Troso, MAMHTROSO.com – Sebanyak ratusan siswa dan guru MA Matholi’ul Huda Troso, pada Selasa (8/10/2013) lalu, berombongan datang ke tempat pemungutan suara untuk menggunakan hak pilihnya pada Pemilihan Petinggi (Pilpet) Desa Troso, Kecamatan Pecangaan, Kabupaten Jepara.
Nyoblos bareng keluarga besar MA MH Troso ini menjadi pemandangan yang cukup unik pada pesta demokrasi yang digelar di lapangan Ampel Indah Troso tersebut. Pasalnya, seluruh siswa yang mengikuti acara itu terlihat kompak dengan seragam pramuka berhasduk. Sementara sejumlah guru terlihat mengenakan pakaian seragam harian maupun batik.
Kegiatan ini bisa jadi merupakan salah satu cara madrasah memberikan pendidikan politik kepada warganya, terutama para siswa yang notabene baru terdaftar menjadi pemilih. Selain itu, nyoblos bareng juga diharapkan dapat menambah semarak hajatan 6 tahunan tersebut.
Dari pengamatan MAMHTROSO.com, rombongan bertolak menuju TPS sekitar pukul 10.30 WIB, sesaat setelah proses belajar-mengajar usai. Lantaran lokasi pencoblosan cukup jauh dari kampus madrasah, banyak dari mereka berangkat dengan mengendarai sepeda motor. Sisanya, memilih berjalan kaki.
Sesampainya di lokasi, mereka langsung berbaur dengan ribuan warga lain yang juga tengah menunggu giliran mencoblos. Antrean yang ada tidak berlangsung lama lantaran Panitia Pelaksana Pencalonan Pemilihan Petinggi (P5) Desa Troso sebelumnya telah menyiapkan lusinan bilik suara yang dapat dipakai bersamaan. Selain itu, panitia juga menyediakan sebanyak 30 meja pendaftaran untuk mengantisipasi antrean panjang.
Seusai nyoblos, sebagian besar siswa dan guru langsung pulang ke rumah. Namun, ada juga beberapa siswa yang tetap bertahan di lokasi pencoblosan. Bisa jadi, mereka ingin menyaksikan ingar-bingar warga yang penuh antusias menyambut Pilpet. Maklum saja. Selain dipenuhi warga yang hendak memilih petinggi, puluhan pedagang juga terlihat menggelar lapak menjajakan dagangannya di sekitar TPS.
Bagi sebagian siswa, acara nyoblos bareng ini menjadi pengalaman yang cukup berkesan. Fahmi Sahal, misalnya. “Saya baru pertama kali ikut nyoblos sungguhan. Rasanya berkesan banget. Apalagi tadi bareng teman-teman yang juga baru pertama nyoblos,” ujar siswa kelas XII IPA-1 itu kepada MAMHTROSO.com. “Biasanya, kita latihan nyoblos di madrasah pada pemilihan ketua Osis dan pradana pramuka,” imbuhnya.
Pilpet dengan Daftar Pemilih Terbanyak se-Kecamatan Pecangaan
Pada Pilpet Desa Troso tahun ini, tercatat sebanyak 14.838 warga yang terdaftar sebagai pemilih tetap (DPT), tediri dari 7.323 pemilih laki-laki dan 7.515 pemilih perempuan. Jumlah itu menempati urutan pertama pada Pilpet dengan daftar pemilih terbanyak se-Kecamatan Pecangaan.
Ketua P5 Desa Troso Ahmad Taufiq menjelaskan perbandingan jumlah daftar pemilih di desa Troso dengan desa lain. “Jumlah Pemilih bisa mencapai 3 sampai 4 kali dari desa lain. Sebagai perbandingan, desa Ngeling, misalnya. Di desa itu hanya ada sekitar 3.000-an daftar pemilih saja,” ungkapnya.
Bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya, lanjut Taufiq, jumlah DPT di Troso mengalami kenaikan yang cukup signifikan. “Pada Pilpet tahun sebelumnya, jumlahnya mencapai 13.000-an PDT,” imbuhnya.
Taufiq menilai, tingkat partisipasi warga pada Pilpet tahun ini terbilang cukup tinggi. “Sampai istirahat siang, setidaknya sudah ada 11.000-an warga yang menggunakan hak pilihnya. Jumlah itu dipastikan bertambah lantaran pemungutan suara masih dilanjutkan hingga pukul 14.00 WIB,” paparnya. Tingginya partisipasi warga, lanjut Taufiq, tidak terlepas dari semangat warga yang ingin mencari figur pengganti petinggi lama yang bakal berakhir masa jabatannya pada November ini. “Sosialisasi yang dilakukan teman-teman panitia beberapa bulan juga patut kita apresiasi,” imbuhnya.
Pada Pilpet kali ini, Abdul Basir akhirnya terpilih sebagai Petinggi Desa Troso untuk periode 2013-2019 setelah berhasil meraup 8.053 suara. Sedangkan calon petinggi incumbent Abdul Haris gagal menduduki jabatan petinggi untuk kali kedua lantaran hanya mendapatkan dukungan sebanyak 3.106 suara. Sementara itu, sebanyak 199 suara dinyatakan batal.
Basir sendiri merupakan salah seorang warga desa Troso yang memiliki latar belakang militer. Saat mendaulatkan diri sebagai calon petinggi Troso, Basir masih tercatat sebagai anggota TNI yang ditempatkan di Koramil Pecangaan. (Agus Ahmad Fadloli)