Troso, MAMHTROSO.com – Selama ini, setangan leher identik dengan tanda pengenal yang lumrah dipakai oleh pramuka putra saja. Namun, anggapan itu barangkali tidak bertahan lama setelah Kwartir Nasional Gerakan Pramuka mengesahkan peraturan baru mengenai tata cara berseragam bagi anggotanya.
Salah satu butir peraturan itu menyebutkan, anggota pramuka putri kini memakai setangan leher yang sama dengan anggota putra. Dengan kata lain, mereka tidak lagi menggunakan pita leher sebagai atribut pengenalnya.
Surat Keputusan Kwarnas nomor 174 tahun 2012 itu pertama kali dirilis ke publik pada April tahun ini, dan rencananya mulai diberlakukan secara efektif pada awal tahun 2014.
Walhasil, banyak gugus depan (gudep) di Indonesia yang nada-nadanya mulai menginstruksikan penggantian setangan leher bagi peserta didik putri. Salah satunya, seperti yang telah dilakukan Gudep MA Matholi’ul Huda Troso Jepara.
Dari pantauan MAMHTROSO.com, seluruh anggota pramuka putri di gudep itu terlihat sudah mengenakan hasduk – sebutan lain untuk atribut pramuka yang dikalungkan – dengan model setangan leher, Selasa (22/10/2013) pagi. Pemandangan ini terlihat unik lantaran menjadi hal yang pertama kali ada di Gudep MA MH Troso. Sekadar tahu, para anggota putri selama ini masih mengenakan hasduk model lama berupa pita leher saat berseragam pramuka, terutama setiap hari Selasa saat berlangsung proses belajar-mengajar.
Pengalaman kali pertama memakai hasduk baru ternyata membuat banyak siswi yang mengaku canggung. Hal itu bisa jadi disebabkan karena kesan hasduk segitiga yang terlanjur melekat diperuntukkan untuk pramuka putra. “Terus terang saat pertama kali pakai hasduk cowok, kesan yang muncul agak aneh dan kayak canggung begitu,”ungkap Ana Fitriya Citasari kepada MAMHTROSO.com.
Siswi kelas XII IPA-1 itu menambahkan, pemakaian hasduk baru itu juga masih terkesan asal-asalan. “Kalau dilihat, banyak teman-teman cewek yang belum tahu cara pemakaian yang benar. Ada yang digulung kecil, ada juga yang digulung besar, jadi belum bisa sama,” imbuhnya. Ana berharap kepada pihak gudep menyosialisasikan cara penggunaan yang benar. “Mungkin sebaiknya dilakukan simulasi pemakaian hasduk yang benar. Tempatnya bisa di halaman madrasah agar dapat diikuti oleh seluruh siswa, baik MTs maupun MA,” harapnya.
Meski sempat dianggap lucu, toh kebanyakan dari mereka kini bisa lebih nyaman dengan hasduk terbaru. “Mungkin karena masih awal-awan jadi terlihat ribet dan masih canggung. Tapi lama-lama kita jadi nyaman, sebab kini jilbab tidak lagi dimasukkan seperti dulu,” kata Imro’atul Khoiriyah, salah seorang siswi kelas XI IPA-1.
Banyak Perubahan di SK Terbaru
Selain mengatur tentang pemakaian hasduk, beberapa aturan baru juga ditetapkan dalam SK yang ditandatangani oleh Ketua Kwartir Nasional Azrul Azwar tersebut. Di antaranya, penggantian model baju bagi pramuka Siaga, terutama penambahan garis hitam tebal pada lengan dan saku.
Perubahan lainnya adalah penggantian model penutup kepala bagi pramuka penggalang, penegak, dan pandega putri dengan tutup kepala berbahan beludru. Sebelumnya, bahan pembuatan topi putri adalah dari anyaman bambu atau rotan. Selain itu, model baju pramuka penggalang kini disamakan. Lalu, penambahan saku timbul di kiri dan kanan celana khusus pramuka putra. (Agus Ahmad Fadloli)