Troso, MAMHTROSO.com – Banyak orang yang menjagokan kelas XII IPA-1 menjadi juara dalam lomba dekorasi kelas yang bakal digelar di MA Matholi’ul Huda Troso dalam waktu dekat ini. Hal itu wajar-wajar saja. Sebab, kelas ini terlihat paling bagus dibandingkan dengan 13 kelas lainnya.
Saat ditemui MAMHTROSO.com pada Ahad (21/10/2012), beberapa responden menyatakan kelas program sains tersebut memang layak menang.
“Hiasannya dibuat sangat halus dan bersih, tidak seperti kelas-kelas lain yang terkesan dibuat asal-asalan,” ungkap Syahrul Gunawan, siswa MTs MH Troso yang pernah sesekali mengunjungi kelas level akhir itu. Syahrul bahkan sempat terheran-heran saat kali pertama mengunjungi kelas tersebut. “Sama-sama menggunakan styrofoam, tapi kalau yang di kelas ini kelihatannya seperti hidup,” terangnya.
Komentar senada juga dilontarkan oleh Ulin Nuha, siswa sekelas dengan Syahrul. Ulin mengaku yakin kalau kelas yang arsiteki oleh Miftahul Umam dkk tersebut bakal menjadi pemenangnya. “Kemungkinan besar nanti bisa jadi juara satu,” katanya.
Tidak hanya siswa saja yang mengatakan demikian. Sejumlah warga yang kerap bermain sepak bola di lingkungan kampus madrasah pada waktu sore hari itu pun ikut-ikutan menebak kelas mana yang bakal menjadi juara. Seperti yang dituturkan Busro Rokhim, salah seorang warga yang juga alumnus MAMH Troso. Sebelum bermain sepak bola dengan teman-temannya, alumnus angkatan 2009/2010 itu mengaku sering mengamati dekorasi di setiap kelas. “Dari sekian banyak kelas yang tak amati, hanya kelas ini (XII IPA-1) yang layak disebut kelas terbaik tahun ini,” jelas Busro.
Meski mendapatkan pujian dan dukungan dari banyak pihak, tim kreatif dari kelas yang dibina oleh Taufiqurrahman itu malah tidak pernah menargetkan juara pertama. “Yang penting buat dulu semampu kita, kalau menang-kalah, kan urusan juri. Jadi kami menunggu hasil penilaian juri saja,” terang Miftahul Umam, salah seorang arsitek kelas ini. Bersama kelima rekannya, Umam merumuskan ide. Sedangkan proses pembuatan dilakukan secara bersama-sama. Karyanya dibuat bergaya Doodle alias gambar sederhana.
Tema yang diangkat, tambah Umam, terinspirasi dari gambar sampul sebuah buku. “Setelah kita berembuk, akhirnya disetujui, dan kami beri nama The Kingdom of Birds,” kenangnya.
Kenapa harus The Kingdom of Birds? Umam menunturkan alasannya. “Seperti burung, kita sebentar lagi akan meninggalkan madrasah ini. Tetapi kami juga membuat sangkar yang berarti, meski kita akan meninggalkan madrasah, tapi suatu saat kita juga akan kembali dan tetap menjadi bagian dari madrasah ini,” terangnya.
Ya, buah karya Umam cs itu memang terlihat paling elegan dibandingkan kelas-kelas pesaingnya. setiap hiasan dibuat dengan cukup teliti dan rapi. Pembuatan karya dilakukan dalam empat proses. “Proses pertama yaitu kasaran, dilanjutkan penghalusan menggunakan amplas, pengecatan, dan terakhir pemasangan di dinding.” papar Umam.
Umam menambahkan, biaya yang dibutuhkan untuk mewujudkan kreasinya tersebut sudah menembus angka 300-an ribu rupiah dan memakan waktu sekitar satu setengah bulan. “Biaya kami peroleh dari iuran sepuluh ribu rupiah per siswa,” jelasnya.
Lantaran mengambil tema tentang kerajaan burung, hiasan yang ada kebanyakan dibentuk menyerupai burung “Ada raja, ada juga rakyat, seperti sebuah negara,” kata Umam. Agar lebih terkesan menyerupai diorama, Umam cs menambahkan pernik berupa pepohonan, dan juga sangkar burung.
Ditanya soal kesiapannya menghadapi penilaian lomba, Umam menuturkan, “Insyaallah kurang 5% lagi. Tinggal merapikan dan isi bank data,” (aaf)