Troso, MAMHTROSO.com – Jelang liburan Hari Raya Idul Adha 1433 H, Morning Briefing kembali digelar di MA Matholi’ul Huda Troso, kemarin (24/10/2012). Ribuan siswa dan guru berjubel di halaman madrasah sambil mendengarkan ceramah kemadrasahan yang disampaikan oleh Kepala MAMH Troso.
Dalam pidato yang berdurasi sekitar 30 menit itu, Kamad kembali menyoal tentang kesadaran warga madrasah terhadap keikhlasan yang terkadang masih dipandang sebelah mata.
Mengawali ceramahnya, Kamad menyentil sikap ketidaktulusan siswa dalam mematuhi peraturan dan tata tertib (pertatib) yang ditetapkan madrasah. Menurut Kamad, sikap tersebut mengindikasikan bahwa mereka masih setengah hati dalam mengikuti pertatib yang sejatinya dibuat untuk kebaikan bersama tersebut. Lantaran merasa ‘terkekang’ dengan adanya aturan itu, beberapa siswa nekat ‘keluar jalur’ dan bertindak semaunya sendiri, yang tidak jarang bertabrakan dengan norma yang ada. Jika sudah demikian, terang Kamad, maka dampaknya akan merembet ke hal lain. “Implikasinya panjang! Tidak hanya diri siswa itu yang kena, tetapi orang tuanya, gurunya, dan madrasahnya juga akan kena! Dosanya bertumpuk-tumpuk! Masa hidup kita hanya diisi dengan dosa dan dosa?” papar Kamad.
Untuk memperkuat pernyataannya, Kamad menukil hadis Nabi yang isinya menerangkan tentang salah satu dosa besar yang dilakukan oleh seseorang dengan melaknat orang tuanya. “Ada hadis nabi, ‘Termasuk dosa besar ketika ada seseorang menyakiti orang lain, dan orang yang disakiti itu akan mengungkit-ungkit orang tua orang yang telah menjelekkannya’, ini bentuk pelaknakatan terhadap orang tua, dan implikasinya panjang,” terangnya.
Oleh karenanya, Kamad mengajak seluruh warga madrasah untuk memahami setiap butir peraturan sehingga tidak akan menimbulkan beda penafsiran. “Kalau perlu, nanti guru-guru kami mohon untuk membacakan pertatib tersebut di depan siswa agar nantinya paham betul isi pertatib di sini, tidak setengah-setengah,” ucapnya.
Di samping itu, Kamad juga menyampaikan beberapa program kemadrasahan baru yang bakal dijalankan pekan depan. Program tersebut meliputi Khatmul Quran per siswa. Program tersebut akan mengganti program Khatmul Quran kolektif yang biasa digelar setiap hari Rabu. Tiap harinya, tutur Kamad, siswa diwajibkan membaca empat halaman Al-Quran di awal jam pelajaran. Setelah selesai, kegiatan tersebut dilanjutkan pada hari berikutnya. “Ini semua dalam rangka menciptakan semboyan baru bagi madrasah kita, yaitu ‘Tiada Hari Tanpa Al-Quran’,” terang Kamad.
Selain khatmul Quran, ada pula program hafalan surat-surat pendek seusai jam istirahat. “Itu artinya, tasrifan yang selama ini kita adakan tiga kali sehari, kita pangkas menjadi satu kali dalam sehari,” kata Kamad. Surat-surat yang dihafal, lanjutnya, diambil dari surat-surat populer dari al-Quran, meliputi QS Yasin, QS. Al-Mulk, QS Al-Waqi’ah, QS Ar-Rahman, dan beberapa surat dari Juz Amma.
Mendekati bulan Rabi’ul Awwal, program baca maulid juga akan kembali digalakkan. Program ini mengulang kesuksesan tahun lalu. Rencananya, kegiatan ini digelar di penghujung Proses Belajar Mengajar setiap hari Senin.
Di akhir acara, Kamad menginformasikan libur PBM menyambut hari Raya Idul Adha. “Kita mulai libur hari Kamis hingga Ahad, dan Senin kita masuk kembali,” pungkasnya. (aaf)