Troso, MAMHTROSO.com – Sebuah hadits Nabi, “Seorang mukmin adalah cermin bagi saudara mukmin lainnya”, menjadi topik pertama yang diungkap Kepala MA Matholi’ul Huda Troso dalam ceramah kemadrasahan bertajuk Morning Briefing yang digelar di halaman madrasah, Selasa (08/01/2013) pagi.
Layaknya sebuah cermin, jelas Kamad, seorang mukmin bisa mengetahui kebaikan atau keburukannya dari pribadi mukmin yang lain. Lewat perumpamaan itu, Kamad ingin mengajak seluruh warga madrasah untuk mengukur diri masing-masing, sejauh mana perannya terhadap orang lain. “Kalau kita ibarat cermin, apakah kita ini menjadi cermin kebaikan, atau justru kita ini menjadi cermin kejelekan, cermin yang tidak pantas, dan lain sebagainya,” kata Kamad.
Hal itu sengaja diungkapkan Kamad sebagai bentuk keprihatinannya terhadap sikap warga madrasah yang cenderung menjadi cermin yang kurang baik. “Kebanyakan dari kita masih sering bergerak atas pertimbangan senang atau tidak senang, enak atau tidak enak. Padahal, apapun yang harus kita lakukan di sini muaranya nanti adalah kebaikan,” ungkap Kamad. Kebaikan yang dimaksudkannya tidak lain adalah suatu hal memiliki nilai kemaslahatan bagi orang lain.
Kamad berharap agar setiap warga madrasah memiliki sebuah tekad untuk menjadi inspirator kebaikan bagi yang lainnya. “Kita harapkan semuanya terus bergerak, berpikir, melakukan apa saja, tapi yang baik. Jadi seakan menjadi inspirasi bagi yang lainnya untuk mengikuti kebaikan seperti yang kita lakukan,” ujar Kamad. Jika bisa mengaktualisasikannya dalam kehidupan, bukan tidak mungkin mereka yang menjadi inspirator kebaikan akan panen pahala. “Kita ingat hadits nabi yang menyatakan bahwa seseorang yang memulai perbuatan baik, maka dia akan mendapatkan pahalanya dan pahala orang yang mencontoh perbuatan itu,” papar Kamad.
Seusai mengupas soal hakikat peran mukmin, Kamad kembali mengingatkan seluruh warga madrasah untuk dapat mengontrol interaksi lawan jenis yang tidak semuhrim. Menurutnya, perbuatan seperti itu bisa saja mengantarkan pada jurang kenistaan.
Kamad mencontohkan tentang peraturan larangan boncengan tidak semuhrim yang diterapkan di madrasah itu. “Sekali-dua kali mungkin masih aman-aman saja. Tetapi bisa saja suatu saat dapat ‘tersetrum’ juga. Kalau kita biarkan, lama-lama akan menjadi kebiasaan jelek yang dianggap biasa,” kata Kamad.
Meski demikian, lanjut Kamad, masih saja ada beberapa pihak yang mengomentari peraturan baru itu dengan sinis. “Ada saja orang yang berkomentar, ‘boncengan dengan teman sendiri tidak boleh’. Pada dasarnya bukan konservatif, tapi kita jaga-jaga, dan menghormati martabat perempuan,” kata Kamad.
Dalam kesempatan itu, Kamad juga menginformasikan beberapa kebijakan kemadrasahan yang baru. “Mulai kemarin, kita sudah memulai pembacaan surat Ar-Rahman. Untuk selanjutnya, kita gilir dengan surat Al-Waqiah dan Al-Mulk. Harapannya, kebiasaan ini akan menjadi trademark bagi anak-anak MTs-MA Troso,” ungkapnya.
Selain itu, ada pula perombakan kurikulum pada mata pelajaran Bahasa Inggris dan Arab. Sejak Sabtu lalu, pembelajaran dua mapel bahasa asing itu lebih ditekankan pada praktik berkomunikasi ungkapan sehari-hari. (aaf)