Troso, MAMHTROSO.com – MA Matholi’ul Huda Troso mempunyai cara baru untuk menarik gereget siswa agar mau membayarkan zakat fitrahnya melalui madrasah. Cara baru tersebut disampaikan Kepala MAMH Troso pada acara Morning Briefing yang digelar di halaman madrasah, pagi tadi (08/08/2012).
Dalam paparannya, pihak madrasah menjanjikan libur lebih awal jika siswa yang membayar zakat mencapai 80 persen dari keseluruhan siswa. “Liburmu bergantung zakatmu! Jika dalam 1 sampai 3 hari bisa mendapat 80 persen, maka libur mulai hari Ahad (12/08/2012),” paparnya. Namun bisa saja madrasah memundurkan waktu libur bila target tidak terpenuhi. “Bisa mundur sampai Kamis (16/08/2012) jika kurang dari itu,” terangnya.
Rupanya, trik ini terbilang cukup manjur. Dari data yang diperoleh, mayoritas siswa menyatakan siap membayarkan zakat fitrahnya dalam jangka waktu 1-3 hari. Maklum saja. Kebanyakan dari mereka menginginkan libur lebih cepat untuk menyambut Idul Fitri.
Menurut Kamad, kebijakan baru tersebut diambil untuk menyikapi minimnya partisipasi siswa pada agenda tahunan ini. Sebelumnya, jumlah siswa yang membayarkan zakat fitrahnya lewat madrasah tidak lebih dari 50 persen dari seluruh siswa yang ada di madrasah ini. Kamad berharap, tahun ini dapat terjadi peningkatan jumlah pembayar zakat fitrah di madrasah.
Lebih lanjut, hasil zakat yang terkumpul seluruhnya akan didistribusikan kepada yang berhak. “Tidak ada yang kita ambil untuk madrasah. Semuanya untuk masyarakat,” tegas Kamad.
Setiap tahun di bulan Ramadan, MA Matholi’ul Huda Troso nyaris tidak pernah absen menggelar pengumpulan zakat fitrah dari siswa. Penarikan dan pendistribusian zakat dilakukan oleh panitia bentukan Osis.
Menyinggung soal kedisiplinan, Kamad kembali mengingatkan seluruh siswa untuk terus berupaya menggembleng mentalitasnya agar menjadi pribadi yang berdisiplin tinggi dan bersemangat dalam menempuh pendidikan. “kami menginginkan anak-anak di sini jangan sampai bermental tempe, karena hambatan kecil, si anak tidak mau bersekolah,” ujarnya. Kamad menyontohkan beberapa orang yang sukses di masyarakat merupakan produk dari proses pendidikan yang di tempuh di masa muda. “Jadi, jangan sampai tidak sekolah!” tandasnya.
Untuk merealisasikan cita-cita tersebut, Kamad dan segenap elemen di madrasah berkomitmen untuk meminimalisasi jumlah siswa yang putus sekolah lantaran masalah sepele, semisal biaya. “Tahun ini tidak boleh ada anak yang keluar (putus sekolah-red), tapi kalau tambah siswa, itu harapan kami,” ungkapnya.
Morning Briefing dipungkasi dengan himbauan kepada seluruh siswa untuk meningkatkan kunjungan silaturahmi ke rumah guru saat Idul Fitri. (aaf)