Troso, MAMHTROSO.com – Madrasah Aliyah dan Madrasah Tsanawiyah Matholi’ul Huda Troso selenggarakan agenda rutinnya yaitu Upacara Pengibaran Bendera Merah Putih, Sabtu (7/10/2017) pagi ini.
Upacara pengibaran bendera ini dilaksanakan di halaman madrasah dengan diikuti oleh seluruh civitas akademika MA dan MTs. Matholi’ul Huda Troso. Total peserta yang mengikuti upacara pada hari ini ada sebanyak 1.300-an orang. Seluruh peserta berbaris membanjar rapi sesuai dengan kelasnya masing-masing. Mulai dari yang paling timur Kelas XII sampai ke barat Kelas VII.
Petugas Upacara yang dipimpin oleh Fajar Bagoes Ardyansyah (IX C) dapat menjalankan tugasnya dengan baik. Pasukan pengibar bendera yang dipimpin oleh Aulia Fitriani (IX C) juga dapat mengibarkan bendera Merah Putih dengan baik sampai di ujung tiang tepat iringan lagu Indonesia Raya.
Dra. Wafiroh, salah satu guru di MA Matholi’ul Huda Troso yang mengampu mata pelajaran Kimia kali ini berkesempatan menjadi Pembina Upacara. Beliau menyampaikan tentang 3 penyakit mental yang masih melanda siswa-siswi baik dari Madrasah Tsanawiyah maupun dari Madrasah Aliyah.
Pertama, KUDIS (Kurang Disiplin). Masih ada siswa yang kurang disiplin, mulai awal masuk kelas di pagi hari, ketika di dalam kelas mengikuti proses belajar mengajar, sampai ketika keluar kelas pulang ke rumah. Ketika pagi masih ada juga siswa yang terlambat, dan yang mengherankan siswa seperti ini tidak menunjukkan sikap bahwa dia terlambat. Cara jalannya yang glewar-glewer (lamban), tidak kemudian bergegas karena merasa terlambat. Begitu juga ketika setelah istirahat, ketika bel masuk berbunyi masih banyak siswa yang duduk-duduk di teras makan jajanannya. Padahal seharusnya ketika bel berbunyi siswa langsung bergegas masuk kelas dan siap untuk mengikuti proses belajar mengajar.
Kedua, KUBER (Kurang Bersih). Kelas terlihat bersih hanya ketika lomba 5 K. Padahal semestinya di dalam kelas dan di lingkungan madrasah selalu dijaga kebersihannya. Minimal membuang sampah seperti bungkus permen pada tempat sampah, tidak malah disimpan di laci meja. “Padahal kebersihan selalu diadakan sehari setidaknya 3 kali, yaitu pagi hari, setelah istirahat pertama, dan setelah istirahat kedua. Tetapi ketika menyapu selalu ada sampah ? Karena ternyata banyak siswa yang menggunakan laci meja menjadi lumbung sampah”, ungkap Dra. Wafiroh.
Ketiga, KURAP (Kurang Rapi). Terutama yang putra masih ada siswa yang cara berpakaiannya kurang rapi. Baju masuk dan terlihat ikat pinggangnya, tetapi ada beberapa siswa yang baju bagian belakangnya selalu keluar. Dengan alasan karena keluar sendiri, bajunya kekecilan, dll. Kalau baju sudah terasa kekecilan maka semestinya segera diganti yang sesuai ukurannya dan tidak mencari-cari alasan karena tidak rapi. (Syah)