Kota Semarang, MAMHTROSO.com – Kontingen pramuka penegak perutusan Kwartir Cabang Jepara berhasil mengukir prestasi pada ajang Gladi Widya Cakra Adhi Birawa yang berlangsung mulai 19 sampai 23 September 2013 di Pusat Kegiatan Kepramukaan Candra Birawa Karanggeneng, Kota Semarang.
Dua sangga yang dikirim pada event tingkat Jawa Tengah itu berhasil meraih peringkat masing-masing sangga tergiat kedua putri, serta predikat sangga tergiat ketiga putra. Kedua sangga tersebut diwakili oleh 20 pramuka penegak yang berasal dari gugus depan MA Matholi’ul Huda Troso, Jepara.
Pada kegiatan tersebut, sangga putri yang dimotori oleh Imro’atul Latifah, Siti Khotijah, dan pramuka lain berhasil mengemas 29 poin dari sejumlah cabang lomba. Adapun sangga putra yang dipimpin Noor Arif berhasil mengumpulkan 26 poin.
Sementara itu, gelar juara umum diraih oleh Kwarcab Banyumas dengan perolehan 51 poin untuk sangga putra serta 41 poin untuk sangga putri.
Kendati hanya menempati posisi kedua dan ketiga, keberhasilan yang diraih pramuka Jepara itu disambut apresiatif oleh banyak pihak, termasuk Dewan Kerja Cabang (DKC) Jepara. “Menjadi juara tergiat kedua dan ketiga merupakan prestasi yang patut dibanggakan. Ini adalah prestasi yang luar biasa bagi Jepara,” ungkap Ketua DKC Jepara Muhammad Mustaqim kepada MAMHTROSO.com, kemarin (23/9/2013).
Mustaqim memaparkan, prestasi ini merupakan pencapaian tertinggi yang pernah diraih Kwarcab Jepara pada ajang GWCAB sejak pertama kali ambil bagian pada tahun 2008 lalu. “Pada keikutsertaan di Gladi Widya tahun 2008, Jepara masih belum bisa berbicara banyak karena masih minim pengalaman berlomba di level Jawa Tengah,” jelasnya. Berbekal dari pengalaman tahun 2008, lanjut Mustaqim, kontingen Jepara terlihat cukup mantap saat bertemu ratusan pramuka dari daerah lain.
Ketua DKC mengakui persiapan yang dilakukan kontingen Kwarcab Jepara terbilang pendek. Pasalnya, latihan intensif baru dimulai pada pertengahan bulan Agustus. “Kita terhitung baru latihan secara intensif baru setelah hari raya Idul Fitri atau kurang lebih satu bulan,” ungkapnya. “Durasi latihan yang lebih lama menjadi jawaban bagi kita untuk menjadi juara,” imbuhnya. Dirinya membandingkan persiapan kontingen Kwarcab Banyumas yang telah dimulai sejak bulan Mei. “Jika Banyumas bisa, kita pun bisa, asalkan dengan disiplin latihan dan semangat yang tinggi,” terangnya.
GWCAB merupakan event pramuka penegak yang digagas oleh Kwarda 11 Jateng dan diikuti oleh perutusan kwarcab seluruh Jateng. Pada perhelatan tahun ini, GWCAB diikuti oleh 31 utusan kwarcab dan diisi dengan aneka kegiatan prestasi.
Setiap cabang lomba pada kegiatan prestasi diperebutkan 27 poin dengan perincian 9 poin untuk juara pertama, 7 poin untuk juara kedua, 5 poin bagi peraih juara ketiga, 3 poin untuk juara harapan satu, 2 poin untuk juara harapan dua, dan satu poin untuk juara harapan tiga. Setiap kwarcab yang berhasil mengoleksi poin terbanyak ditetapkan sebagai juara umum.
Selain kegiatan prestasi, GWCAB juga dimeriahkan dengan kegiatan non-lomba, semisal api unggun, diskusi penegak, dinamika kelompok, hingga donor darah.
Kwarda Jateng Adakan Lintas Medan Ubaloka Bareng GWCAB
Bersamaan dengan pelaksanaan GWCAB, Kwarda Jateng juga menggelar lomba bertajuk Lintas Medan Ubaloka (LMU) yang diikuti oleh pramuka penegak dan pandega anggota Unit Bantuan Pertolongan Pramuka (Ubaloka) se-Jateng. Sayangnya, Kwarcab Jepara tidak mendelegasikan peserta pada kegiatan tersebut.
LMU digelar mulai 19 sampai 23 September 2013 di Puskepram Candra Birawa Kota Semarang. Awalnya, LMU adalah bagian dari kegiatan GWCAB. Namun lantaran ada perubahan sistem pelaksanaan GWCAB, LMU akhirnya tidak diikutsertakan sebagai lomba dalam GWCAB dan dijadikan kegiatan tersendiri.
LMU kali ini dibagi menjadi tiga kategori lomba, yaitu water rescue atau penyelamatan di perairan, mountain rescue atau penyelamatan di gunung atau daratan, dan first aid alias pertolongan pertama. (Agus Ahmad Fadloli)