Troso, MAMHTROSO.com – Kemajuan sebuah koperasi ditentukan oleh berbagai faktor. Selain dukungan dari pemerintah, keaktifan, kreatifitas, dan inovasi dari anggota dan elemen terkait juga menjadi faktor penyumbang keberhasilan organisasi kerakyatan itu.
Hal itu diungkapkan staf Dinas Koperasi, UMKM, dan Pengelolaan Pasar Jepara, Rumiyati, saat mengisi sambutan pada acara Rapat Anggota Tahunan (RAT) sdi Koperasi Karyawan (Kopkar) Yayasan Matholi’ul Huda Troso di Pondok Pesantren An-Nur Troso, kemarin (13/03/2013). “Kalau ingin maju, anggota maupun pengurus koperasi harus aktif, kreatif, dan kreatif. Dan Kopkar Matholi’ul Huda saya rasa sudah memenuhi beberapa kriteria tadi,” ungkap Rumiyati.
Menurut Rumiyati, Kopkar yang telah berumur belasan tahun itu cukup memiliki kapabilitas untuk terus berkembang dan maju. Hal itu setidaknya ditilik dari kepemilikan aset dan pendapatan dari koperasi tersebut. “Kalau dibanding 709 koperasi yang ada di wilayah Jepara, Kopkar Matholi’ul Huda cukup sehat dalam segi aset dan omzetnya,” paparnya. “Koperasi ini juga tergolong disiplin karena selalu melaksanakan RAT di bulan Maret setiap tahunnya, sesuai dengan peraturan yang berlaku,”tambahnya.
Kendati demikian, Kopkar yang bergerak di bidang simpan pinjam itu masih perlu pembenahan di beberapa aspek, semisal struktur keorganisasian. Menurutnya, dalam koperasi ini diharapkan memiliki 3 orang pengawas yang benar-benar mampu memberikan pengawasan terhadap jalannya koperasi. “Di sini sudah ada 2 pengawas. Saya harapkan ditambah 1 orang pengawas lagi,” ungkapnya.
Selain memberikan apresiasi pada perkembangan Kopkar yang ada di naungan YPI Matholi’ul Huda Troso itu, pegawai dinas pelat merah itu juga menyosialisasikan peraturan perundang-undangan koperasi terbaru. Berdasarkan UU Koperasi No. 17/2012, berbagai jenis koperasi yang ada di Indonesia sekarang ini harus disesuaikan dengan ketentuan baru. “Nantinya, hanya ada 4 macam koperasi di Indonesia, yaitu Koperasi Simpan Pinjam (KSP), Koperasi Konsumen, Koperasi Produsen, dan Koperasi Jasa,” papar Rumiyati. Konsekuensinya, lanjutnya, berbagai jenis koperasi yang telah ada sekarang ini harus menyesuaikan dengan aturan baru. “Seperti Koperasi Karyawan Matholi’ul Huda, misalnya. Karena bergerak di bidang simpan pinjam, maka nanti bisa berubah menjadi KSP Matholi’ul Huda Troso,” jelasnya.
Lebih lanjut, istilah permodalan dalam koperasi juga diubah. “Menurut aturan terbaru, istilah ‘Simpanan Pokok’ digantikan dengan ‘Setoran Pokok’, dan untuk istilah ‘Simpanan Wajib’ berubah nama menjadi ‘Sertifikat Modal Koperasi’,” papar Rumiyati. “Berbeda dengan Simpanan Wajib, Sertifikat Modal Koperasi dianggap sebagai saham yang dapat diperjualbelikan,” tambahnya.
Rumiyati menjelaskan, perubahan sistem baru dimaksudkan agar peran koperasi sebagai organisasi yang benar-benar mampu meningkatkan kemakmuran anggotanya, dan tidak lagi dipandang sebelah mata.
Di akhir sambutannya, Rumiyati mengharapkan agar kemajuan dan semangat anggota dalam berkoperasi dapat terus ditingkatkan. “Pesan saya, jadilah ikan gabus, ikan sepat, dan jangan ikan lele. Semakin bagus, semakin cepat, dan jangan bertele-tele,” pungkasnya.
Sementara itu, Ketua Kopkar Sobari membacakan laporan tahunan di depan sekitar seratusan anggota koperasi. Dalam laporannya, Sobari mengungkapkan, partisipasi anggota dalam melakukan simpan-pinjam di koperasi itu meningkat bila dibandingkan tahun sebelumnya. Sebagai akibatnya, laba yang diperoleh oleh koperasi pada tahun ini lebih besar dari sebelumnya. “tahun 2011 lalu, laba yang diperoleh sekitar Rp 49 juta. Sedangkan untuk tahun ini, laba mencapai Rp 62 juta,” papar Sobari.
Karenanya, Sobari menyambut baik partisipasi anggota yang memanfaatkan keberadaan koperasi sebagai sumber permodalan bagi mereka untuk mengembangkan usahanya.
Selain pembacaan laporan pertanggungjawaban, acara RAT yang digelar kali ini juga mengagendakan pengesahan program kerja Kopkar untuk tahun 2013. Di akhir acara, seluruh anggota menerima Sisa Hasil Usaha (SHU) dan doorprize. (aaf)