Troso, MAMHTROSO.com – Apa jadinya jika suatu lembaga pendidikan tidak mengedepankan keikhlasan dalam setiap langkah mewujudkan visi dan misinya? Tentu saja, lembaga tersebut tak layak disebut lembaga pendidikan, melainkan tak ubahnya proyek alias bisnis pendidikan.
Hal itu dikemukakan kepala MA Matholi’ul Huda Troso pada acara Morning Briefing yang digelar di halaman madrasah, kemarin (29/09/2012) pagi.
Di depan ribuan siswanya, pria yang kerap disapa Pak Nur itu mengaitkan prinsip keikhlasan dengan Panca Jiwa madrasah, “Itu mengapa, di madrasah kita keikhlasan menjadi prinsip utama dan selalu diutamakan,”
Kamad menyontohkan ada beberapa lembaga pendidikan yang akhirnya hidup segan mati tak mau lantaran hanya memikirkan profit belaka. “Sudah terlalu banyak contoh yang ada. Apa madrasah kita ingin seperti itu, yang dulunya madrasah ngisor pring (di bawah bambu – terletak di perkampungan – red.) sekarang tidak ada kabarnya? Na’udzubillah,” ujarnya.
Oleh karenanya, kamad menginginkan setiap warga madrasah terus berusaha meningkatkan sikap tulus dalam setiap aspek kehidupannya. “Kita tuntut (seluruh warga madrasah-red.) keikhlasannya,” ucap Kamad.
Lebih lanjut Kamad menjelaskan, sikap ketidakikhlasan yang kerap ditunjukkan siswa biasanya berupa ketidakpatuhannya terhadap peraturan yang ada di madrasah. Bahkan, seorang yang tidak mau mengerjakan tugas yang diberikan oleh gurunya – menurut Kamad – tergolong wujud sikap ketidakikhlasan dalam diri siswa.
Jika hal itu terjadi, lanjutnya, bukan tidak mungkin seorang siswa akan menjadi pengganggu di madrasah. “Anak-anak seperti itu seperti wereng (hama-red.), dan cepat atau lambat pasti akan terbuang dari madrasah ini,” tegasnya.
Tidak hanya berdampak buruk pada orang lain, jelas Kamad, ketidakikhlasan sebenarnya akan berimbas pada dirinya sendiri. “Rumus bagi orang yang tidak ikhlas: peteng pikire, sesek dadane, cekak umure, ora ono ganjarane, neraka panggonane (gelap hatinya, sesak dadanya, pendek umurnya, tidak berpahala, dan neraka tempatnya-red.),” ucap Kamad setengah berkelakar.
Lalu, bagaimana ‘rumus’ bagi orang yang menjunjung tinggi keikhlasan? “Hal itu berlaku sebaliknya bagi orang yang senantiasa ikhlas,” ucapnya.
Selain keikhlasan, sikap kesederhanaan, kemandirian, penolong dan ukhuwah islamiyah juga menjadi ‘jiwa’ bagi madrasah ini, sehingga kerap disebut sebagai Panca Jiwa. Menurut Kamad, Panca Jiwa merupakan pengejawantahan dari visi madrasah, yaitu Luhur Dalam Budi, Tinggi Dalam Prestasi.
Informasi Dinamika Kemadrasahan
Selain memberikan nasihat kepada siswanya, dalam kesempatan itu Kamad juga menyampaikan beberapa dimanika seputar kemadrasahan.
“Alhamdulillah, Sabtu depan (06/10/2012) kita akan kedatangan orang asing dari Italia,” kata Kamad disambut suara gemuruh siswa. Ya, dalam waktu dekat, seorang relawan pendidikan asal Italia, Lorenzo Cardi (23) bakal menyambangi madrasah ini. Pria bertinggi badan 182 cm tersebut bakal membantu proses pembelajaran di madrasah, khususnya yang berkaitan dengan bahasa asing. Lorenzo dijadwalkan bakal menemani kegiatan belajar siswa selama 9 bulan ke depan.
Pria kelahiran 18 September 23 tahun lalu ini mengikuti program volunteer yang dibesut Dejavato Foundation, sebuah organisasi nirlaba yang mengkhususkan diri pada kegiatan sosial-budaya, pendidikan, dan perdamaian internasional. (aaf)