mengawali proses belajar mengajar setelah libur hari Jum’at, juga banyak nilai-nilai pendidikan yang dapat didapatkan dari upacara ini. Mulai dari mengenang jasa-jasa pahlawan perjuangan kemerdekaan, sikap rasa cinta tanah air, sikap kedisiplinan, dan juga menambah vitamin D untuk kekebalan tubuh siswa karena terkena sinar matahari pagi.
Perwakilan siswa MTs. Matholi’ul Huda Troso kali ini mendapatkan amanat untuk menjadi petugas upacara. Muhammad Ilham Ainun Nijam (VIII B) bertugas sebagai pemimpin upacara berhasil memimpin lebih dari 1.300-an orang siswa peserta upacara pengibaran bendera pagi tadi. Dilaksanakan di halaman madrasah seluruh siswa hormat dengan khidmat kepada Sang Merah Putih.
Ismail, S.Pd.I. salah satu guru pengampu mata pelajaran seni budaya (Nasyid) menyampaikan amanatnya tentang ilmu yang bermanfaat. “Jika kita ingin supaya mendapatkan ilmu yang bermanfaat lihatlah proses penanaman padi. Padi yang baik itu harus diberi air yang cukup, diberi pupuk, dan rumput-rumput liarnya dicabut agar tanaman padinya tidak kalah”, ungkap Ismail di awal-awal amanatnya.
Beliau mengibaratkan siswa MA dan MTs. Matholi’ul Huda Troso yang ingin mendapatkan ilmu yang bermanfaat harus melaksanakan 3 hal sebagaimana dapat diambil dari filosofi menanam padi tersebut. Mulai dari yang pertama, setiap pagi siswa diajak untuk membaca Al qur’an, asmaul khusna, sholawat nariyah, dll. Ini adalah salah satu bentuk siraman rohani supaya hati bersih. Amalan-amalan tadi ibarat air yang dibutuhkan padi agar dapat tumbuh baik. Sehingga siswa yang benar-benar mengamalkannya hatinya akan selalu tersiram segar bersih dari kotoran dan akan dimudahkan dalam belajar.
Kedua, padi biasanya membutuhkan pupuk yang bisa menambah subur tanah sehingga menghasilkan padi yang berkualitas. Pupuk ini diibaratkan adalah bapak/ibu guru yang tidak bosan-bosan selalu mendidik, membimbing, menasihati, dan memotivasi siswa. Jika siswa ikhlas ketika dididik, dibimbing, dinasihati oleh gurunya, maka insyallah siswa-siswi dengan mudah mendapatkan ilmu yang bermanfaat dan mempraktikkan akhlakul karimah.
Ketiga, tanaman padi biasanya diganggu rumput-rumput liar sehingga tidak dapat tumbuh optimal. Diibaratkan rumput liar ini adalah siswa yang tidak mematuhi tata tertib dan tidak ikhlas dididik. Maka jika ada siswa yang seperti ini madrasah tidak akan segan-segan untuk mengembalikannya ke orang tua. Agar di MA dan MTs. Matholi’ul Troso Pecangaan Jepara tercipta lingkungan belajar yang kondusif, konstruktif, progresif, dan dinamis. (Syah)