Troso, MAMHTROSO.com – Ada yang wow pada pelaksanaan Morning Briefing yang digelar pada Selasa (11/12/2012) kemarin. Ya, relawan Lorenzo Cardi untuk kali pertama berbicara di depan ribuan warga madrasah dalam bahasa Indonesia. Ia menceritakan pengalamannya mengunjungi beberapa tempat wisata di Jawa Tengah yang dilakoninya selama hampir sepekan.
Dengan pelafalan kata yang masih terbata-bata, Lorenzo berusaha memutar otak untuk merangkai kosakata yang masih terbilang cukup asing baginya. Sesekali dia mencoba membuat joke untuk memancing tawa para pendengarnya.
Lorenzo berkisah, dirinya pertama kali mengunjungi dataran tinggi Dieng yang terletak di perbatasan Wonosobo-Banjarnegara. “Saya bersama teman saya sesama relawan, namanya Paolo, mengunjungi Dieng Plateau. Kami bertemu di Wonosobo dan bermalam dua hari di situ,” ungkap Lorenzo dalam bahasa Indonesia.
Selain menikmati hawa dingin di dataran tinggi Dieng, Lorenzo bersama rekannya sempat menikmati festival budaya yang diadakan penduduk setempat. “Ada tari gambyong, musik gamelan, dan semuanya sangat menarik,” komentarnya.
Selama di sana, dia mendapatkan sambutan hangat dari warga sekitar. “hampir setiap orang menawari saya, ‘ayo silakan mampir, kita makan bersama’. Hal itu membuat saya sangat senang,” ucapnya.
Sesudah menyaksikan atraksi budaya, Lorenzo melanjutkan perjalanan wisatanya mengunjungi candi Gedung Sanga, Di tempat wisata itu, Lorenzo sempat mendapatkan perlakuan kurang mengenakkan dari warga setempat. “Semuanya hanya memikirkan uang saja, saya diberi harga teh Rp 5 ribu, makan Rp 8 ribu, rambutan Rp 20 ribu,” kenangnya.
Objek wisata terakhir yang dikunjungi bersama Paolo adalah candi Prambanan.
Selama perjalanannya, Lorenzo mengaku belajar banyak kebudayaan Jawa. Dirinya bisa tahu sisi kehidupan masyarakat Jawa, khususnya penduduk di salah satu desa di Wonosobo. Selain itu, beberapa makanan khas juga sempat ia cicipi. “Ada mie ongklok, sate kelinci, dan semuanya enak,” ucap Lorenzo.
Meski tampil cukup singkat, Lorenzo sempat membuat kagum beberapa pendengarnya. Seperti yang diungkapkan Kamad seusai Lorenzo bercerita. Kamad memuji perkembangan kemampuan berberbahasa Indonesia yang semakin baik. “Lihat saja, Lorenzo yang baru 2 bulan saja sudah bisa ngomong dalam bahasa Indonesia cukup lancar. Sekarang giliran kalian, bisa tidak, ngomong bahasa Inggris lebih lancar lagi,” puji kamad kepada Lorenzo, sekaligus memotivasi siswanya agar lebih bersemangat berlatih berbahasa asing.
Kekaguman serupa juga diungkapkan Agus Waluyo, salah seorang siswa MAMH Troso. Dirinya salut pada kawan barunya yang sudah cukup mahir berbicara bahasa Indonesia. “Salut untuk om Lorenzo, ngomongnya sudah banyak kemajuan,” terang Waluyo. (aaf)