Troso, MAMHTROSO.com – Estafet kepemimpinan Organisasi Siswa Intra Sekolah (Osis) MA Matholi’ul Huda Troso diserahterimakan, Sabtu kemarin (8/6/2013). Serah terima ini menandai pergantian kepengurusan Osis periode 2012/2013 kepada kepengurusan Osis periode 2013-2014.
Kepengurusan Osis lama yang dipimpin oleh Fatkhul Anam telah purna tugas sehingga diserahkan kepada penggantinya, Siti Khatijah dan kawan-kawan. Siti Khatijah terpilih sebagai ketua Osis melalui proses pemilihan umum pada pertengahan Mei lalu.
Acara yang dilangsungkan di aula madrasah ini hanya dihadiri oleh siswa kelas XII dan sejumlah guru saja. Hal itu cukup beralasan. Pasalnya, ruangan yang digunakan sebagai tempat serah terima tidak cukup untuk menampung seluruh siswa yang ada di madrasah ini sehingga hanya siswa kelas XII saja yang dilibatkan menjadi peserta.
Seremoni serah terima jabatan ini dimulai dengan pembacaan laporan pertanggungjawaban (LPJ) Osis. Ketua 2, Alfin Iqbal Rifqi Ardiansyah membacakan seluruh hasil kerja yang telah dilakukan Osis selama satu periode kepengurusan. Selain itu, Alfin juga berkesempatan melaporkan hasil kerja sekretaris, bendahara, dan seluruh seksi bidang. Seusai pembacaan LPJ, Pembina Osis Noor Ubaidillah melantik seluruh pengurus Osis baru dan memimpin pengucapan janji kesanggupan menjadi pengurus Osis.
Setelah itu, acara dilanjutkan dengan penandatanganan berita acara serah terima jabatan oleh pengurus lama dan pengurus baru.
Dalam kesempatan itu, mantan ketua Osis Fatkhul Anam mengucapkan terima kasih atas dukungan dari semua pihak yang membantunya menjalankan tugas sebagai seorang nahkoda Osis selama setahun.
Anam mengaku seluruh program kerja yang telah diagendakan Osis belum dapat berjalan secara keseluruhan. “Kami mengakui belum bisa bekerja maksimal karena masih belum bisa memahami arti kedisiplinan dan kekompakan,” kata Anam.
Kendati demikian, Anam berpesan kepada pengurus baru agar dapat meningkatkan kinerjanya. “Kami harapkan, pengurus yang baru dapat terus berikhtiar, meningkatkan tanggung jawab, kekompakan dan kedisiplinan,” harapnya.
Senada, pemimpin Osis baru Siti Khotijah berterima kasih kepada seluruh pihak yang telah memberikan kepercayaannya untuk memimpin organisasi siswa ini.
Lebih lanjut Khotijah mengungkapkan, Osis dapat berjalan dengan baik bila seluruh pengurusnya dapat menjaga kekompakan. Selain itu, lanjut Khotijah, tindakan yang nyata dari seluruh elemen dalam organisasi mutlak dibutuhkan.
Pengurus Dipilih Berdasarkan Prestasi dan Kemampuan
Sementara itu, Kepala MA MH Troso menjelaskan proses pemilihan pengurus Osis didasarkan pada teori meritokrasi atau memilih pemimpin berdasarkan prestasi dan kapabilitas.
“Setiap siswa yang dipandang layak memimpin, punya kapabilitas dan aksepatibilatas akan dipilih menjadi bagian penting dalam Osis,” kata Kamad saat memberi sambutan.
Menurut Kamad, kiprah dan perjuangan siswa dalam memajukan madrasah dianggap sebagai salah satu bentuk prestasi yang menjadikan siswa itu layak dijadikan pemimpin.
Kamad mengharapkan agar periode kepengurusan tahun ini dapat bekerja sesuai target yang telah dicanangkan dalam program kerja Osis. Selain itu, kerjasama antarpengurus juga diharapkan dapat lebih ditingkatkan.
Lebih lanjut Kamad mengungkapkan, semua pencapaian yang diupayakan siswa pada hakikatnya akan kembali pada diri siswa lagi. “Kesuksesan dapat diraih dengan usaha dan kerja keras. Semua itu kembalinya pada diri sendiri di masa yang akan datang. You are what you are,” ungkap Kamad.
Selain itu, Kamad juga mengulas soal peran Osis sebagai salah satu organisasi kesiswaan yang berperan sebagai wadah penggemblengan siswa menjadi pemimpin di masa depan “Lewat Osis, dan organisasi yang lain seperti pramuka, diharapkan menjadi wadah pembentuk karakter siswa dan tempat berlatih menjadi pemimpin di masyarakat,” kata Kamad. Menurut Kamad, hal itu sejalan dengan misi madrasah yang ingin memberikan pendidikan kepemimpinan kepada siswa. “Osis diharapkan dapat menjadi sarana berlatih untuk terus bergerak dan berbuat. Sebab, perjalanan kita masih jauh untuk mencapai kemajuan,” terang Kamad. “Jika diibaratkan, untuk menuju nilai sepuluh yang kita harapkan, kita baru mencapai nilai dua,” imbuhnya.
Kamad berpesan kepada seluruh siswa kelas XII yang sebentar lagi akan meninggalkan alamamaternya untuk tidak berhenti menuntut ilmu. “Kalau berhenti kuliah mungkin saja boleh. Yang tidak boleh berhenti adalah menuntut ilmu atau belajar,” kata Kamad. Kamad menjelaskan, menuntut ilmu dapat diperoleh dengan banyak cara. “Menonton acara televisi yang bermutu juga termasuk cara menambah ilmu pengetahuan,” terang kamad.
Kamad juga mewanti-wanti seluruh siswa agar terus berusaha menunjukkan identitasnya sebagai seorang pelajar muslim. “Jangan mengganggu madrasah dengan perilaku yang tidak baik. Sebaliknya, tunjukkan identitas sebagai seorang santri yang berwawasan modern,” harap Kamad kepada siswa. (Agus Ahmad Fadloli)