Lincah di Pencak Silat
Di balik penampilannya yang kalem dan pendiam, Rida Ustufrichah (15) ternyata punya hobi yang terbilang macho untuk seukuran gadis sepertinya. Putri pasangan Ridwan Setiawan dan Asfiya’in itu nyaris tidak pernah ketinggalan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pencak silat di sekolahnya.
Saat ini, ia tercatat sebagai anggota aktif Persaudaraan Pencak Silat (PPS) Kembang Setaman, dan telah merampungkan pemantapan sabuk merah, tingkatan ketiga dalam perguruan silat itu.
Minimal sekali dalam seminggu, ia berlatih untuk mematangkan teknik bela diri khas Melayu itu. Namun jika akan menghadapi kompetisi, porsi latihannya semakin diperketat. “Kalau latihan reguler biasanya seminggu sekali. Tapi kalau mau ikut lomba, latihan bisa jadi setiap hari,” kata Rida.
Rida mengaku, dirinya lebih banyak mendalami teknik jurus daripada bertarung. “Mungkin teknik seni jurus lebih klop dengan jiwa saya. Makanya saya lebih fokus pada jurus saja,” ungkap Rida. Meski hanya mengkhususkan pada teknik jurus, ia tidak serta-merta meninggalkan teknik yang lain. “Sebagai selingan, sesekali saya juga latihan sambung (bertarung-red) dengan teman seperguruan,” jelas Rida.
Soal prestasi, Rida terbilang memiliki catatan cukup moncer. Pada ajang Pekan Olahraga dan Seni Ma’arif (Porsema) tingkat Provinsi Jawa Tengah yang digelar 2011 lalu, gadis yang berdomisili di desa Pecangaan Kulon, Pecangaan itu pernah menyabet juara satu pada nomor Jurus Tunggal Wiraloka. Sebelumnya, ia berhasil meraih juara satu pada nomor serupa di tingkat Kabupaten Jepara.
Sejak lama, ia berusaha menepis anggapan pencak silat tabu bagi kaum hawa. “Sebenarnya, pencak silat bisa diikuti siapa saja, termasuk wanita seperti saya, sebab dengan belajar bela diri itu, kita secara tidak langsung telah ikut nguri-uri kebudayaan bangsa kita sendiri,” ujar Rida. Selain itu, lanjut Rida, silat menjadi alternatif baginya untuk menjaga kebugaran tubuh.
Karenanya, ia merasa senang saat melihat banyaknya anggota Kembang Setaman di cabang MAMH Troso. Terlebih, sebagian besar anggotanya adalah perempuan. “Itu artinya, pelan-pelan anggapan itu mulai hilang,” tutur Rida.
Juara Renang
Hidup di perkampungan tidak membuat Rida membungkam keinginannya menjadi seorang perenang. Bahkan untuk hobinya yang satu ini, ia sering merogoh kocek untuk menyewa tempat latihan.
Biasanya, Rida mengajak kedua adiknya berlatih renang di beberapa kolam renang terdekat dari tempat tinggalnya. “Biasaya saya bersama adik-adik latihan di kolam renang Shinta Pool atau Tiara,” jelas gadis pengagum berat juara dunia Michael Phelps ini.
Dari pengakuan, Rida awalnya banyak belajar berenang secara otodidak. “Latihan biasanya otodidak, belajar sambil lihat teknik orang lain,” jelas Rida. Namun setelah diberi kesempatan menjajal kemampuannya pada kejuaraan renang, ia lalu dilatih oleh beberapa pelatih.
Dengan modal kemauan keras, Rida menunjukkan kepada khalayak bahwa hasil latihannya selama ini tidak sia-sia. Terbukti, dirinya pernah meraih peringkat kedua pada kejuaraan renang Porseni tingkat Jepara, 2010 lalu. (aaf)