Troso, MAMHTROSO.com – Madrasah Aliyah dan Madrasah Tsanawiyah Matholi’ul Huda Troso adakan upacara pengibaran bendera Merah Putih, Sabtu (14/10/2017) pagi ini. Upacara ini dimulai pada pukul 07.00 WIB sampai pukul 08.00 WIB. Dilaksanakan di halaman madrasah dengan diikuti setidaknya 1.300-an peserta upacara.
Muhammad Rizki Maulana Fatah (XII IPS-2) sebagai pemimpin upacara dapat bertugas dengan baik. Fiqi Saputro (XII IPA-3) dan Ahmad Thoha Mansyur (XII IPA-3) sebagai pasukan pengibar bendera dengan formasi 8 pasukan juga dapat menjalankan tugas dengan apik. Bendera dapat dikibarkan dengan gagah di tiang yang memiliki tinggi sekitar 12 meter.
Upacara pengibaran bendera di MA dan MTs. Matholi’ul Huda Troso ini selalu dilaksanakan pada Sabtu pagi. Karena setelah siswa libur pada hari Jum’at, pada hari Sabtunya dirasa lebih tepat melaksanakan upacara untuk mengawali dan membekali siswa untuk proses belajar mengajar selama satu minggu kedepan. Upacara ini tentu selain untuk mengenang perjuangan para pahlawan kemerdekaan, juga untuk menambah dan memupuk rasa cinta kepada tanah air siswa-siswi MA Matholi’ul Huda Troso. Selain itu juga untuk melatih disiplin siswa dalam bersikap ketika mengikuti upacara. Karena mereka harus mengikuti aba-aba dari pemimpin pasukan dan pemimpin upacara.
H. Ahmad Harisul Haq, Lc. pada pagi hari ini berkesempatan menjadi Pembina Upacara. Beliau menyampaikan amanatnya tentang akal yang dianugrahkan kepada manusia.
Ada 4 golongan siswa di MA atau MTs. Matholi’ul Huda Troso. Golongan pertama adalah siswa yang pintar, cerdas, dan juga memiliki akhlak yang baik. Golongan kedua, ada siswa yang tidak terlalu pintar tetapi berakhlak baik. Golongan ketiga, ada siswa yang pintar tetapi berakhlak buruk. Dan golongan keempat, siswa yang tidak terlalu pintar, dan berakhlak buruk.
Golongan pertama adalah yang menjadi cita-cita madrasah. Golongan kedua masih dimaklumi. Beliau menegaskan jangan sampai menjadi golongan ketiga dan keempat. Yang keduanya memiliki akhlak yang buruk. Akhlak bagi manusia adalah yang paling utama. “Manusia dibekali akal, itulah yang membedakan manusia dengan makhluk yang lainnya”, ungkap beliau.
Manusia yang dapat menggunakan akalnya dan berakhlak baik, itulah manusia yang kedudukannya lebih mulia dari makhluk lainnya. Tetapi manusia yang tidak bisa menggunakan akalnya dan berakhlak buruk, maka itulah keadaan manusia lebih hina dari makhluk yang lainnya.
“Sapi gila dengan manusia gila, pasti lebih memilih sapi gila. Kambing mendem dengan manusia mendem pasti kalian lebih memilik kambingnya. Artinya ketika manusia tidak menggunakan akalnya kedudukannya menjadi lebih rendah dari pada makhluk lainnya”, pungkasnya. (Syah)